Adzan subuh yang berkumandang terdengar dengan syahdu dalam indera pendengaran Erina. Erina mengerjapkan mata lalu membuka perlahan mata yang masih terpejam. Erina menautkan kedua alis ketika merasakan tangan kanan terasa berat seperti ada yang tengah menggenggamnya. Erina menatap ke arah tangan kanan dan terkesiap ketika melihat tangan yang tengah menggenggam tangan Erina yakni tangan Arion. Erina mengusap punggung tangan yang lebar dengan senyuman manis.
Arion mengerjapkan mata ketika merasakan sentuhan lembut di tangan. Erina terhenyak saat Arion mengangkat kepala lalu menatap Erina dmehan senyuman hangat setelah mengecup punggung tangan Erina yang tengah mengusap tangan.
"Alhamdulillah.. Kamu sudah bangun Rin," ucap Arion
Erina mengulas senyum manis. Erina tida menyangka jika Arion akan menunggu dirinya ketika Erina belum sadarkan diri. Penyesalan menyelimuti diri Erina saat malam tadi Erina tetap berpura-pura memejamkan mata.
"Iya mas. Terima kasih mas sudah menjaga Erina semalam. Erina minta maaf telah merepotkan mas," lanjut Erina
Arion meletakan jari telunjuk di atas bibir Erina, "Kamu tidak salah Rin. Tidak perlu minta maaf sama mas. Seharusnya yang minta maaf itu mas. Mas becanda berlebihan semalam sama kamu, Rin. Mas minta maaf iya Rin," tukas Arion
"Mas tidak salah kok. Erina yang tidak biasa dengan situasi seperti semalam. Maafin Erina mas." Erina berusaha menegakan tubuh
Melihat Erina yang hendak bangkit, Arion lantas membantu sang istri dengan hati-hati. Erina menyandarkan tubuh di kepala ranjang.
"Sholat yuk mas," ucap Erina
"Ayo Rin. Mas gendong kamu ke kamar mandi iya Rin," balas Arion
Erina menganggukan kepala menanggapi jawaban Arion. Erina tidak ingin menolak keinginan suaminya atau berdebat dengan Arion. Waktu sholat subuh pun semakin sempit sehingga Erina setuju dengan permintaan Arion. Dengan pelan Arion menggendong Erina ala bridal style menuju kamar mandi. Erina langsung meningkatkan tangan ke leher Arion. Erina menatap wajah tampan suaminya yang memiliki hidung mancung dan rahang tegas itu. Tatapan mata Arion tajam bakal mata elang yang akan menerkam mangsa jika tengah meeting bersama klien. Namun Erina merasakan hal yang berbeda ketika Arion tengah beesa dirinya. Aeion menjadi n seorang lahoohki-laki lembut dengan sikap manis. Ah.. Entahlah. Erina juga tidak mengetahui kenapa Aeion bersikap semanis ini kepada dirinya.
"Rin.. Kamu tidak usah masak iya. Nanti kita sarapan saja di luar atau kita sekalian makan di rumah makan," ucap Arion setelah mereka sholat
"Iya mas," balas Erina singkat tanpa berdebat
Ya. Erina telah memutuskan untuk menurut apa kata Arion laki-laki yang kini telah menjadi suaminya. Erina merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukan malam tadi kepada Arion. Arion rela menunggu dirinya bahkan tidur dalam keadaan duduk. Walaupun Erina tidak mengetahui Arion tidur berapa malam tadi, namun Erina dapat melihat dari mata Arion yang tampak sayur menandakan jika Arion kurang tidur malam tadi.
Cup..
Erina memberanikan mengecup bibir Arion saat Arion tengah duduk santai di sofa kamar. Arion tercengang dengan apa yang dilakukan oleh sang istri. Arion menatap Erina yang tengah tersenyum manis kepada Arion.
"Masih pagi jangan suka menggoda mas Rin. Nanti kalau mas khilaf bagaimana? Kamu tidak melupakan hukuman yang akan kamu dapat dari mas kalau kamu menggoda mas kan Rin?" ucap Arion menatap lekat Erina
"Erina tidak akan pernah melupakan hukuman dari mas. Kalau Erina yang minta hukuman itu dari mas, apa masa akan memberikan hukuman itu?" balas Erina
Arion mengerutkan dahi mendengar apa yang diucapkan Erina. Melihat ekspresi sang suami, ide jahil kembali terlintas di dalam benak Erina. Kali ini Erina tidak mempedulikan hukuman yang akan diberikan Owlh Arion. Erina menggeser tempat duduk untuk menipu akan jarak dengan sang suami.
Cup..
Pipi kanan Arion mendapat kecupan dari Erina. Mata Arion terbelalak dengan apa yang dilakukan oleh Erina. Erina tersenyum tipis yang ydiak akan bisa dilihat oleh Arion.
Cup..
Cup..
Cup..
Cup..
Cup..
Cup..
Erina mengecup wajah Arion tanpa ada yang dilewatkan sama sekali. Arion semakin tercengang dan membolakan kedua bola mata dnehan apa yang dilakukan sang istri pagi ini.
"Rin.." Arion memanggil Erina dengan tatapan berkabut
"Iya mas," balas Erina sembari berbisik di telinga Arion
Mata Arion semakin berkabut saat mendengar suara Erina di indera pendengaran yang terdengar seperti suara desahan.
"Boleh Rin?" tanya Arion di hadapan bibir Erina yang ranum dan telah menjadi candu bagi Arion
Erina menganggukan kepala lalu melingkarkan tangan ke leher Arion dengan mengerlingkan mata, "Iya mas."
Tanpa banyak berpikir Arion meraup bibir Erina sedikit kasar dengan perasaan bahagia karena kali ini Erina memberikan respon dengan membuka mulut untuk memberikan akses kepada Arion menjelajah rongga mulut yang selama ini belum. Pernah dirasakan baik oleh Erina atau Arion.
Ya. Walaupun ini bukan first kiss bagi Arion, tapi menjelajahi rongga mulut seorang wanita itu hal yang pertama atau baru dilakukan dan dirasakan oleh seorang Arion. Laki-laki yang terkenal dingin dan datar jika berhadapan dengan relasi bisnisnya. Arion dan Erina masih saling mengecap dan membelokkan lidah. Arion dan Erina saling merasakan apa yang tengah mereka lalukan di lagi hari ini. Suara decapan di antara Arion dan Erina menjadi musim pengiring yang terdengar syahdu bagi mereka. Apalagi gerimis mulai menyapa di pagi hari ini seiring dengan keromnayisan Arion dan Erina yang masih saling membelitkan lidah dan saling bertukar saliva.
Arion menggendong Erina ala bridal style menuju tempat tidur tanpa penolakan atau pekikan dari Erina. Erina langsung melingkarkan tangan di leher sang suami saat menggendong Erina menuju tempat tidur. Arion menurunkan Erina dengan lembut dan hati-hati di atas tempat tidur lalu mengecup bibir Erina dengan posisi tubuh Arion menindih tubuh mungil sang istri. Erina hanya menanggapi senyuman dengan apa yang dilakukan oleh Arion kepada dirinya saat ini.
Ya. Malam tadi saat Erina mendengarkan semua tentang Arion suaminya, Erina telah berpikir dengan matang dan memutuskan jika akan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Arion suami Erina. Erina meyakinkan diri jika pilihan Erina saat ini yang terbaik dan selamanya tetap yang terbaik dan tidak salah pilih. Erina meyakini jika Arion tidak akan emnyakiyit hatinya. Arion laki-laki yang naik bagi Erina dengan segala sikap manis yang ditunjukan Arion kepada Erina sejak Arion dan Erina resmi menjadi pasangan suami istri yang sah di mata hukum dan negara.
Arion masih memagut bibir Erina dengan lumatan-lumatan lembut dan hangat. Arion benar-benar memperlakukan Erina dengan smahta lembut tampa ada paksaan. Arion merasakan sesuatu di bagian bawah miliknya menegang ketika dada bidang Arion menyentuh bagian menyembul Erina yang saat ini tengah terperangkap di bawah tubuh Arion.