Chereads / A Horse With No Name / Chapter 1 - Serendipity

A Horse With No Name

🇮🇩OlafTobing
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Serendipity

Nadia membuka netbook kecilnya, RAM netbook ini hanya 2gb. Ia membuka browser lalu mengetik Onlyfans. Saldo bank Nadia tinggal tersisa sekitar 1,5 juta dan harga sewa kamar kos kecil yang ia tinggali 500 ribu rupiah per bulan. Kamar kos ini hanya berukuran 4x3 meter, hanya terdapat kasur queen size dan kantong plastik tempat baju. Netbook ini satu satunya harta yang dimiliki oleh Nadia.

Tiba tiba pintu kamar terbuka dan Andrea bergegas masuk.

"Hei Nad, gue tadi habis ketemu ibu kos dan katanya harga sewa bulan depan naik jadi 600 ribu. Lo lagi apa?"

"Andrea, kayanya kita ga punya pilihan lain lagi deh gue mau bikin channel Onlyfans aja."

Andrea agak terkejut tapi ia tahu memang sisa uang mereka tinggal sedikit. Andrea menghela nafas dan tersenyum, "OK Nad btw gue mau keluar dulu ya ada urusan penting." Ucap Andrea sambil nyengir.

"Urusan penting apa sih? Yaudah deh good luck. Btw gue udah down-grade netbook gue ke windows Vista biar lebih enteng. Gue beli bekas kemaren di toko gadai di seberang jalan harga sejuta. Lo kemana aja sih 2 hari ini?"

"Gue ada urusan pokoknya ntar gue pulang bawa duit OK, lo juga good luck." Andrea kemudian menutup pintu dan setengah berlari menuruni tangga. Kamar mereka ada di lantai 4 karena sewa top floor memang yang termurah.

Andrea merogoh kantongnya ia menggenggam butterfly knife yang baru saja ia beli. Ia juga mengeluarkan topeng ski mask dari balik bajunya tapi memasukkannya kembali. Ia hanya memeriksa semua perlengkapan untuk nanti malam. Perut Andrea keroncongan lalu ia merogoh saku, hanya terdapat selembar uang 50 ribu dan selembar 2 ribu serta sekeping uang seribu rupiah.

Di pojok jalan ia melihat warteg Bu Broto langganan mereka. ia berjalan ke arah warteg, Andrea memikirkan makanan apa yang akan mereka beli esok hari? Setelah makan ia hanya bisa menunggu ketika malam tiba dan kantor bank tutup. Ia bertanya tanya dalam hati apa satpam penjaga akan membuat nya kerepotan nanti malam?

2 orang gadis sebatang kara seperti mereka yang drop out SMU, namun Nadia memang cantik lalu pekerjaan apa yang cocok untuk mereka berdua? Apa ada perusahaan yang mau mempekerjakan mereka? Andrea juga tidak paham berdagang, atau harus jual diri ke om om?

Ketika malam tiba Andrea bergegas menuju kantor pusat bank, namun masih terlihat aktivitas beberapa nasabah masuk mengendarai mobil. Andrea berfikir mungkin ia harus menunggu hingga tengah malam.

Andrea berjalan mengitari gedung bank hingga masuk ke belakang gang sempit terdapat banyak tempat sampah di sana. Andrea lalu mengenakan topeng ski lalu memejamkan mata berkonsentrasi. Ia melangkah maju dan seketika berada di dalam toilet. Ia merasa girang sekali dalam hati ia bersorak BERHASIL!!!

Bank tersebut terlihat gelap sekali ia bahkan hampir menabrak wastafel di depannya. Ia menepok jidat dan berfikir apa seharusnya ia tadi membawa lampu senter?

Andrea berjalan mengendap endap ia takut menimbulkan suara. Ia berjalan keluar dari WC yang ternyata WC pria. Ia melihat sekeliling dan jantung nya berdegup kencang. Adrenaline nya memuncak. Andrea berfikir kemana ia harus pergi sekarang? Di mana bank menyimpan uang?

Andrea menelusuri bank sekitar 15 menit lalu ia melihat sebuah pintu vault besar. Ia memejamkan mata kembali lalu melangkah maju dan seketika ia berada dalam vault. Ia merasa sangat girang kembali jantung nya melompat lompat dalam dadanya. Lalu ia melihat sebuah tas hitam di samping ruangan. Banyak sekali terdapat tumpukan uang 100 ribu di dalam ruangan itu.

Andrea memasukkan sebanyak mungkin gepok uang ke dalam tas namun saat ia berusaha mengangkat tas terasa berat sekali. Ia juga takut membuat orang lain curiga lalu ia mengurangi isi tas hingga berjumlah sekitar 700 juta rupiah saja.

Ia memejamkan mata kembali lalu berjalan keluar dari vault. Lalu kembali ke WC pria dan memejamkan mata keluar dari gedung bank. Ia membuka topeng dan membuangnya ke dalam bak sampah.

Lalu Andrea mengeluarkan handphone Nokia 105 nya dan memanggil grabcar. Ia menyelipkan segepok uang ke dalam kantong dan menunggu hingga taxi tiba.

Andrea merasa girang sekali ketika turun dari taxi, ia tergopoh gopoh membawa tas hitam berisi 700 juta. Ia menaiki tangga lalu segera membuka pintu kamar tapi Nadia tidak terlihat, netbook nya masih menyala di atas kasur.

"Andrea sudah pulang lo?" terdengar suara Nadia dari belakang.

"Dari mana lo Nad?"

"Tadi dari WC habis bikin mie di dapur bawah. Lo bawa tas apa itu?"

Andrea segera menaruh telunjuk di depan mulutnya lalu menarik tangan Nadia ke dalam kamar. Ia mengunci pintu lalu membuka tas.

"Ya ampun Andrea darimana lo dapet duit...." Namun Andrea segera menutup mulut Nadia. "Gila lo darimana duit sebanyak ini?" Nadia melanjutkan dengan nada berbisik.

"Banyak banget duitnya sekarang kita bisa pindah ke apartemen kamar mandi dalam, Andrea!!"

"2 bedroom dan yang pake bathtub juga bisa kali. Sekalian gue mau beli mobil." Andrea menimpali. Lalu mereka melompat lompat kegirangan di atas kasur. Menari nari.