Sedangkan Sasa yang masih dilanda kebimbangan memutuskan untuk berangkat ke sekolah.
Sesampainya di markas besar Melanthios, Gerald pun langsung mengumpulkan semua anggotanya.
"Dimana Ervin?" tanya Gerald.
"Dari kemarin dia sama temen-temennya belum kesini lagi Ger," Jawab Danu.
"Emang ada apaan Ger. Kayanya serius banget," ucap Candra.
"Gada apa-apa. Ini Cuma urusan pribadi antara gue sama Ervin," sahut Gerald.
Karena tidak menemukan Ervin disana. Gerald pun memutuskan untuk mencari ketempat-tempat dia biasa nongkrong bareng temen-temennya.
Ternyata benar setelah beberapa tempat disusuri. Ervin dan teman-temannya sedang asik nongkrong ditemani beberapa wanita di sebuah cafe pinggir jalan.
Geraldino pun langsung menghampiri mereka dan menyeret Ervin saat itu juga.
"Wouy apa-apaan nih?". Ervin pun seketika sadar kalau orang yang menyeretnya adalah Gerald. "Ger, maksud lo apaan,". Papar Ervin pura-pura ga ngerti.
"Udah lo ga usah banyak bacot bangsat!"
Blam!
Geraldino pun langsung menghajar Ervin saat itu juga.
Melihat temannya dihajar. Jester, Kenzo, Lukas, dan Reymond pun tidak tinggal diam dan langsung balik menghajar Gerald.
Tapi yang sedang mereka hadapi saat itu adalah Geraldino Navares. Ketua Gengster terbesar di Jakarta.
Melawan 5 orang sekaligus bukan masalah buat Gerald, dan malahan merekalah yang terhajar habis-habisan oleh Gerald yang sedang dilanda amarah saat itu.
Melihat hal itu Ervin pun langsung menyiramkan minuman yang ada di mejanya saat itu kepada Gerald. Hal itu membuat pandangan Gerald teralihkan.
Dan seperti biasa Ervin dan teman-temannya pun bergegas mengambil langkah seribu dan pergi dari sana secepat kilat.
Wah emang kalo soal masalah lari perlarian nih orang selalu dikasih keberuntungan dan selalu berhasil.
"Woi bangsat. Jangan lari lo, lo liat aja gue bakalan cari lo sampe dapet Ervin!" seru Gerald sambil mengusap matanya yang masih terasa perih karena siraman minuman tadi.
Sementara itu di SMA Mahajana.
Sasa yang baru sampai dikelas karena terlambat pun hanya bisa pasrah dihadapan Bu Yeni, guru yang sedang mengajar kelasnya saat itu.
"Dari mana aja kamu?" tanya Bu Yeni.
"E–h jalanan lagi macet-macetnya Bu." Dalih Sasa.
"Kamu ini udah yang ke empat kali ya kesiangan di pelajaran saya. Sekali lagi telat dapet jackpot dari saya kamu Sasa. Duduk..." tegas Bu Yeni.
"I–iya Bu" jawab Sasa.
"Aduh Sa. Ngapain aja sih lo ampe telat setengah jam loh," bisik Zara.
"Udah ntar gue jelasin pas jam istirahat kalian. Jangan kemana-mana kalian" ucap Sasa kepada Megan dan Zara.
Bel istirahat pun berbunyi.
"Jadi sebenarnya ada apa sih Sa? Kemaren Kakak lo ampe telepon-teleponin gue segala buat nyariin elo katanya" tutur Zara.
"Iya ke gue juga Sa. Tapi Kakak lo tuh sosweet banget ya. Ampe seperhatian itu sama adeknya" ucap Megan.
"Yeh, ini lagi orang ilang lo sosweet-sosweetin" sosor Zara.
Jadi gini....
Sasa pun menceritakan semua yang terjadi kepadanya kemarin.
"Serius? Wah emang sialan tuh si Ervin. Gue udah duga kalo dia itu gak baik buat lo Sa," kata Zara.
"Iya... gue kira dia tuh Gengster yang berkelas kaya Kakak lo. Ternyata sepengecut itu dia." Sambung Megan.
"Terus sekarang gimana hubungan lo sama Ervin?" tanya Zara.
Sasa pun menjawab. "Itu udah gak penting lagi sekarang Zar. Yang terpenting tuh, gue butuh info seputar Geng Malviorin yang lebih rinci lagi tentang anggota-anggotanya".
"Emm... mentang-mentang ditolongin sama Ketua Malviorin yang ganteng nya tiada tara. Lo sampe se kepo itu sama mereka," ucap Zara.
"Tau nih, biasanya lo paling anti ama yang begini-beginian. Apa jangan-jangan..."
"Ih apaan sih. Engga, gue gak suka kok sama dia...," sahut Sasa.
"Ohh cute banget si lo Sa kalau lagi salting kaya gitu. Fix nih Megan... My Queen kita kayanya lagi berbunga-bunga lagi nih," ungkap Zara.
"Yoi. Udah lo tenang aja Sa, mereka tuh anak baik-baik kok," beber Megan.
"Tunggu tunggu tunggu... tahu darimana lo Meg kalau mereka anak baik-baik?"
"Yaiyalah gimana ga tahu Sa. Orang dia pacarnya salahsatu pentolan Malviorin. Dan tiap hari nongkrong sama mereka," ujar Zara.
Pentolan Malviorin yang dimaksud Zara adalah Adam. Sebenarnya jauh sebelum Adam gabung Malviorin mereka udah jadian dari SMP. Bisa dibilang mereka udah bersama cukup lama meskipun sekolah mereka sering bentrok dulunya.
Tapi Adam sudah sangat mempercayai pacarnya itu. Begitupun dengan anggota Malviorin yang lain.
"Sutt... Zara jangan keras-keras ntar kalau ada yang denger gimana?" bisik Megan.
"Jangan bilang pacar lo anak Malviorin juga Zar," celetuk Sasa.
"E–h engga kok," balas Zara.
"Bukan enggak tapi belum Sa. Katanya lo kan lagi deket sama si Kai...Zar," imbuh Megan.
"Ih Megan...," sahut Zara malu.
"Oh jadi ceritanya sekarang kalian udah ga percaya sama gue lagi gitu?" tutur Sasa.
"Enggak kok Sa. Mana mungkin kita kaya gitu," beber Zara.
"Iya Sa. Kita tuh Cuma nunggu waktu yang pas aja buat cerita sama lo. Nah sekarang kayanya waktu yang pas. Karena gue yakin, cepat atau lambat My Queen kita ini pasti bakalan bertemu dengan Pangerannya yaitu Keegan," ungkap Megan.
"Mulai deh mulai...," ucap Sasa.
"Tapi yang dibilang Megan tuh bener loh Sa. Diliat dari manapun kalian itu cocok banget iya gak si. Lo sebagai icon dan idola SMA Mahajana. Dan Keegan yang juga sama-sama sebagai most wantednya cewek-cewek di setiap sekolah. Ah cute banget deh kalo misal kalian jadian... pasti bakalan menggegerkan satu Jakarta," terang Zara.
"Lagian cowok kaya dia tuh pasti punya banyak cewek dan cuman pengen main-main doang. Males banget gue jadian sama cowok kaya gitu," tegas Sasa.
Yang dikatakan Sasa wajar sih. Itu pasti persepsi pertama yang dilihat seorang cewek ketika ingin dekat dengan Keegan.
Udah ganteng, jadi most wantednya cewek-cewek satu kota, Ketua Gengster yang juga lagi naik daun, dia dan Gengnya juga memiliki citra yang baik di depan masyarakat.
Cewek yang mau deketin dia pasti males banget dan udah insecure duluan. Kalau kata kebanyakan cewek sih Keegan tuh cowok yang Cuma bisa dikagumi, dan dinikmati, tapi tidak untuk dimiliki. Haha
"Ish..ish...ish. Ini nih makannya jangan nilai orang dari kata-kata orang juga. Lo pasti bakalan gak percaya. Katanya dia tuh Cuma pernah pacaran sekali doang selama dia SMA," jelas Megan.
Tapi namanya Sasa. Dia tuh sangat keras kepala dan tetap pada pendiriannya kalau semua cowok itu sama. Ia pun berkata "Aduh Meg. Ga mungkin lah... yang lo denger itu pasti Cuma akal-akalan temen-temennya doang biar banyak cewek yang kagum sama dia".
"Sa. Semua cowok tuh ga sama seperti yang lo pikirin, bukannya lo udah pernah ketemu dan liat sendiri kan dia itu cowok kaya gimana," jelas Megan.
Sasa pun seketika bengong dan langsung teringat kembali saat Keegan menolongnya saat itu. Meskipun tiap malam sebelum tidur Sasa selalu kepikiran itu sih.
"Nyebelin!...," teriak Sasa ketika ingat momen itu lagi.
"E–eh yaudah iya maaf deh Sa" ucap Megan yang mengira Sasa marah kepada mereka.
"Hah apa? Enggak gue gak marah sama kalian kok. Gue itu Cuma inget kejadian itu dan...," kata Sasa.
"Ciee... jadi lo gak bisa lupain kejadian itu ya," ujar Zara.
"Tapi sumpah sih Sa. Itu cute banget... apalagi lo sampe dibawa kerumahnya terus diakuin pacar ke Ayahnya," sambung Megan.
"Haduh. Udah deh bisa gak kita ga bahas itu dulu. Gue lagi pengen serius nih. Plis banget Meg, Zar, ceritain tentang mereka ke gue satu-persatu ya," pinta Sasa.
"Iya... tenang aja kalau buat My Queen apa sih yang enggak," ucap Megan.
Perlu diketahui Sasa seingin tahu itu tentang mereka bukan karena dia kejadian kemarin saat dia bertemu dengan Malviorin bersama Ervin.
Tapi dia punya alasannya sendiri yang sampai saat ini tidak diketahui.