Keesokan paginya Nadia dan Andrea bangun lalu pergi ke restoran sushi di dekat blok komplex mereka. "Gue udah ga sabar Nad tidur di kasur beneran, sakit punggung gue tidur di kasur busa."
"Terus rencana kita apaan sekarang?"
"Yaudah gue beli perlengkapan dulu buat beli mobil OK?"
Andrea kemudian berjalan kaki menuju toko sepeda terdekat dan membeli sepeda BMX. Ia juga membeli tas punggung. Ia lalu bersepeda pulang ke apartemen untuk mengambil uang beberapa puluh juta untuk DP mobil.
Andrea memutuskan membeli Honda Brio dengan DP 20%. Meski sales sempat memandang Andrea dengan tatapan agak curiga namun mereka tidak mengatakan apapun saat Andrea membayar dengan tumpukan uang tunai. Andrea lantas memasukkan BMX di kursi belakang mobil lalu segera meninggalkan showroom. Ia dulu pernah bekerja sebagai sopir mobil box indomaret selama setahun setelah drop out dari SMU.
Andrea putus sekolah saat kelas 2 SMU, ia memutuskan untuk bekerja saja karena tidak mampu lagi membayar SPP. Andrea memang yatim piatu sejak kecil. Menurut cerita pengurus panti asuhan mereka menemukan bayi Andrea menangis di depan puskesmas, lalu pihak puskesmas menghubungi panti asuhan.
Nadia merupakan adik kelas Andrea, mereka berkenalan saat ospek dan menjadi dekat lewat kegiatan extra curricular. Ibu Nadia meninggal saat ia baru naik kelas 2 dan rumah Nadia disita oleh bank, sejak saat itu Nadia juga memutuskan berhenti sekolah dan ia hidup bersama Andrea dari gaji Andrea sebagai sopir. Namun beberapa bulan lalu Andrea terkena PHK. Nadia juga tidak pernah tahu siapa bapaknya.
Nadia sedang browsing menggunakan netbook dan duduk di atas anak tangga pintu masuk kos saat Andrea datang.
Nadia menyambut dengan menyengir lebar, "Bagus banget Andrea mobilnya." Lagi lagi mereka melompat lompat kegirangan di depan gedung kos sambil ditonton oleh orang yang sedang lewat. Tukang sapu di seberang jalan sampai berhenti dan melongo.
"Yaudah sekarang kita ambil dumbel bag yang berisi sisa duit lalu kita setor di bank."
"Tapi apa bank ga bakal curiga kita setor duit sebanyak itu?"
"Terus gimana dong? Apa kita setor aja 100 juta doang?"
Mereka kemudian naik ke kamar. Andrea memasukkan beberapa gepok lagi ke dalam tas ransel dan memberikan tas itu kepada Nadia. Mereka kemudian menaruh semua harta mereka di jok belakang mobil. Mobil Brio mereka jadi terlihat penuh sesak oleh dumbel bag, sepeda BMX, ransel dan netbook.
Sesampainya di bank Nadia turun sambil menggendong tas ransel. Sementara Andrea menunggu di dalam mobil.
Setelah 30 menit Nadia kembali dengan wajah lega. "Gemana tadi mereka curiga ga?"
"Kayanya engga deh.." ujar Nadia sambil tersenyum. "Terus selanjutnya apa nih? Apa kita beli emas dan buka deposit box? Atau cari apartemen dulu?"
Andrea tidak menjawab lalu ia menyalakan mesin mobil dan segera meninggalkan tempat parkir. Andrea berfikir, terang aja mereka ga curiga, mungkin mereka pikir kita lonte simpenan pejabat kali.
Andrea dan Nadia memutuskan menyewa apartemen 1 bedroom seharga 5 juta per bulan. Kamar tidur dilengkapi bunk bed 2 tingkat. Nadia memutuskan tidur di atas, ia juga girang bukan kepalang karena akhirnya memiliki kulkas, dapur, kamar mandi dan TV sendiri.
"We are in heaven Andrea, ada balcony juga bahkan. We are the king of the world!! Eh queens of the world..."
"Titanic kali ah. Lo juga punya meja sekarang ga perlu duduk di lantai lagi."
"Dan wardrobe juga, bye bye tas kresek. Lo mau mandi bareng ga Andrea?"
"Gila lu?" Lalu mereka tertawa tawa, Nadia menggelitiki Andrea dan Andrea membalas.
Keesokan harinya Nadia terbangun dan mendapati Andrea sedang merokok di ruang tengah. "Merokok lagi lo sekarang?"
"Ga bisa tidur gue. Tapi sumpah nyenyak banget walau sebentar. Punggung gue udah ga sakit lagi."
"Itu sisa duit di dumbel bag mau diapain?"
"Sembunyiin aja deh dalam lemari, atau lo nanti siang pergi lagi ke bank atau beli emas dan buka deposit box. Paling lo cuma dikira perek simpenan om om."
"Jahat banget."
Andrea hanya tertawa. "Yaudah gue mau mandi dulu, dari kemarin belum mandi. Perek kan harus wangi biar in character gitu loh."
"Lo bawa mobilnya deh Nad tapi jangan kenceng kenceng ntar nabrak. Gue mau keliling naik BMX aja kayanya."
"OK gue juga harus sering latihan nyetir nih biar lancar bawa mobilnya. Oh iya sekalian ntar gue mau beli smartphone."
"Kunci dulu pintunya sebelom Mandi." Andrea kemudian mengambil sekitar 10 lembar uang dan memasukkan dalam dompet lalu pergi meninggalkan apartemen. Ia mengenakan fanny pack yang ia beli kemarin. Sambil berkeliling kota di atas BMX, Andrea teringat malam itu saat semua bermula. Kejadian aneh itu yang memberinya kekuatan.