Chereads / Thaumaturgy (INA) / Chapter 14 - HOUSE CRIMSONMANE

Chapter 14 - HOUSE CRIMSONMANE

Di sebuah villa besar yang agak terisolasi dari hiruk pikuk kota Eidyn, jejeran kereta mesin sudah terparkir di halaman villa yang begitu luas. Sekumpulan orang—sebagian besar dari mereka memiliki rambut dan mata merah padam—melangkah menuju kemewahan duniawi berupa istana satu per satu.

Semakin ke dalam, tampaklah para anggota keluarga Crimsonmane sedang mengadakan pesta makan malam. Leith dan ayahnya Donar, juga menghadiri acara keluarga tersebut. Sembari menjamu diri dengan hidangan yang mewah dan meriah, setiap dari mereka saling mengutarakan pembicaraan serta canda ria. Donar yang sedang menikmati jamuan sambil bercakap-cakap dengan para pria dan wanita dewasa mengenai pemerintahan, politik, hal-hal rumit membosankan lainnya yang tidak dipedulikan oleh pemuda akil balig seperti Leith. Dia lebih memilih berbaur dengan pemuda lainnya yang membicarakan imaji anak remaja. Tak jarang mereka juga bermain mata dan menggoda para gadis yang hadir disana, agak absurd mengingat mereka sama-sama anggota keluarga Crimsonmane. Bagaimanapun, seluruh isi rumah membiarkan para lelaki mendapatkan kesenangan mereka.

Selagi para kerabat asik bersosialisasi, salah satu dari mereka mengetukkan gelas kaca dengan sendoknya, meminta perhatian dari pada anggota yang lain. Suasana yang meriah itu berubah menyadi senyap dalam sekejap. Semua yang berada di sana tahu betul arti isyarat tersebut. Mereka yang duduk beranjak dari kursinya, satu per satu berjalan membentuk barisan, menuju muka pintu mengarah ke lantai bawah tanah, mengambil jubah kirmizi bertudung lancip di sebelah pintu sebelum menuruni tangga menuju lorong sempit.

"Serius, mengapa tidak langsung masuk ruangan saja tanpa harus ambil jubah segala, sih? Ini membuatku seperti anggota kultis kuno," gumam Leith yang merasa aneh mengenakan jubah kolot seperti perkumpulan rahasia kutu buku aneh.

"Shhh!" bisik orang yang mendengar gumamannya dari depan, yang ternyata adalah ayahnya.

Lorong-lorong yang ditapaki mereka remang, hanya ditemani oleh penerang hijau mint berbentuk obor yang terpasang pada kiri dan kanan lorong. Setelah sekian langkah, sampailah mereka di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan berbagai macam buku, artefak sihir, dan hal-hal misterius lainnya. Ruangan ini merupakan gudang pengetahuan keluarga, yang juga digunakan untuk mengadakan musyawarah terkait persoalan atau permasalahan klan Crimsonmane. Langit-langit ruangan berbentuk kubah lingkaran, dengan mural kumpulan penyihir berjubah sama dengan mereka dan seekor kuda kekar merah padam dengan mata api membara berpose mezair di belakangnya. Di ujung depan ruangan ternyata terdapat set mini bar. Di ujung kanan terdapat beberapa buah sofa empuk, meja biliar, serta kumpulan permainan papan tersusun rapi di lemari. Selain tempat belajar dan berorasi, anak-anak elit Crimsonmane memanfaatkan aula ini sebagai tempat rekreasi mereka.

Mereka berkumpul di tengah-tengah ruangan yang luas itu, dan mengambil tempat duduk di meja konfrensi lonjong panjang yang memuat tiga puluh orang. Sebagian yang tidak mendapat tempat duduk berdiri atau duduk di sofa terdekat yang bisa mereka raih. Mereka semua membuka tudung mereka. Salah seorang yang lanjut umurnya—sepertinya merupakan patriark dari semua anggota keluarga Crimsonmane, Alasdair namanya—membuka rapat tersebut dengan mendengungkan motto keluarga Crimsonmane dalam bahasa Roma.

"Nos sunt in igne ferrum divinae!"

"Ut silentium divina perducat, ut per stampedes!" balas anggota Crimsonmane lainnya.

"Anak-anakku! Saudara-saudaraku! Aku mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada seluruh anggota keluarga Crimsonmane, yang menyanggupi undangan kami yang mendadak ini."

Setelah jeda singkat, Alasdair melanjutkan pidatonya. "Keluarga Crimsonmane! Aku memanggil kalian karena tidak lama ini, kami tidak sengaja menemukan sebuah jurnal, bukan dari gudang pengetahuan kita, tapi dari markas pusat Magisterium Tanah Sihir di langit Camelot."

Seseorang datang memberikan jurnal tersebut kepada Alasdair. "Lalu apa yang membuat jurnal ini penting?" Salah satu pria berumur 30-an bernama Ulysses Crimsonmane, bertanya kepada Alasdair yang duduh tidak jauh darinya.

"Jurnal ini"—sambil mengangkat jurnal tersebut—"Bukan merupakan jurnal biasa. Kami tidak mencurinya dari arsip Magisterium, kami menemukan ini ketika pihak dari Magisterium sendiri memberikan sisa-sisa peninggalan salah satu anggota terhormatnya kepada kami."

Salah satu anggota terhormat Magisterium. Siapa kira-kira orang tersebut? Seberapa signifikan orang terhormat Magisterium itu sampai-sampai sang tetua keluarga mengganggu kesibukan orang lain? Cukup signifikan sampai semua mata dewasa di ruangan mulai tertuju pada sosok Donar Crimsonmane yang masih memasang muka tenang datar. Berbeda dengan Leith yang berdiri di kawasan tempat bersantai merasa terganggu karena dilirik oleh kerabat sebayanya.

𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢? 𝘋𝘶𝘩, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵 𝘱𝘢𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘪 𝘬𝘶𝘵𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘶 𝘪𝘵𝘶!

"Jurnal ini merupakan milik dari kerabat, anak, saudari, istri kita yang kita cintai, Ailsa Crimsonmane."

Beberapa mata masih memandang Donar, beberapa mulai berkata-kata dalam bisik, Donar tetap dengan wajah remehnya.

"Jika saya boleh bertanya, Ayahanda," kata Donar yang mulai mengeluarkan suara. "Apa hubungan Ailsa dengan jurnal yang beliau buat? Aku asumsikan ada sesuatu di dalam jurnal tersebut yang mungkin berdampak pada nasib keluarga kita, sampai-sampai Ayahanda memanggil kami kesini."

"Tepat sekali, seperti yang diharapkan menantu yang cerdas sepertimu!" sahut Alasdair dengan pujiannya. "Seperti yang engkau katakan, jurnal ini memang memiliki sesuatu yang dapat memberikan pengaruh pada keberadaan keluarga Crimsonmane. Jurnal ini lebih seperti sebuah jurnal perjalanan sekaligus pemecahan teka-teki. Dari yang kami pelajari, Ailsa sepertinya sedang meneliti beberapa kodeks peradaban Camelot kuno yang ditemukan di sudut-sudut benua Europa, yang kemudian mengarah ke kampung halamanmu, Trinketshore."

Semua anggota keluarga mulai memperhatikan perkataan Alasdair secara seksama. Sang patriark melanjutkan lagi, "Mungkin itu alasan kalian akhirnya pindah ke Trinketshore? Ailsa menunjukan petunjuk di kota kecil itu, dan menyematkan tempat tersebut sebagai lokasi yang penting. Hal terakhir yang Ailsa sebutkan dalam bukunya adalah bahwa beliau sedang menginvestigasi pemakaman Languoreth dan situs-situs kuno lainnya di sana untuk memecahkan teka-teki yang katanya akan membuka sebuah jalan menuju suatu hal yang sangat istimewa. Saking istimewanya para penyihir Camelot atau bahkan seluruh Europa rela membunuh satu sama lain untuk memperolehnya."

"Apa maksud Ayahanda?" tanya Donar yang mukanya berganti menjadi wajah penasaran, diikuti oleh kerabatnya yang lain.

Alasdair mengungkapkan hal yang istimewa tersebut, katanya, "Di kota kecil Trinketshore tersembunyi sumber Arcane murni, sedang menunggu untuk ditemukan."

Kehebohan menggelegar ke seluruh pelosok ruangan. Siapa sangka, kota kecil nan terlupakan tersebut tersimpan sumber kekuatan sihir terkuat yang sangat, sangat langka. Suasana rapat berubah menjadi riuh pasar.

Ulysses meragukan keshahian jurnal tersebut mencoba menentangnya. "Tidak, tidak, tidak, apakah Ayahanda serius? Apakah Ayahanda langsung percaya saja sama isi jurnal tersebut? Aku tidak bermaksud menyinggung, tetapi mungkin dengan segala perseteruannya dengan keluarga kita, dan segala tekanan dari segala 𝘢𝘳𝘢𝘩," Ulysses melirik Donar sesaat, "Mungkin saja pikirannya, kau tahu, tidak waras, sehingga—"

Ruangan pertemuan kembali gempar mendengar Ulysses yang jelas-jelas menyinggung Ailsa. Anggota keluarga yang lain mulai menyela Ulysses, sedangkan yang lain membelanya. Keluarga Crimsonmane mulai terpecah menjadi dua pihak dan saling berseteru, sedangkan Donar terlihat biasa saja, entah sudah berapa banyak kitab filsafat stoa yang dia baca, bisa-bisa mempertahankan keadaan damai di pikirannya.

"Hei, kau tidak seharusnya menghina saudari mu sendiri seperti itu," tegur salah seorang Crimsonmane.

Ulysses yang kesalnya pembicarannya dipotong membalas balik "Kau! Tidak bisakah kau diam! Aku sedang berbicara kepada Ayahanda!" Dan begitulah seterusnya mereka beradu mulut semata-mata karena sesosok wanita di keluarga tersebut.

Melihat situasi yang mulai tak terkendali, Alasdair menepukan tangannya ke meja. Tepukannya menimbulkan suara yang sangat mirip gemuruh ledakan, cukup untuk membuat mereka mematung seketika. Alasdair menampilkan matanya yang melotot sebagai peringatan, sebelum ia menutup matanya dan membuang napas. "Silahkan lanjutkan, Ulysses."

"Aku hanya bilang, Ailsa memang suka memiliki imajinasi liar sejak kecil, sudah sering dirinya suka mengarang sesuatu hal. Ini tak adanya bedanya dengan sekarang, dia mengalami tekanan dan stres dari kondisi keluarganya, sehingga dia mencari pelarian dengan pindah ke Trinketshore dan berpura-pura menjadi seorang pemburu harta karun yang mengelilingi dataran Europa lalu kembali ke Trinketshore agar seolah-olah dia mendapatkan '𝘫𝘢𝘤𝘬𝘱𝘰𝘵!', membuat penasaran kerabat yang lain."

Mereka yang masih menaruh rasa hormat ke Ailsa menunjutkkan rasa enggan akan perkataan Ulysses, seolah-olah mengatakan wanita tersebut memiliki masalah kejiwaan. Bahkan Donar mulai menunjukan muka serius kepadanya, mengetahui apa yang dikatakannya mulai kelewatan.

"Dia mungkin seorang penyihir terbaik dalam silsilah keluarga Crimsonmane selama berabad-abad," lanjutnya lagi. "Tapi hanya dia seorang penyihir hebat bukan berarti dia berhak mendapatkan titel seorang arkeolog profesional. Aku yakin kalau dia bertindak sendiri dan tidak memberitahukan apapun ke Magisterium, karena dia tahu orang-orang akan menganggapnya gila, karena, ayolah! Ini Arcane murni yang dia bicarakan! Tidak ada sumber arcane murni di belahan bumi manapun selain di daerah Kekaisaran Roma Abadi! Dia hanya mencari pelarian atas dirinya sendiri."

"Trinketshore. Hmmph," ungkap Florence, istri Ulysses yang duduk di sebelahnya yang memasang wajah sinis. "Mungkin dia tidak gila. Mungkin saja dia sedang membuat sebuah dongeng berkedok fiksi. Ini uraianku yang masuk akal: Dia sedang menceritakan perjalanannya mengelilingi dunia untuk mencari sebuah berkat Arcane murni, dan akhirnya menemukannya di Trinketshore, yang mana Arcane murni adalah kiasan untuk salah satu 'buah hati' yang tidak kelihatan batang hidupnya di ruangan ini, dan jurnal itu akan diberikan sebagai hadiah ulang tahun! Ngomong-ngomong di mana anak itu sekarang?" Dengan nada lirih Florence melemparkan sarkasme kepada Donar. "Sungguh keluarga idaman, selalu meninggalkann anak istimewanya di Trinketshore seorang diri!"

Seluruh hadirin yang ribut karena konflik kini kembali berkata-kata, tapi dalam kebingungan. Leith dalam kegeraman menahan amarah karena telah dinasehati oleh ayahnya. Jika saja tidak ada yang menasehatinya, tante Florence pasti sudah ditemukan di gang kota Eidyn dengan kepalanya yang hancur penuh lubang karena ditembak sihir.

"Aku pikir kalian mengundang kami kesini bukan untuk membahas Alicia," jawab Donar, masih dengan muka seriusnya. Meski demikian dia masih berusaha tetap tenang.

"Aku memang tidak mengundangmu untuk membahas anakmu. Kita telah berbuat janji kepada keluarga Donar, dan sekali lagi kalian melontarkan kata-kata tak pantas di pertemuan ini, aku secara pribadi tak segan-segan akan menggorok leher kalian!" ancam Alisdair sambil menunjuk kepada kedua pasangan tersebut.

Ultimatum sang patriark berhasil membungkam Ulysses dan istrinya, menggigit lidah mereka karena dipermalukan oleh partriark Crimsonmane sendiri di depan seluruh kerabat yang lain.

"Ailsa memang punya jalan berpikir yang tidak ortodoks, tapi harus diakui justru itulah yang membuatnya menonjol dibandingkan Crimsonmane yang lain. Dia berhasil memecahkan banyak kasus penyalahgunaan sihir tersulit sekalipun, dan jurnal ini ...," Alasdair menghempaskan ke meja. "Mungkin jurnal ini memang terkesan seperti tulisan yang dibuat-buat oleh orang tak waras, tapi itu hanya salah satu dari sekian kemungkinan. Kemungkinan lainnya, dia mungkin benar-benar menuntun kita ke sumber berkat maha dasyhat!"

Salah seorang wanita lainnya bernama Penelope bertanya kepada Alasdair, "Apakah jurnal ini mungkin ada hubungannya dengan … menghilangnya beliau?"

Semua isi ruangan terdiam. Alasdair mendesah, ekspresinya sedikit terpukul. Dengan segala konflik yang dialami oleh keluarga kecil Ailsa dengan seluruh keluarga Crimsonmane, Ailsa adalah salah satu kebangaan keluarga, dan mungkin bagi Alasdair, anak yang sangat dia kasihi, walaupun putrinya memutuskan untuk membangkang kepada sang patriark. Donar dan Leith yang dibelakang mungkin berperasaan sama.

"Kecil kemungkinannya demikian, mengingat catatan terakhirnya menyebutkan bahwa keberadaan arcane murni berada di Trinketshore, sedangkan Ailsa menghilang dalam 'ekspedisi' ke dunia lain," jawab Alasdair.

"Apa yang kau inginkan dengan kekuatan itu jika kita mendapatkannya?" tanya Donar.

"Kestabilan Tanah Caledonia, pertahanan Kerajaan Camelot, dan mempertegas posisi keluarga Crimsonmane," jawab Alasdair. "Kita sedang hidup di dalam era konflik di seluruh penjuru dunia. Bayangkan dengan adanya sumber Arcane yang baru kita tidak perlu lagi bergantung kepada Kekaisaran Roma Abadi. Kita bisa memperkuat kekuatan militer Caledonia, dan lebih baik lagi, orang-orang akan mulai bergantung kepada kita. Kita dapat dengan mudah mengambil alih instansi-instansi penting pemerintahan. Tidak ada yang bisa menghentikan kita, Donar, bahkan keluarga penyihir rival yang selama ini ingin menyingkirkan kita. Mereka yang akan kita hancurkan terlebih dahulu! Kita bisa membangun Caledonia yang lebih baik, Camelot bisa menjadi negara adidaya!"

Seisi ruangan penuh Crimsonmane menunjukkan gairah membara. Memegang sumber kekuatan terbesar tentu saja dapat memberikan pengaruh politik secara signifikan dan menaikan status keluarga Crimsonmane dalam pemerintahan. Itu artinya mereka dapat melancarkan kepentingan serta agenda mereka sendiri di dalam campur tangan politis negeri Caledonia, dan Kerajaan Camelot secara keseluruhan.

"Maka dari itu, Donar," Alisdair melanjutkan pembicaraannya. "Aku memintamu untuk kembali melanjutkan penelitian istrimu di Trinketshore, carilah surat-surat, jurnal-jurnal dan penemuan lainnya yang mungkin tersimpan di rumahmu dan berkaitan dengan jurnal ini. Lakukan apapun yang perlu di lakukan untuk menemukan sumber kekuatan tersebut!"

"Ayahanda langsung mempercayakan mandat itu kepadaku? Aku adalah anggota perlemen, apa yang membuatmu yakin kalau aku akan melakukan ini untuk kepentingan Crimsonmane, bukan untuk kepentingan pemerintahan Caledonia, atau lebih buruk, kepentinganku sendiri?"

"Kepentingan Caledonia, adalah kepentingan Crimsonmane, begitu pula dengan kepentingan pribadimu." Kata Alasdair. "Ada alasan mengapa Ailsa memilihmu untuk menjadi belahan jiwanya. Bukan hanya sebatas perasaan cinta mendalam. Engkau yang awalnya seorang penyihir asing dari keluarga biasa menunjukan ketertarikan yang besar untuk bergabung dan mengabdi kepada keluarga Crimsonmane yang agung. Jika Ailsa bisa mempercayakanmu untuk menyandang nama Crimsonmane, maka aku pun harus mempercayai engkau bahwa engkau akan mengutamakan keluarga di atas segalanya."

Donar berpikir sesaat. Melihat Alasdair, dirinya lalu berdiri, menyanggupi tugasnya secara mantap, katanya, "Aku! Donar Crimsonmane! Akulah sang kuda api Ilahi!"

Alasdair membentang tangannya dengan senyuman lembut, mengajak anggota keluarga yang lain untuk menanggapi pernyataan Donar secara serentak "Semoga Kesunyian Ilahi mendatangkan keteraturan melalui derapan kaki engkau!" []