Chereads / Thaumaturgy (INA) / Chapter 27 - THE FURIOUS SIBLING

Chapter 27 - THE FURIOUS SIBLING

Leith langsung berlari menuju rumah selepas mengunjungi balai kota yang penuh dengan pelindung sipil dan massa mengamuk.

"Bodoh! Bodoh! Sudah kubilang, kan? Jangan bilang aku tidak memperingatimu tahi kucing! Kenapa Alicia jadi bodoh? Apakah ini tanda-tanda kiamat?"

Ia terus mencaci maki kakaknya sembari bergerak pulang. Dia tidak mempedulikan bagaimana warga kota memandangnya bergumam penuh kalimat tak seronok. Semakin ia mengingat kembali berita mulut ke mulut mengenai kakakknya barusan, semakin amarahnya menggebu-gebu. Di saat dirinya masih mengomel, teriakan suara yang familiar menghampiri telinganya.

"Leith, tunggu!" Suara feminim yang ternyata adalah Nadine. Leith menoleh, melihatnya serta Gilmore yang kelihatannya meninggalkan orang tua mereka dan mengejarnya.

"Kalian kenapa lagi sih malah ngikutin aku?" omel Leith. "Pulang sana! 𝘛𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘣𝘢𝘣𝘪𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪!"

Gilmore melihat air wajah Leith yang sangat kesal bukan kepalang, membalasnya, "Whoa, tenanglah, sobat! Aku tahu kau kesa--"

"Kesal? Ya AKU KESAL! Aku tahu orang idiot itu senang bukan main ketika bisa sihir, tapi alamakjang noraknya! Tak pernahkah dia setidaknya memikirkan perbuatannya menyusahkan orang lain? Menyusahkan aku?"

Gilmore menegurnya, "Whoa, whoa, whoa, mulutmu, Anak Muda! tidak seharusnya kau berkata begitu ke kakamu!"

"Bah, diamlah! Kau siapa?" Leith semakin berapi-api. "Aku adiknya! Aku bisa mengata-ngatai kakakku sesuka hati! Terutama karena tindakan bodohnya main hakim sendiri di kantor sihir semalam, sekarang lihat imbasnya! Dia diculik oleh ninja Kagatse, lalu ditawan oleh orang Roma karena memiliki Arcane murni, dan yang terakhir, menyusahkan adiknya yang hanya ingin menikmati libur musim panasnya sebelum balik ke akademi!"

"Tunggu, apa maksudmu main hakim sendiri di kantor sihir?" tanya Nadine kebingungan.

"Oh, orang idiot itu tidak mengajak kalian? Hebat! Setidaknya dia tidak seidiot yang kukira," sarkas Leith. "John Philo yang tertangkap semalam? Itu ulahnya. Dia nyelonong ke kantor sihir untuk menyelamatkan John Philo sekaligus para tersangka. Dan sekarang para penyihir Trinketshore tahu, semua orang kota juga tahu. Persetan, bahkan penduduk asing dari benua timur pun tahu kalau kakakku jadi toko cinderamata Arcane berjalan!"

Setelah uneg-unegnya berhasil dikeluarkan, amarah sang adik perlahan surut. Ia menyandarkan dirinya ke tembok dengan tatapan sedikit putus asa. "Apa hanya karena aku ini lebih muda darinya, dia sama sekali tidak peduli ucapanku? Padahal aku juga yang mengajarinya dasar sihir dan sebagainya. Kalau mau mati, setidaknya jangan menyusahkan orang, dong."

"Oh, Leith," Nadine menepuk pundaknya, mencoba menghiburnya. "Kakakmu … memang sedikit korslet akhir-akhir ini. Tapi, kurasa alangkah lebih baik kita mencari cara dengan kepala lebih dingin, bukan begitu, Leith? Memaki kakakmu seperti itu tidak akan menyelamatkannya."

Gilmore juga ikut nimbrung. "Selamat datang di tim 'Jengkel Karena Alicia Keras Kepala', Kawan."

"Kau tidak salah," jawab Leith. "Aku terlalu khawatir. Aku tidak bisa membayangkan dirinya di luar sana menjadi mangsa para penyihir licik sana. Apalagi keluargaku."

"Keluargamu? Kenapa lagi dengan keluargamu" tanya Gilmore.

Leith, mau tidak mau membeberkan curhatan lagi. "Aku dan papa ditugaskan mencari Arcane murni di sini, berdasarkan jurnal mama. Apesnya, kakakku menemukannya duluan. Kalau sampai mereka tahu anggota keluarga Crimsone buangan pemiliknya … Entahlah, aku tidak bisa membayangkannya lagi."

Leith beranjak dari tembok dan langkah kaki cepatnya mulai terdengar lagi.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?" sahut Nadine kepada Leith.

"Apa lagi? Tentu saja aku harus ke Eidyn dan melaporkan langsung ke papa. Semoga saja papa bisa kepikiran sesuatu untuk mengeluarkan Alicia seaman dan secepat mungkin."

Nadine dan Gilmore langsung memantapkan niat baru mereka. "Kalau begitu, biarkan kami ikut!"

Leith terheran. "Apa? Kalian bukannya punya keluarga yang harus diurus? Bagaimana kalian akan meminta izin ke orang tua kalian, apalagi setelah insiden barusan?"

"Alicia itu sahabat kami," jawab Gilmore dengan penuh tekad. "Bagaimanapun, kitalah yang menjerumuskan dia kepada Orb, sehingga berujung kejadian seperti ini. Jangan pedulikan orang tua kami. Itu soal gampang."

Nadine mengutarakan persetujuannya terhadap pernyataan si cowok bertubuh besar.

Setelah merenung beberapa saat, Leith menghela napas lalu menyatakan persetujuannya. "Ya sudah, terserah. Kereta selanjutnya menuju Eidyn satu jam lagi. Aku tunggu kalian di stasiun. Jika terlambat, kalian langsung kutinggal!" []