Chereads / Keegan / Chapter 10 - Perubahan

Chapter 10 - Perubahan

4 hari berlalu sejak duel antara Keegan melawan Leonardo.

Kini Keegan sudah pulih dan mulai beraktivitas seperti biasa, dan sedang menjenguk Leonardo yang sudah siuman juga tetapi masih tidak diperbolehkan pulang dari rumah sakit tempat dia dirawat.

"Sorry ya Gan, gue belom bisa nepatin janji gue buat gabung sama Malviorin dan ngebantuin lo untuk menyatukan ke 4 Geng Besar," ucap Leonardo.

"Lo ngomong apa. Udah lo diem aja disini. Sembuhin dulu tuh tubuh lo. Kalo lo ikut sama kita, malahan bakalan jadi beban buat kita. Iya gak Gal?" canda Keegan.

"Yoi udah lo tenang aja Yon. Lo tahu kan siapa kita. Gue sama Keegan bakalan tetep ngelanjutin misi Malviorin dan ngehajar mereka semua yang bersebrangan ama kita. Sambil nungguin lo buat join juga sama kita, Oke?" sambung Jenggala.

"Iya deh iya haha. Pastiin pas gue balik lagi ke sekolah. Malviorin udah lebih besar dan kuat daripada sebelumnya ya."

Esoknya di SMA Batara.

Keadaan di SMA Batara kini sudah tidak separah saat pertama kali Keegan dan Jenggala masuk.

Orang-orang sedikit demi sedikit mulai meninggalkan 4 Geng Besar dan mulai hidup layaknya anak sekolahan pada umumnya.

Dan gesekan antar Geng kini sudah mulai reda, serta mereka kini telah membebaskan para anggotanya untuk keluar dan menjalani kehidupan layaknya siswa-siswi normal pada umumnya.

Pertarungan Keegan melawan Leonardo membuat impek yang sangat besar bagi keberadaan ke 4 Geng Besar.

Apalagi Ethereal yang kini tidak memiliki seorang pemimpin dan sedang terjadi pergejolakan disana.

Tapi sebelum duel yang terjadi antara Keegan melawan Leonardo. Leon sudah bilang bahwa kalau dia kalah, dia akan bergabung bersama Malviorin dan mengikuti Keegan.

Dia berpesan kepada semua anggota Ethereal untuk tidak ikut campur dalam masalah ini dan meminta Ethereal untuk mencari pemimpin baru dan mempertahankan eksistensinya sebagai Geng terbesar di SMA Batara. Agar keseimbangan disana tetap terjaga.

Di markas Ethereal...

"Gimana ni Sa? Semenjak Ethereal ditinggal Jauzan sama Leon . Eksistensi Ethereal sebagai Geng terbesar di sekolah sudah mulai runtuh, dan kayanya banyak anggota-anggota kita dibawah yang udah keluar dan gabung sama Geng lain," ujar Tara.

"Kita udah gak punya sosok pemimpin buat gantiin Leon Tar, meskipun Leon minta kita terus tetap bertahan buat ngejaga keseimbangan. Tapi kayanya semua itu gak bisa dipertahanin" terang Reksa.

"Tapi kan lo juga salahsatu pendiri Ethereal bersama Leon, dan Jauzan. Kenapa gak lo aja yang memimpin kita sekarang." Desak Tara.

"Kita gak sama Tar, Leon dan Jauzan itu emang udah punya jiwa kepemimpinan dari dulu. Selama ini cuman mereka berdua yang menggebu-gebu dalam menjadikan Ethereal sebagai Geng terbesar dan terkuat di SMA Batara. Mereka tuh udah kaya pondasinya Ethereal yang gak bisa digantiin. Sedangkan gue selama ini ikut mereka karena cuman kagum aja ama sosok Leon yang udah menjadi yang terkuat sejak dari SMP." Jelas Reksa.

"Terus gimana keputusan lo sekarang? Lo mau ngapain abis ini." Tanya Tara

"Gue mau keluar dari Ethereal. Dan mungkin rehat dulu beberapa hari. Abis itu entah kenapa gue kepikiran buat join sama Malviorin" tutur Reksa.

"Apa? Serius lo. Kaya yang tahu aja lo maksud dan visi, misi mereka," kata Tara.

"Kalau yang gue liat dari keputusan Leon buat join sama mereka kalau dia kalah. Itu udah cukup buat yakinin gue kalau visi dan misi mereka lebih baik dari ke 4 Geng besar, entar gue bakalan ngomong sama Keegan. Dengan ini gue keluar dari Ethereal," jelas Reksa.

"Yaudah lah, kalau itu keputusan lo. Lagian ngeliat sitkon juga, ini Geng gabakalan bisa bertahan lagi. Gue juga ntr bakal ngomong ke anak-anak kalau gue keluar juga. Gue mau fokus belajar aja. Siapa tahu gue bisa sepinter si Keegan, haha." Terang Tara.

Kondisi ke 4 Geng Besar pun tidak jauh berbeda dengan Ethereal.

Luminescence dan Verhetetlen, kini anggotanya telah jauh menyusut dibandingkan dulu.

Ya meskipun banyak pindahan dari Ethereal kesana, tapi tidak dapat dipungkiri banyak juga yang memutuskan untuk keluar dan fokus dengan jalan hidupnya masing-masing.

"Gimana Verhetetlen Dra?" tanya Adam kepada Mahendra.

"Ya gak jauh beda sama Luminescence, mereka kayanya udah mulai pada sadar kalau gaada masa depan disini." Balas Mahendra.

"Iyalah apalagi bentar lagi kenaikan kelas. Dari yang gue denger, sistem penilaian bakalan diberlakuin lagi di sekolah ini. Terus gimana menurut lo tentang Keegan sama Geng barunya?" kata Adam.

"Perlahan tapi pasti dia juga bakalan ngedatengin dan nantangin kita, kaya dia nantangin Leon," sambung Mahendra.

"Emang lo udah siap buat berhadapan sama dia Dra?" tanya Adam.

"Gak tau Dam, dari yang gue liat dari duel kemaren kemaren. Kayanya dia belum ngeluarin seratus persen kekuatannya deh." Sambung Mahendra.

Mahendra Dwi Andika, dia memang dikenal sebagai penilai yang sangat intelektual dan prediksinya selama ini dalam menilai orang-orang yang sedang bertarung memang tidak pernah meleset.

Karena itulah yang menjadikan dia tidak pernah merasakan kekalahan dalam setiap duel yang ia jalani.

Karena dia telah menilai dan mencari tahu seluk-beluk lawannya, sebelum berhadapan dengannya.

Dia tidak akan bertarung, jika lawannya lebih kuat dari dirinya. Karena dia lebih menggunakan insting, otak, dan pikirannya daripada otot-ototnya sendiri.

Benar-benar sosok pemimpin yang intelektual dan punya integritas dan tahu batasannya sebagai seorang pemimpin. Dia tidak hanya memikirkan yang terjadi sekarang tapi lebih ke impek apa yang terjadi setelahnya.

"Serius lo? Tapi dia kemaren keliatan kewalahan ngelawan si Leon," ujar Adam.

"Ya itu mungkin karena dia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dia tahu dimana saat itu dia berada Men. Dia lagi ditonton sama ratusan orang-orang yang berstatus anak sekolahan. Kalau dia ngeluarin seratus persen kemampuannya. Itu malah ngebuat citranya menjadi terlalu mengerikan untuk seukuran anak sekolahan. Dan orang-orang malahan bakalan takut sama dia," jelas Mahendra.

"Hm... tapi kalau lo yang ngomong ada benernya juga sih. Gawat nih kalau sampe dia dateng ke gue. Bisa babak belur gue Dra." Tutur Adam.

"Oh. Udah mulai takut juga lo sekarang? Haha" sindir Mahendra.

Benar saja seperti yang dikatakan Adam. Hari itu, Keegan dan Jenggala pun sudah masuk ke sekolah dan mulai menyusun rencana untuk menyukseskan misinya dan ambisinya itu.

Seperti biasa Keegan dan Jenggala pun berjalan menuju kelasnya masing-masing dengan diiringi tatapan cewek-cewek yang terpesona melihat mereka.

Bedanya kini ada Rania, Safira, dan Keisha. Yang selalu menyapa dan caper kepada mereka setiap kali bertemu.

"Morning, Keegan..." sapa Rania dengan penuh semangat dan berseri-seri.

"Pagi." Balas Keegan dengan dinginnya sambil terus berjalan.

"Eh tunggu dulu dong Keegan. Aku bawain sarapan nih buat kamu," kata Rania.

Lagi-lagi Keegan merespon dengan singkat dan dingin "Gak makasih. Gue udah sarapan".

Jenggala pun langsung mengambil misting makan yang dipegang Rania. "Udah sini buat gue aja".

"Ih apaan sih lo. Enggak" sosor Rania yang langsung mengambil kembali bekalnya dari tangan Jenggala.

Keegan pun menghela napas...

"Yaudah sini..." pinta Keegan yang membuat Rania kegirangan. "Nah gitu dong My Prince Keegan".

"Nih Gal buat lo." Keegan pun menyerahkan bekal yang diberikan Rania kepada Jenggala dan pergi ke kelas.

Sesampainya di kelas...

"Widih jagoan kelas XI-A udah comeback nih" ucap Deon menyapa Keegan.

"Eh Gan, kita denger-denger lo udah ngebuat Geng baru buat ngalahin semua Geng yang ada disekolah ini dan nyatuin mereka. Bener ga tuh?" tanya Ifan penasaran.

"Engga. Itu cuman gosip aja. Udah belajar aja yang bener lo. Gausah maen Geng-geng an segala," balas Keegan.

"Yaelah Gan. Lo gausah khawatir kita sama seisi kelas ini bakalan ngedukung ambisi lo kok... Iya ga semua?" ujar Deon.

Iya...

Maju terus Gan...

Kasih mereka paham Gan...

Ah Keegan mau kamu ngapain pun aku dukung kok...

Ucap seisi kelas yang mendukung dan menyemangati Keegan.

Keegan pun merasa senang karena ternyata kekhawatirannya selama ini kalau dia membentuk sebuah Geng baru maka teman-teman sekelasnya akan menjauhinya tidak terjadi.

Dia pun hanya bisa membalas dengan sedikit senyuman.

Ihh... Keegan senyum tuh...

Mustahil....

Aaaa manis banget...

Harus diabadiin nih...

Gerutu teman-teman sekelasnya.