Zara langsung membantu Hanna sang ibu mertua membuka rantang dan menyajikan sarapan yang dibuat oleh Inah untuk di santap Hanna dan Kenedi bersama-sama.
Setelah selesai memabantu Hanna menyajikan sarapan, tanpa basa basi Zara langsung berpamitan untuk berangkat kerja kepada Kenedi dan Hanna. Zara menggunakan alasan janji temu dengan pasien nya di klinik sebagai alasan untuk meninggalkan rumah sakit buru-buru pagi itu.
Zara tak ingin berlama-lama di rumah sakit karna Radit sudah sadar, ia tak ingin Radit menggunakan kondisi nya sebagai alasan untuk ia mencari perhatian dari Zara di hadapan mama dan papa nya.
Zara meninggalkan ruangan tempat Radit di rawat bahkan saat Radit sendiri belum sempat melihat kehadiran nya di sana. Saat keluar dari ruangan rawat Radit, tidak sengaja Zara berpapasan dengan seorang lelaki berusia kurang lebih lima puluh tahunan.
Pria itu masuk ke dalam ruangan Radit dengan membawa satu buah amplop bewarna putih dengan lambang bunga teratai hitam pada bagian pojok amplop yang di pegang nya.
Awal nya Zara mengabaikan apa yang di lihat nya dan langsung bergegas meninggalkan rumah sakit. Namun saat sudah di dalam mobil dan hendak melajukan mobil nya untuk meninggalkan rumah sakit, tiba-tiba Zara teringat pada lambang bunga teratai hitam yang dilihat nya pada amplop yang di bawa oleh laki-laki tadi.
Zara ingat bahwa dahulu ketika papi dan mami nya masih hidup mereka pun sering menggunakan lambang teratai hitam pada pekerjaan mereka, ntah itu lambang pada stempel, lambang sebuah flas disk maupun surat-surat yang diterima atau dikrim oleh mendiang kedua orang tua nya selalu menggunakan lambang yang sama, yaitu bunga teratai hitam.
Seketika Zara langsung mematikan kembali mobil nya dan berlari kembali menuju ruang rawat Radit. Namun saat Zara sampai di dalam ruangan kembali hanya ada Hanna yang sedang memberi makan Radit dan Kenedi yang sedang sibuk dengan laptop nya. Zara tak menemukan laki-laki itu di sana.
"Hey sayang, kamu kembali? ada apa? ada yang tertinggal?" tanya Kenedi yang melihat kehadiran Zara di pintu.
"Hhmmm.... iya pa, seperti nya Zara tanpa sengaja menjatuhkan flasdisk Zara di sini deh pa" jawab Zara sambil berjalan ke arah tempat Kenedi sedang duduk.
" Oh ya, kalau begitu coba kamu cari sebelah sana biar mama bantu lihat sebelah sini ya Ra!" sambung Hanna sambil mulai membantu mencari.
Zara mencari di dekat sofa tempat Kenedi duduk, dan tanpa di sengaja Zara melihat bahwa Kenedi sedang membuka sebuah file dengan lambang bunga teratai hiftam pada file nya, Zara langsung terbengong dan terpaku melihat nya. Karna setelah sekian lama baru hari ini Zara melihat lagi lambang bunga teratai hitam itu dan itu pun Kenedi yang memiliki nya.
"Ada sayang?" tanya Kenedi pada Zara.
"Ha? nggak ada pa! seperti nya ketinggalan di rumah pa, nanti coba Zara telfon bik Inah minta tolong lihat apa ada ketinggal di kamar Zara pa" jawab Zara.
Zara langsung berpamitan untuk pergi ke klinik karna sudah sangat terlambat. Radit melihat Zara tanpa dapat berkata-kata karna ia masih belum bole bericara banyak karna rahang nya terluka. Zara mengabaikan nya begitu saja dan langsung bergegas pergi.
Zara berjalan dengan perasaan penasaran. Sejak kecil Zara tinggal dan di besarkan oleh Kenedi, tapi baru hari ini Zara tahu kalau Kenedi pun sering menggunalan lambang bunga teratai hitam pada pekerjaan nya.
"Hey sudah mau pergi?!" tanya Vira yang tiba-tiba muncul dari arah belakang dan memukul pundak Zara.
"Hey mbak! kaget aku, iya nih aku mau ke klinik sudah sangat terlambat ni mbak" jawab Zara.
"Oh oke, hati-hati ya, aku mau balik ke ruangan ku dulu" kata Vira.
Zara langsung berjalan keluar rumah sakit menuju mobil nya yang sudah terparkir di depan rumah sakit. Zara langsung meninggalkan rumah sakit dan menuju ke klinik tempat ia bekerja. Sejenak Zara melupakan perihal bunga teratai hitam nya.
Sementara di rumah sakit, di dalam ruang rawat Radit, Kenedi bertanya pada Radit perihal siapa orang yang telah melakukan tindak penganiayaan terhadap nya. Namun Radit hanya diam.
Radit tak sedikit pun merespon pertanyaan Kenedi, seperti nya Radit tahu siapa orang yang sudah membuat nya hampir kehilangan nyawa nya, hanya saja seperti nya Radit tak mau memberitahu siapapun tentang siapa orang itu.
Seperti ada sesuatu yang di sembunyikam oleh Radit hingga diri nya terlihat seperti harus merahasiakan identitas orang yang nyaris membunuh nya beberapa hari yang lalu.
Kenedi terlihat mulai geram dengan sikap diam Radit, Kenedi merasa hidup nya sial karna memiliki anak yang tak berguna seperti Radit. Kenedi adalah seorang pembisnis hadal, dan sudah menjadi watak nya membenci orang yang mengahalangi jalan nya dan Kenedi selalu menolak di kalahkan oleh siapapun.
Tidak ingin amarah Kenedi semakin memuncak kepada Radit, Hanna langsung mencoba menenangkan Kenedi dengan meminta nya meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke rumah atau pergi ke kantor sejenak.
Kenedi yang tak ingin menyakiti hati sang istri tercinta dengan emosi nya, Kenedi pun langsung menuruti perkataan Hanna untuk meninggalkan rumah sakit dahulu sementara waktu sampai amarah nya mereda. Dan sekarang Hanna sendiri yang merawat Radit dengan penuh kasih sayang.
Karna hanya sendirian di ruang rumah sakit menjaga Radit, Hanna menjadi sedikit bosan. Akhir nya untuk mengakhiri rasa bosan nya Hanna memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli minuman segar dan beberapa cemilan untuk di jadikan stok di ruang rawat Radit.
Ketika sedang berjalan menuju kantin, di koridor rumah sakit Hanna secara tidak sengaja berpapasan dengan seorang pria bertubuh tinggi besar menggunakan jemper hitam dan masker.
Hanna melihat pria itu berjalan dengan dada tegap dan pandangan mata yang tajam fokus ke depan membuat perasaan Hanna sedikit tak enak hati melihat nya.
Namun karna ia merasa tak mengenal dan tak pernah melihat pria itu sebelum nya, akhir nya Hanna mengganggap ia tak punya alasan untuk menjadi gelisah hati karna pria itu. Hanna pun melanjutkan langkah nya menuju kantin lagi dan segera memesan minuman dingin dan memilih-milih cemilan yang di inginkan nya.
Di dalam ruangan tiba-tiba saja Radit merasa sesak, nafas nya menjadi tersengal-sengal, akhir nya Radit terbangun dari tidur nya dan membuka mata nya. Dan saat Radit membuka mata ia mendapati pria misterius yang memukuli nya berada tepat di samping nya.Radit malah menjadi semakin syok, detak jantung nya menjadi semakin tak beraturan karna sangking takut nya ia.