Chereads / Thaumaturgy (INA) / Chapter 13 - THE FIRST TRIAL

Chapter 13 - THE FIRST TRIAL

Ketiga serangkai melihat dari jauh bagaimana para pelindung sipil dan penyihir dengan mudahnya dibantai oleh Caleb Dune. Apa yang ditakutkan Alicia telah tiba. Para penyihir Trinketshore tiada tandingannya dengan sang pemilik sihir hitam.

"Nadine, apakah penyihir lain akan tiba membantu mereka?" tanya Alicia.

Gugup, Nadine membalas, "Alicia, merekalah satu-satunya unit di Trinketshore."

Kata-kata Nadine mengisyaratkan bahwa tidak akan ada penyihir lain yang datang membantu mereka. Pelindung sipil? Percuma saja. Ditembak ratusan peluru saja tidak mempan, apalah gunanya mendatangkan lebih banyak korban? Toh di kota sekecil Trinketshore, pelindung sipil yang bertugas dalam operasi tersebut lebih dari setengah jumlahnya dari total keseluruhan.

Para pejalan kaki yang menonton pertunjukkan tersebut mengurungkan niatnya untuk duduk di tempat dan lari kocar-kacir. Kini hanya tiga hadirin tersisa di balik gang, dan mereka juga bersiap untuk kabur.

Kecuali mereka tahu kalau Alicia tidak akan ikut bersama mereka.

"Kita harus pergi dari sini," ujar Nadine. Gilmore tidak bisa berkata-kata lagi, hanya mengangguk dengan usulan Nadine.

"Pergi kemana?" Alicia membalas pernyataan Nadine dengan pertanyaan.

Gerah menyambangi Nadine saat mendengar pertanyaan bodoh itu. Bukannya bersiap untuk berlari sejauh mungkin, gadis berkacamata itu malah akan memulai debat lainnya.

"Apa maksudmu pergi kemana?"

"Kamu tahu maksudku. Jika tidak ada yang menghentikan dia sekarang, mantra pelindung rumahku pun tidak akan bisa melindungi kita dari sihirnya yang jahat itu!"

"Lantas kamu mau bagaimana?" jawab Nadine yang mencoba menahan kesabarannya. "Kamu ingin menghadapi mahluk itu?"

Alicia memanggil Orb keluar dari ranselnya. Alicia lalu menatap keras Orb, berharap ia dapat memberikan jawaban kepada Alicia. Bola tersebut hanya mengeluarkan bunyi-bunyi yang hanya Alicia yang tahu maksudnya. Tercengang sang gadis begitu mendengarkan respon Orb, menekan kepalanya yang semakin pusing. Keringat dingin semakin bercucuran. Dia tahu bahwa hanya dia pemilik sihir yang tersisa, yang mungkin punya kesempatan untuk menghadapi Caleb Dune. Namun, dia juga sangat ketakutan, tak sempat terpikirkan kalau di tangannya terdapat Orb yang kekuatannya dapat membuat sang gadis terkubur hidup-hidup. Tapi, jika tidak ada yang menghentikan pecandu dalam waktu dekat, tidak butuh waktu satu malam bagi si penyihir hitam untuk meluluh lantahkan kota, lalu membangun sebuah tirani mini dan menyandera semua penduduk.

"Apa katanya?" tanya Gilmore.

"Tidak ada yang datang menolong. Aku harus melawannya."

Nadine semakin tidak percaya akan bisikan Orb. "Tidak. Orb, kau jangan mengada-ngada. Dia tidak pernah bertarung sebelumnya. Kau ingin membunuhnya?"

Orb membalasnya tajam. "Katanya dia bisa mengalahkan orang jahat itu," sahut Alicia.

"Dia bisa mengalahkannya, Alicia tidak bisa! Alicia, apa kamu benar-benar bakal percaya saja perkataanya?"

Gilmore memberikan usul, "Alicia, aku akan menelpon papamu, untuk kembali dan membawa bala bantuanโ€”"

"Bodoh! Kau lupa telcomm kita semua rusak total saat kejadian di kuburan kemarin?" jawab Nadine.

"Ahh keparat aku lupa! Alicia belum mengganti telecomm kitaโ€”"

"AH TERKUTUK! BODOH AMAT!" Alicia langsung melaju keluar dari persembunyian.

"HEI!" teriak Nadine melihat Alicia yang berlari ke arah penyihir hitam. Nadine menarik lengan Gilmore dan menyusul sang gadis.

Caleb duduk diatas tubuh Taylor saat tangannya mulai mengeluarkan energi mentah ungu pekat seperti sebelumnya. Dia tidak bermaksud untuk menembakkan energi itu langsung di depan muka pria paruh baya tersebut. Dia ingin memaksanya menelan energi ke dalam mulutnya, lalu melihatnya meronta sementara organ dalamnya terbakar dan membusuk sebagai kematian yang pelan lagi menyakitkan.

Caleb sudah menahan mulut Taylor agar tetap terbuka. Tiba-tiba bola bercahaya meluncur, menghantam muka depan Caleb Dune lalu berbalik arah dan menghajar tengkuknya! Caleb terjerumus ke depan. Bola tersebut kembali ke seseorang yang diduga penggunanya dengan gerakan melingkar, lalu melaju lagi guna menghantam dagunya keras-keras. Serangan mendadak tersebut mengakibatkan Caleb salto ke belakang seperti habis dihantam tinjuan uppercut. Alicia, melalui Orb berhasil mencegah Caleb untuk menghasilkan kematian mengerikan lainnya, walaupun perempuan tersebut hanya berdiri melongo sambil gemetaran.

Nadine dan Gilmore berinsiatif menggeser Taylor yang pingsan karena syok, menjauh ke belakang kereta yang terbalik.

Caleb pingsan, namun tidak untuk waktu yang lama. Mata lebarnya langsung terbuka lebar diikuti pijaran ungu silau. Secara ajaib, dia langsung berdiri tanpa ancang-ancang, mengakibatkan Alicia terperangah dan terjatuh! Mata mendelik perempuan tersebut menatap wajah Caleb yang hampir tidak menyerupai manusia, melainkan mirip mayat. Giginya bergetakan, tubuhnya menghitam, dan mata jahatnya melotot.

Dengan suaranya parau, Caleb berseru, "Bala bantuan? HAHAHA! Seputus asa itukah kalian sampai harus mengirim tiga bocah untuk menghadapiku?" Gejolak tawa kesetanan menambah kengerian Alicia.

๐˜š๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ฐ๐˜ฎ๐˜ฎ ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฐ๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข!

Tapi sudah terlambat. Dia sudah berdiri di depan garis tempur, menghalangi Caleb dengan para korban yang tak berdaya. Kabur hanya membuatnya mati konyol.

"Hei kau, para bocah!" tunjuk Caleb kepada Alicia yang masih terduduk, dan kedua temannya yang baru memindahkan Taylor pun sempat membeku. "Aku tidak tahu apa yang salah dengan otak kalian, merebut mangsaku dan menyerangku dengan sihir dengan santainya, terutama kau, bocah bola sihir! Apa kau mau cari mati?" Matanya terarah ke Alicia. Gilmore dan Nadine segera membantu Alicia berdiri.

"Oh, mukamu sangat menjijikan, kami tidak rela membiarkanmu memulai sesi ๐˜ง๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ญ๐˜ข๐˜บ dengan si paman malang itu!" Gilmore mengeluarkan sebilah pedang yang dia dapat dari salah satu penyihir yang terkapar pingsan. Gilmore mengedutkan bibirnya ke Alicia, berbisik, "Lebih baik kau tahu apa yang akan kau lakukan."

Alicia dengan wajah panik hanya menelan ludah, sekaligus berusaha menelan rasa buncah dalam-dalam. Nadine yang berada di samping kiri Alicia tampak sedang merakit sesuatu dari tas pinggangnya, dan tidak butuh lama dia menyelesaikan hasil keterampilannyaโ€”sebuah busur silang, lengkap dengan anak panah yang telah terpasang.

"Apa-apaan? Sejak kapan kau bermain dengan busur silang?" tanya Alicia.

"Penjelasan untuk lain waktu!" tegas Nadine "FOKUS, ALICIA!" Mode ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข Nadine keluar dari persembunyiannya.

"A-a ... s-si-siap!" Alicia latah dengan suara terbata-bata saking gugupnya. Kedua temannya sekarang terpaksa berurusan dengan maniak sihir hitam. Beban moral Alicia bertambah lagi, dia harus memastikan keselamatan sahabat-sahabatnya itu.

Caleb hanya terkekeh melihat mereka seolah membentuk formasi klasik abad pertengahanโ€”kesatria, pemanah, dan penyihirโ€”lalu mencemooh, "Kalian bocah lebih menjijikan dariku! Selalu menganggap semuanya sebagai permainan belaka!" Kedua tangan Caleb mengeluarkan aura energi ungu yang menyala-nyala seperti api.

"AKU AKAN MEMBUSUKKAN TUBUH KALIAN, KARENA BERSIKAP SOK PAHLAWAN! INI SAMA SEKALI BUKAN PERMAINAN ๐˜‹๐˜œ๐˜•๐˜Ž๐˜Œ๐˜–๐˜•๐˜š ๐˜ˆ๐˜•๐˜‹ ๐˜‹๐˜™๐˜ˆ๐˜Ž๐˜–๐˜•๐˜š, DASAR IDIOT!"

Alicia dalam semua kepanikannya, mencoba untuk memperdalam sinkronisasinya dan ๐˜ž๐˜œ๐˜š๐˜! Letusan energi panjang melaju ke dada Caleb. Dayanya sangat kuat, membuat si pecandu kembali terhempas ke belakang. Gilmore yang tidak mau kalah melesat ke arah Caleb, siap untuk menebas habis tubuhnya. Caleb melihat Gilmore mendekat ke arahnya, dengan sigap melancarkan tamparan tangan ke arah muka Gilmore, untuk menguraikan mukanya yang menyebalkan. Namun sebelum tangannya menggapai Pria Besar, sebuah panah yang lebih cepat juga memelesat menuju mata Caleb. Caleb terbagi fokusnya, namun refleksnya masih luar biasa cepat, terbukti dengan panah Nadine berhasil ditangkap dengan tangan satunya lagi.

Namun, kejutan sang trio belum selesai. Ujung panah berwarna merah tersebut meledak di depan mata Caleb. Tidak peduli jika mata ungunya tampak menyeramkan sekalipun, tetap tak mencegah daya ledak mengaburkan penglihatannya dan Caleb menjerit kesakitan. Kesempatan emas, Gilmore memanfaatkan peluang tersebut untuk meluncur dengan lututnya, menyayat lutut kiri si maniak. Dari lukanya keluar cairan ungu bercahaya.

Sang kesatria lalu berputar dan bermaksud menebas bagian belakang sang pecandu, sebelum dia dengan refleksnya, berbalik dan melancarkan telapak tangannya ke kepala Gilmore lagi. Sial seribu sial penglihatannya yang masih terganggu menggagalkan usahanya sendiri. Gilmore menunduk, menebas dada Caleb sebagai gantinya! Badannya yang besar tidak menjadi halangan untuk bergerak lincah dengan seni berpedangnya. Benar-benar kesatria masa depan yang andal dan lihai. Gilmore terus menyayat sembari menghindar dan menjaga jarak, sedangkan si maniak sendiri hanya bisa mengeluarkan jeritan-jeritan kepedihan setiap kali dia mendapat luka baru. Setiap kali Gilmore hampir tertangkap, panah ledakan dari Nadine atau tembakan plasma biru bergradien ungu dari Alicia cukup untuk membuyarkan fokus Caleb.

Kesombongan Caleb terbayarkan dengan dirinya babak belur dikeroyok oleh para ๐˜ญ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ dunia fantasi. Alicia terpukau melihat kedua temannya bahu-membahu melawan Caleb. Sedangkan dia, yang masih ketakutan, mencoba sekuat tenaga agar tetap berguna dalam pertarungan, walaupun yang dilakukan hanyalah menembakan laser yang bahkan seringkali meleset.

Jadi inikah rasanya terlibat langsung di dalam perkelahian? Apalagi perkelahian menggunakan sihir! Ini tidak seperti bayangan kekanak-kanakan Alicia mengenai pahlawan penyihir yang membasmi para siluman yang heroik nan apik! Ini sama sekali tidak apik, ini mengerikan! Bayangkan Merlin yang bisa-bisa ngompol di celana karena harus melihat kengerian para siluman memutilasi tubuh lawannya dengan bengis di setiap pertempuran! Atau ketika warga kota berlari dengan wajah meleleh dan terperangkap dalam lautan api ulah sang naga, dan Merlin mau tidak mau harus memasuki pertarungan hidup dan mati hanya untuk memberantas naga itu, disaksikan oleh tumpukan steak manusia! Heroik ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ญ๐˜ฐ!

Sementara itu, Caleb mulai merasa kewalahan. Siapa sangka sekuat apapun kekuatan sihirnya, Caleb sangat payah melakukan bela diri jarak dekat, dan kekuatan sihirnya tidak serta-merta membuatnya menjadi master bela diri tingkat sabuk hitam. Caleb akhirnya memilih untuk menghindar dengan cara melompat. Lompatannya tinggi dan jauh, cukup untuk menjaga jarak dari mereka. Tubuhnya yang berlumuran darah ungu akibat sayatan pedang dan tembakan panah mulai mengeluarkan percikan listrik berwarna ungu pula, seolah-oleh sedang menyatukan jaringan tubuhnya yang terkoyak-koyak.

"Sialan! Dia beregenerasi!" gerutu Gilmore. Proses regenerasi tersebut sangat menyakitkan, terlihat dari perangai Caleb dan aumannya yang melengking, serasa harus mengalami serangkaian serangan tadi sekali lagi. Ketiga serangkai hanya bisa menutup telinga mereka karena jeritan tersebut, sambil melihat luka-luka pada tubuh Caleb perlahan menutup. Tubuh lelaki itu kembali seperti sedia kala. Penglihatannya bekerja kembali. Emosinya tidak kembali normalโ€”malahan meledak-ledak karena dijadikan bulan-bulanan oleh tiga orang remaja.

"Keparat! Keparat! Bocah Tengik! Tiada Ampun bagimu!" Caleb menembakkan sihir hitam beruntun ke mereka bertiga sambil berjalan mundur untuk menjaga jarak. Ketiga serangkai mengejar Caleb sambil menghindar dari tembakan. Nadine balas menembak dengan panahnya, hampir semuanya berhasil menancap tubuh Caleb. Lain halnya dengan Alicia yang tidak pandai menembak sambil bergerak, tidak ada satupun tembakan yang kena.

"Bidik yang benar, Alicia! Jangan membuang-buang energimu!" seru Nadine.

"A-aku berusaha! Jangan me-menekanku!" Alicia semakin tertekan dibuatnya.

Alicia terus menembak sihirnya lagi. Kali ini tembakannya berhasil bahkan sampai membuat Caleb berlutut dan menunda tembakannya. Tembakan panah dan sayatan pedang mungkin sangat perih, tapi tembakan sihir Alicia benar-benar menyiksa, serasa kekuatannya digerogoti oleh kuasa asing itu lalu membuat daya tahannya terkuras drastis. Padahal sebelumnya ia mempan serangan apapun, tapi sejak diserang oleh sihir Orb, setiap tancapan panah dan sayatan terasa membuatnya hampir mampus.

Caleb tidak bisa main-main lagi. Dia berhenti, mengeluarkan kuda-kudanya, mengulurkan kedua tangannya lagi. Dia akan mengeluarkan daya kejutnya yang dashyat yang sebelumnya diperuntukan para petugas. Nadine tidak bisa menembak lagi karena kehabisan panah.

Gilmore yang sadar mengerem kakinya, meneriakkan peringatan. "Dia akan menembakkan daya kejutnya lagi, MUNDUR!"

Nadine dan Alicia yang hampir terpeleset langsung berlari mundur.

"KALIAN TIDAK BISA KEMANA-MANA LAGI! RASAKAN INI, JAHANAM!"

Gumpalan sihir besar dari tangan Caleb menyebar, menjadi sebuah gelombang kejut berkecepatan tinggi dan daya cakup luas. Insting tak terduga muncul saat Alicia melihat ke belakang. Tangannya membuat sebuah medan gaya kecil mencakup dirinya dan Gilmore, melindungi mereka dari hempasan gaya dan mengurangi cedera akibat tubrukan di tanah. Nadine? Dirinya kurang beruntung. Dirinya berada di luar jangkauan medan gaya tersebut. Alhasil, Nadine terhempas menabrak pintu kereta pelindung sipil dan pingsan seketika! Alicia berteriak histeris.

"NADINE!"

Alicia mencoba mendekati Nadine, namun Caleb terus menembakan sihirnya ke arah Alicia. Terpaksa sang gadis harus menghindar dan melupakan nasib sahabatnya sesaat.

Gilmore yang terjatuh mengetahui kalau pedangnya sudah terlempar entah kemana. Melihat Nadine yang pingsan akibat hempasan, Gilmore langsung mengamuk dan hendak menyeruduk Caleb. Caleb menyeringai memandang Gilmore yang kehilangan kendali. Dihempasnya pemuda tersebut ke samping dengan mudahnya. Kekuatannya cukup kuat, Gilmore terpental dan berguling lebih dari sepuluh meter jauhnya. Kesadarannya hampir raib. Gilmore mencoba untuk bangun, namun rasa nyeri di sekujur tubuhnya mencegahnya berbuat demikian.

Kini keadaan berbalik. Sekarang hanya tinggal Alicia dan Caleb. Alicia yang mencoba berdiri semakin gemetaran seraya Caleb menghampirinya.

"Sekarang hanya sisa kau, Gadis Kecil."

Alicia dengan mata berkaca-kaca, mengarahkan Orb melayang untuk menodong Caleb. "Menjauh! Menjauh dariku!"

"Kekuatanmu yang paling menyebalkan diantara teman-temanmu yang lain. Dan tentu saja kalian remaja adalah mahluk pemberontak yang tidak akan tunduk kepadaku." Caleb mengeluarkan sihir dari tangannya. "Sungguh disayangkan kekuatan yang lumayan itu harus lenyap. Tapi akan lebih merepotkan lagi jika bocah sialan sepertimu menyerangku terus."

Alicia tidak dapat fokus lagi. Pikirannya kacau. Dia berusaha mengayunkan tangannya dan mendorong energi plasma keluar dari Orb. Caleb mencoba menangkis, tapi tembakan yang dikeluarkan hampir tidak sakit sama sekali. Sadar akan perubahan tak biasa dari sihir sang gadis, Caleb memasang muka terkesima dengan mulut moncong ke depan.

"Ada apa, Gadis Kecil? Mana mu habis?" olok Caleb.

Alicia terus-menerus menembak Caleb, tapi energi yang dipancarkan semakin mengeluarkan efek yang tidak jelas. Mulai dari serangannya sama sekali tidak menyakiti Caleb, energi yang dikeluarkan semakin kecilโ€”terkadang menghilang sebelum mengenai sang pecandu, sampai di titik di mana tembakannya berbelok sendiri padahal Caleb sama sekali tidak bergerak kemana pun selain berjalan lurus.

๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข-๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช? ๐˜—๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ง๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ด๐˜ช?

"Orb apa yang kau lakukan! Jangan sekarang! Aku mohon tembak dia!" Alicia mencoba meneriaki Orb, air matanya mulai berlinang. Orb mencoba menjelaskan sebisa mungkin melalui alunan suara, tapi Alicia tidak menggubris suara tersebut dan hanya berteriak, "Tembak, tembak tembak!" Saking takutnya, Alicia bahkan lupa untuk menggerakkan kakinya.

"Alica โ€ฆ apa yang kau lakukan?" bisik Gilmore secara samar-samar, melihat kemampuan sihirnya menurun drastis tidak seperti demonstrasi yang dia tunjukkan siang tadi. Pemuda itu memaksakan diri untuk bangun dengan semua gering di sekujur tubuhnya.

๐˜›๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ. ๐˜‘๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช. ๐˜‘๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช, batin Gilmore

Nadine perlahan membuka matanya. Sensor sarafnya mulai melakukan tugasnyaโ€”memberikan sensasi ambruk kepada Nadine. Nadine mendengar Alicia seperti memohon sesuatu. Alicia dan Orb sama sekali tidak berkutik terhadap Caleb yang mendekatinya secara pelan, seolah dirinya lebih kuat dari sebelumnya dan tidak peduli lagi akan dunia sekitar. Dia juga melihat Gilmore dari jauh berjalan pincang, mencoba menggapai Caleb dan Alicia. Taulah Nadine kalau sahabat kecilnya dalam bahaya.

"Alicia!" panggil Nadine yang kemudian disambut erangan rasa sakit.

Caleb tidak peduli lagi dengan kedua orang di belakangnya. Mereka sudah bukan tandingannya lagi. Tatapannya hanya tertuju ke gadis rapuh yang mulai menangis belum siap menghadapi ajal.

๐˜’๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ช, ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ. ๐˜Ž๐˜ช๐˜ญ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฆ, ๐˜•๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฆ ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ. ๐˜—๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข, ๐˜“๐˜ฆ๐˜ช๐˜ต๐˜ฉ โ€ฆ.

๐˜”๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข โ€ฆ.

... ๐˜š๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ช!

Dalam tangisannya, Alicia menutup matanya. Sang gadis mencoba mengumpulkan sisa fokusnya. Usaha terakhirnya untuk menyerang si penyihir jahat sekuat yang dia mampu. Setidaknya, dalam segala keputusannnya yang ceroboh dan tindakannya yang bodoh, dia mati berusaha.

"Selamat tinggal, Nona." Caleb yang sudah di depan Alica menahan paksa pipinya dan mulai menyalurkan sihir hitam ke mulut perempuan tersebut. Sesaat sebelum sihir pekat mulai masuk ke rongga mulut, hal yang mengejutkan terjadi.

Orb memancarkan sinar terang menyilaukan setiap mata. Kerumunan aliran plasma keluar dari Orb dan menari, mengelilingi mereka berdua. Ratusan benang yang melayang bebas mengerumuni tangan Caleb yang dipenuhi sihir hitam, menggerogoti esensi busuk tersebut. Caleb melepas genggamannya akan Alicia. Tak tau apa yang terjadi, Alicia membuka matanya untuk melihat Caleb mengibas-ngibaskan tangannya dari daya biru yang membakar tangannya. Tidak hanya itu, aliran plasma yang lain mengerumuni seluruh tubuh sang pecandu. Caleb mundur dan menjerit kesakitan. Tubuhnya yang hitam mulai memudar menjadi warna kulitnya yang semula. Urat-uratnya yang semula ungu terang ikut samar. Sepertinya sedang terjadi pergumulan antara sihir hitam dengan sihir dari Orb yang mengaduk-aduk organ dalam tubuhnya, dan disertai sensasi terpanggang di kulit.

Alicia teringat kejadian di bekas kedai Howlett's tadi. Dengan air wajah yang tegang, Ia langsung mengerahkan kekuatannya untuk tetap fokus menghantarkan aliran-aliran plasma yang terus berdatangan menyerang si Caleb. Caleb merasakan rasa sakit yang luar biasa dari sebelumnya akibat kerumunan plasma tersebut, menggeliat dan menjerit sejadi-jadinya. Semua makian kebun binatang yang teringat di pikirannya keluar dari bibirnya.

Alicia kelelahan, mata sembabnya mulai berkunang-kunang. Kerumunan aliran plasma perlahan memudar, tapi dia tetap mencoba untuk tetap sadar. Setelah beberapa lama, Kumpulan aliran plasma tersebut akhirnya sirna, Caleb terkapar di tanah. Tubuhnya pucat kurus kering tanda ia telah kembali seperti sedia kala. Ia tak merasakan genggaman kegelapan lagi di dalam dirinya. Caleb menatap Alicia ngeri, terutama kepada Orb di tangannya. Itukah penyebab sakit pada sayatan dan tembakan sebelumnya bertambah berkali-kali lipat setiap kali dia terpapar kekuatan itu?

"B-benda apa itu!? Sial! Kau beruntung untuk hidup di lain waktu. Aku akan kembali, Penyihir Bola Sialan! AKU AKAN KEMBALI!"

Caleb dengan sisa kekuatannya memilih untuk kabur dari pemandangan mereka bertiga. Gilmore mengungkapkan kelegaannya secara tersirat. Dari kejauhan, suara siren lainnya mulai terdengar dan semakin mendekat. Nadine yang lebih dekat jaraknya berlari untuk mendapati Alicia. Nadine memeluk erat Alicia yang memaparkan ekspresi kosong.

"Alicia! Alicia, kau tidak apa-apa?"

Alicia tidak menjawab. Dirinya merasakan gaya gravitasi menarik tubuh dan kelopak matanya sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Karena tidak bisa menahan dirinya dengan sisa kekuatannya, Alicia tunduk kepada gaya gravitasi dan tergeletak di tanah. Alicia, sekali lagi terjatuh pingsan setelah menggunakan kekuatannya. []