Disebuah tempat yang dipenuhi gemerlapnya kehidupan malam.
Terlihat ada seorang remaja dengan gagah berani sedang berlaga di pertarungan bebas ala jalanan. Dia adalah Keegantara Putra Rajatama.
Karena didikan keras sang Ayah dan ilmu bela diri yang telah dijalaninya semenjak usia dini.
Sehingga tidak mengherankan kalau pertarungan MMA ala jalanan seperti ini menjadi makanan sehari-hari Keegan.
"Ayo Gan! Habisi tuh om om botak. Kasih tahu siapa jagoannya disini! Lo tahukan gue udah pasang taruhan berapa buat lo... semuanya Gan semua yang ada di saku gue udah gua pertaruhin buat lo!" teriak seseorang yang bernama Jenggala.
Jenggala Aditya, dia adalah anak dari Baron Aditya sang tangan kanan Dirgantara Rajatama sekaligus Wakil Ketua dari kelompok preman Rajatama.
Ibarat istilah buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Jenggala Aditya tumbuh mengikuti arahan dari sang Ayah yang memang bengal dan memiliki prinsip hidup itu 50% buat fight, 40 % buat keluarga, sisanya buat senang senang selagi masih muda.
Sehingga tidak heran Jenggala kecil menghabiskan waktu-waktunya dengan bertarung, bertarung dan bertarung.
Biarpun di didik oleh sang Ayah seperti itu, tapi satu pesan sang Ayah yang selalu diingatkan kepada anaknya sedari dulu.
"Lo tuh hidup buat Keluarga Rajatama, dan lo hidup cuman untuk melindungi satu-satunya masa depan Rajatama yaitu Keegantara Putra Rajatama. Lo harus inget ya Gal, tanpa Keegan lo bukan apa-apa. Pertaruhin semua yang lo punya buat dia. Bahkan kalau perlu nyawa lo sendiri kasih buat lindungi dia. Karena dialah masa depan keluarga besar Rajatama!". Begitulah kira kira kata kata dari sang Ayah kepada Jenggala yang tidak akan pernah dia lupakan.
Maka tidak heran kemanapun Keegan pergi disitu pasti ada Jenggala yang menemaninya.
Selain sebagai sohib sehidup semati. Tugas Jenggala juga ga jauh beda dari Ayahnya yaitu menjadi tangan kanannya Keegan yang merupakan calon Ketua baru Keluarga Rajatama.
Kembali lagi ke pertarungan Keegan melawan om-om botak.
"Berisik lo nyet! Kalo gue kalah semua salah lo nih," teriak Keegan karena terganggu dengan teriakan Jenggala yang berada dibelakangnya.
Buk!
Satu pukulan terakhir dari Keegan berhasil menumbangkan petarung kepala pelontos yang ukuran badannya dua kali lipat ukuran badan Keegan sendiri. Dan membuat para penonton bersorak ria.
"Yaaa.... itu dia yang gue maksud. Jagoan gue nih! Ga mungkin kalah haha," teriak Jenggala kegirangan karena memenangkan taruhan di malam itu.
"Liat nih Gan, gue dapet banyak malam ini. Makasih ya Gan gue tahu lo menangin ini buat gue kan?" tanya Jenggala dengan percaya dirinya.
"Serah lo deh," jawab Keegan dengan dinginnya.
"Eh Gan, karena malem ini gue dapet banyak. Gimana kalo malem ini kita party-party. Biar gue yang traktir lo deh" celetuk Jenggala yang padahal kan uang itu hasil dari kemenangan Keegan juga, tapi tetap aja dia bilangnya traktir. Jenggala...Jenggala.
"Gak makasih, besok gue harus berangkat ke sekolah dan gue belum ngerjain tugas," ucap seorang yang telah memenangkan pertarungan jalanan melawan om-om botak serem berukuran dua kali berat badannya.
"Yaelah Gan, sekali aja bolos napa. Kita kan anak muda dan butuh yang namanya hiburan, teru–,"
"Jangan lupa bangunin gue besok. Kalo gue kesiangan, itu salah lo ya nyet!" potong Keegan.
Meskipun lahir dan besar dengan didikan para preman, tidak membuat Keegan tumbuh menjadi seseorang yang urak-urakan, bengal, tidak punya aturan, dan masa depan.
Berbeda dengan Jenggala yang slengean, bebgal dan jauh dari kesan baik serta sering merundung orang-orang disekitarnya nya bahkan jalanan. Keegan itu kebalikannya dan sangat jauh dari kesan anak Ketua preman.
Dia merupakan anak yang baik dan berprestasi sejak kecil sampai sekarang. Bahkan dia masuk ke SMA Batara lewat jalur beasiswa tanpa sepeser uang pun yang digelontorkan dari saku Ayahnya.
Nah loh, itu merubah persepsi orang-orang disekitarnya ternyata kalau orang pinter itu gak harus selalu identik dengan si kutu buku, berkacamata, dan selalu menyendiri.
Hal itu menjadi satu dari sekian kelebihan seorang Keegan yang membuat dia di puja-puja kaum hawa.
Udah ganteng, kuat, jago beladiri, pinter banget lagi. Itu mungkin yang dipikirkan cewek-cewek yang tahu dan kenal dengan Keegan.
"Emang gak berubah ye lo Gan, gue tahu susah banget ngajak lo ke hal-hal kaya gitu. Btw gimana ngedate lu kemaren sama si cewek Wakil Ketua spek bidadari itu?" kata Jenggala sedikit menggoda Keegan.
Keegan pun terdiam sambil teringat kejadian kemarin waktu dia bersama Sasa.
Kemarin,
Setelah Keegan menolong dan membawa Sasa yang terluka menggunakan taksi online. Dia pun berinisiatif membawa Sasa ke rumahnya.
"Tunggu disini, gue panggilin Bi Onah dulu," ucap Keegan.
"Hah? Siapa tuh?" tanya Sasa.
"Tukang urut langganan keluarga gue," jawab Keegan.
Tidak lama, Bi Onah pun datang dan segera mengobati kaki Sasa yang terkilir.
"Aww, du–duh... pelan-pelan Bi," ucap Sasa.
"Gak usah manja. Katanya lo ceweknya Wakil Ketua gengster terbesar di Kota ini. Masa iya gini doang kesakitan," celetuk Keegan.
"Dih, apa hubungannya? Lagian gue kira lo bakalan bawa gue ke Rumah Sakit gitu. Taunya kerumah lo sendiri," balas Sasa sambil merengek kesakitan, yang membuat Keegan sedikit senang.
Setelah 15 menit berlalu, akhirnya kaki Sasa sudah bisa digerakkan secara normal meskipun belum menghilangkan semua rasa sakitnya.
"Eh ada tamu ternyata. Siapa nih Keegan? Pacar baru kamu?" tanya Ayahnya Keegan yang baru saja tiba di rumah.
"E–eh bu—..."
"Iya Pah. Kakinya terkilir tadi dan udah di obatin kok sama Bi Onah" jawab Keegan memotong perkataan Sasa yang membuat Sasa melotot kebingungan.
"Oh, siapa namanya cantik?" tanya Ayah Keegan.
"Ss...Sasa Om," jawab Sasa dengan terlatah-latah.
"Yaudah Sasa. Om tinggal dulu ya. Baik baik ya sama Keegannya. Dia tuh..., kamu bakalan tahu sendiri lah," kata Ayah Keegan sambil meninggalkan mereka berdua.
"Ih, apaan sih lo. Pake ngakuin gue pacar lo segala?" ucap Sasa.
Keegan tidak merespon perkataan dari Sasa dan langsung meninggalkan dia.
"Woi! gue nanya malah ditinggalin. Mau kemana lo Woi!" ucap Sasa kesal.
"Tidur, cape gue ngurusin cewek bawel kaya lo. Lo udah bisa jalan sendiri kan? Pulang sono," balas Keegan sambil menaiki tangga dan benar-benar meninggalkan Sasa sendirian.
"Wah bener-bener nih cowok nyebelin banget, gaada bedanya sama si Ervin sialan itu," rajuk Sasa dalam hati.
Itulah pertama kalinya mereka berdua bertemu. Dan awal dari kisah panjang mereka berdua yang akan terus terhubung oleh benang takdir yang akan selalu mempertemukan mereka dalam kondisi yang tak terduga.
Kembali lagi ke Keegan dan Jenggala
"Oh gitu kejadiannya, haha gak kebayang sih gimana respon Om Dirga setelah dia tahu lo bawa cewek ke rumah. Gue yakin ntar dia nanyain Sasa lagi ke lo Gan," ucap Jenggala.
"Lah iya juga ya. Soalnya gue bilangnya Sasa tuh cewek gue," balas Keegan yang membuat Jenggala terkaget-kaget.
"A–pa cewek lo? Anjir lo beneran suka sama dia ya nyet? Pantes lo nolonginnya sampe kaya gitu. Sengaja kan lo. Waduh harusnya gue sadar, seorang Keegan yang ga peduli dan selalu dingin sama cewek eh tiba-tiba nolongin cewek orang. Mana ceweknya cewek musuh kita lagi," sosor Jenggala.
"Gak gitu juga konsepnya bego. Gue ngakuin dia cewek gue ke Ayah gue, karena lo tahu sendirikan dia bawel banget soal masalah itu. Nah mumpung ada momen kaya gitu. Sekalian aja gue manfaatin. Lo kira momen kaya kemarin bakalan datang dua kali gitu? Enggak kan. Lagian kan ini salah lo juga bego, ngapain lo nyelakain tu cewek. Kalo kenapa-kenapa lo kira siapa yang repot?" jelas Keegan.
"Hehe. Iya juga sih. Wah itu kaya istilah namanya Sekali me-merengkuh dua puluh... pulau. Apa sih tuh," lontar Jenggala.
" Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Udah tahu bego, so soan pake peribahasa lagi," sahut Keegan.