Hal itu cukup untuk membuat Keegan dibenci oleh anggota-anggota geng lain.
Salahsatunya adalah Jauzan seorang Wakil Ketua dari geng Ethereal mempunyai rencana untuk menghancurkan popularitas Keegan serta memberikan dia pelajaran.
"Wah nih anak kalau dibiarin makin kesini makin songong aja" ucap Jauzan pada Theo.
"Gimana lagi Zan abisnya dia emang ganteng sih"
"Jadi lo juga naksir sama dia hah?" tanya Jauzan
"Gila lo. Jelek-jelek begini juga, gue masih normal kali Zan. Maksud gue tuh dia emang ganteng jadi susah buat jatuhinnya. Apalagi ada Jenggala dibelakangnya" ucap Theo
"Emang sekuat apa sih si Jenggala itu. Kok banyak Ketua geng disekolahan ini yang rebutin dia buat masuk ke geng mereka?" tanya Jauzan yang penasaran.
"Dia bener-bener kuat Zan. Bahkan ada yang bilang kalau kekuatannya setara sama para Ketua geng di sekolah ini" ujar Theo.
"Halah itumah cuman omong kosong dan gosip belaka. Emangnya lo udah pernah liat dia ngebantai orang secara langsung apa?" tanya Jauzan.
"Belum sih, tapi-..."
"Udahlah lo kebanyakan tapi-tapi. Mending pulang sekolah ini lo ikut sama gue" kata Jauzan
"Ngapain?" ucap Theo penasaran
"Pokonya ntar tugas lo pisahin Jenggala dari Keegan. Sisanya biar gue yang urus. Kita kasih dia pelajaran supaya gak songong dan tau diri" kata Jauzan.
Sepulang sekolah pun Theo langsung melancarkan misinya.
"Eh Gal. Lo mau ikut nongkrong sama anak-anak Ethereal gak?" tanya Theo.
"Ngapain? Gue kan kelas XI. Bukannya member Ethereal itu semuanya kelas XII?" tanya Jenggala.
Ternyata pinter juga nih orang. Gue kira dia cuman jago baku hantam doang. Pikir Theo sambil mencari alasan lain.
"Oh kata siapa? Itu kan dulu. Sekarang Ethereal open kok sama siapa aja. Lagian buat seru-seruan doang kok." Ujar Theo berharap alasannya diterima Jenggala.
"Sorry, gue ga tertarik" ucap Jenggala.
"Eh gue lupa. Disana juga ada Diana sama temen-temennya" ucap Theo
"Ok gue ikut" saut Jenggala dengan cepat tanpa pikir panjang.
By the way Jenggala memang sudah suka dan mengincar Diana yang merupakan anggota Udzleveli sejak masih kelas satu. Jadi gak heran kalau dia dengan gampangnya berubah pikiran dan langsung menerima ajakan dari Theo.
"Yes. Berhasil juga gue kibulin nih bocah," ucap Theo dalam hati.
Sementara itu Jauzan sedang bersama Leonardo.
"Nar, lo yakin gak mau ikutin rencana gue dan nyingkirin tuh bocah" ucap Jauzan.
"Hadeh, kirain ada urusan apa lo ngajak gue ketemuan. Udahlah selama dia ga ngeganggu urusan kita, ngapain kita ngurusin idup dia. Udah ya, gue mau jemput Kintan dulu. Awas aja lo kalo libatin anak-anak Ethereal yang lain," ucap Leonardo.
Ternyata tanggalan Leonardo diluar dugaan seorang Jauzan.
Leonardo memang seorang yang dikenal memiliki jiwa kepemimpinan sejati.
Dia tidak suka setengah-setengah dalam mengambil sebuah keputusan apalagi menyangkut kepentingan orang banyak.
Jauzan yang kecewa dengan keputusan Leonardo pun nekat untuk tetap menjalankan aksinya tanpa mempedulikan peringatan dari Leonardo.
Diapun berencana untuk mengajak 40 anggota Ethereal dalam aksinya ini dan tentu saja tanpa sepengetahuan Leonardo.
"Halo Yo. Lo dimana? Berhasil kan lo ngalihin perhatian Jenggala" ucap Jauzan kepada Theo lewat telepon.
"Gue ada di tempat yang udah dijanjiin. Tenang Zan bukan hal yang susah buat ngalihin orang yang lagi dimabuk asmara ma, haha."
"Bagus Yo. Lo emang bisa di andelin" puji Jauzan.
"Siapa dulu dong. Theo gitu loh"
Mendengar hal itu Jauzan pun langsung bergerak menjalankan rencanannya dengan membagi 20 orang tadi kedalam dua kelompok.
"Gue bakalan bagi jadi dua kelompok. 10 orang ikut gue. Sisanya pergi ke tempat Theo".
Mendengar perintah dari Jauzan merekapun langsung bergerak sesuai dengan rencana yang telah mereka buat sebelumnya.
"Gimana, lu udah liat si Anin belum?" tanya Jauzan kepada Zeklin.
"Biasanya sih jam segini dia suka keluar" jawab Zeklin yang sedari tadi sedang memantau pergerakan Anindia dari sebrang rumahnya.
Sesuai dengan prediksi Zeklin, tak berapa lama kemudian Anindia pun keluar dari rumahnya dengan menaiki sebuah mobil.
"Ayo ikutin dia" ucap Jauzan.
Ditengah perjalananpun Anindia dikejutkan dengan munculnya gerombolan orang-orang bermotor yang memepet mobilnya sehingga Anindia pun terpaksa menginjak remnya dan berhenti mendadak.
"Woi apa-apaan nih?" ucap Anindia panik.
"Udah bawa dia." Seru seseorang yang mukanya tertutupi helm.
Anindia yang mencoba melawan pun tidak bisa berbuat banyak, karena jumlah gerombolan bermotor itu jauh lebih banyak daripada yang dia duga. Dan merekapun berhasil membius Anindia dengan sehelai kain yang telah diberikan cairan kimia. Dan membawanya ke suatu tempat.
Sementara itu di tempat Jenggala dan Theo berada.
"Woi yo, mana nih Diana nya? Katanya dia mau dateng bentar lagi? Ini gue udh nunggu setengah jam loh." Ucap Jenggala.
"Sabar lah Gal. Lagian kan lo ga sendirian nunggunya. Kita juga lagi nunggu sama-sama nih" jawab Theo.
Jenggala pun mulai curiga ada yang tidak beres. Karena bukannya pujaan hati Diana yang muncul. Sedari tadi malah anak-anak Ethereal lah yang muncul satu per satu dan sekarang jumlahnya semakin banyak.
"Widih makin banyak aja nih anak buah lo Yo. Gue itung-itung udah ada 15 orang nih. Lo mau nunggu berapa orang lagi? Dua ? lima?" ucap Jenggala yang sudah mulai curiga dengan gerak gerik Theo dan anak-anak Ethereal.
"Lima orang lagi sabar Gal," ucap Theo.
"Emang setakut itu yah lo sama gue. Sampe butuh 10 orang buat ngabisin gue?" tanya Jenggala dengan santainya yang membuat Theo dan anak-anak Ethereal kaget.
"Wah wah boleh juga insting lo Gal. Gue kira lo cuman jago mukulin orang doang. Ternyata otak loh jalan juga. Kalo gitu Habisin dia!" seru Theo kepada yang lain.
Jenggala pun langsung mengangkat dan membanting meja yang ada di depannya.
Pertarungan yang tidak seimbang pun terjadi antara 10 melawan satu orang.
Dengan perbandingan yang sangat jauh Theo mengira kalau menghabisi Jenggala sekarang akan terasa mudah.
Tapi ternyata itu diluar ekspektasi Theo. Karena yang dia hadapi sekarang adalah seorang Jenggala. Anak yang sudah memiliki pengalaman bertarung yang sangat jauh dibandingkan dengan mereka.
10 orang yang mengeroyoknya rame-rame pun ternyata tidak membuat Jenggala kewalahan dan masih bisa memberikan perlawanan sehingga 7 orang dari mereka K.O.
Cuih
Suara Jenggala memuntahkan sebercak darah dari mulutnya.
"Jadi gini cara Ethereal mukulin orang? Mau gue ajarin caranya gak?" Ucap Jenggala yang masih bisa bersikap slengean setelah dikeroyok 10 orang.
Bacot lo!
Lo bakalan habis disini!
Teriak salahsatu dari mereka dan mulai mengeroyok dengan membabi buta.