Sepulang sekolah, mereka pun langsung berkumpul dan memutuskan untuk mencari keberadaan Malviorin.
"Vin kita mau nyari Malviorin bukan ngedate kan?" tanya Kenzo yang kebingungan.
"Apa sih lo, jelaslah kita mau nyari dan ngasih pelajaran sama mereka" ucap Ervin dengan tegas.
"Lah terus ngapain lo bawa-bawa Sasa" kata Reymond.
"Ah udahlah kelamaan nih ayo berangkat" teriak Ervin sambil menggas motornya diikuti yang lain.
"Hah? Yang tadi maksudnya apa sih sayang, kamu mau kemana sih?" tanya Sasa kebingungan.
"Gapapa beb, aku tetap bakalan anterin kamu sesuai janji aku tadi. Udah tenang aja" jawab Ervin dengan santainya.
Rencananya Ervin mau nganterin Sasa kerumahnya setelah itu baru mereka akan menjalankan misinya.
Tapi semua itu ternyata tidak sesuai dengan apa yang sudah dipikirkan oleh Ervin sebelumnya.
Karena ditengah-tengah perjalanan tiba-tiba mereka bertemu dan berpapasan dengan salahsatu pentolan Malviorin.
"Woi Vin, itukan si Kai anak Malviorin!" teriak Jester.
"Serius lo?" tanya Ervin.
"Iya, gue ga mungkin lupa sama orang yang udah gue lawan sebelumnya," ujar Jester.
"Semuanya! Ayo kejar tu orang!" seru Ervin tanpa mempedulikan Sasa yang masih dia bonceng dibelakangnya.
"Woi berhenti lo!" seru Ervin.
"Berehenti bangsat!" teriak Reymond sambil memepet motor Kai.
"Waduh mati gue" ucap Kai dalam hati.
Karena panik Kai pun menggeber motornya dengan kencang dan tanpa mereka sadari mereka telah masuk di kawasan tempat anak-anak Malviorin biasa berkumpul.
"Gimana Dra gue yang menang kan, berarti lo yang traktir ini," ucap Adam yang sedang asik bermain remi bersama Mahendra.
"Woi bukannya itu si Kai," celetuk Tristan.
"Serius lo?" tanya Adam.
"Iya, kayanya dia lagi dikejar seseorang dah," jawab Tristan.
"Wah, ayo ayo kejar mereka," seru Jenggala.
Anggota Malviorin yang melihat Kai dikejar oleh Melanthios pun tidak tinggal diam dan langsung balik mengejar mereka.
Terjadi kejar-kejaran yang menegangkan antara Melanthios dan Malviorin.
"Vin kayanya mereka ngejar balik kita," kata Reymond.
"Sialan, kita kalah banyak. Berpencar, kalian alihin perhatian anggota Malviorin yang lain. Biar gue yang ngejar si Kai sendirian," ucap Ervin.
"Lo yakin Vin?" tanya Reymond.
"Gue itu Wakil Ketua Melanthios. Lawan cecunguk kaya beginian bukan apa apa bagi gue," jawab Ervin dengan songongnya.
Reymond, Jester, Kenzo, dan Lukas pun berpencar dan ngalihin pertahanin anak-anak Malviorin yang lain.
Dibarengi dengan Ervin yang terus ngotot buat ngejar si Kai. Tanpa dia sadari Jenggala, Adam, Tristan dan Mahendra pun tiba-tiba menghadang motornya.
Bruk!
Ervin dan Sasa pun terjatuh dari motornya.
"Mau kemana lo?" tanya Jenggala sambil membuka helmnya.
"Wah kayanya gue kenal ni orang" ucap Adam.
"Yoi diakan Wakil Ketua Melanthios" ucap Tristan.
Ervin yang terjatuh pun langsung bangkit meskipun kesakitan.
"Maju kalian para cecunguk!" seru Ervin.
"Kalian? Jangan becanda lo. Lo Wakil Ketua kan? Kenalin gue Jenggala Aditya, Wakil Ketua Malviorin. Cukup gue aja sendiri yang satu lawan satu sama lo sebagai sesama Wakil, gimana? Apa mau diobatin dulu tuh luka?" tanya Jenggala yang dibarengi tawa dari Adam dan Mahendra.
Merasa terintimidasi Ervin pun gak berpikir dua kali untuk langsung melayangkan pukulan kepada Jenggala. Tapi dengan mudahnya dihindari oleh Jenggala.
"Serius lo Wakil Ketua Melanthios? Apa karena luka di kaki lo itu, jadi pukulan lo gaada yang kena? Udah gue bilang kan obati dulu, batu banget dah," ucap Jenggala dengan santainya yang membuat Ervin semakin naik pitam.
"Jangan banyak bacot lo bangsat! Ayo keluarin pukulan lo. Apa lo cuman bisa menghindar?" kata Ervin dengan nada tinggi.
Dhuak...!
Tanpa banyak basa-basi Jenggala pun langsung melayangkan pukulan uppercutnya yang membuat Ervin sempoyongan.
Menyadari kalau kondisinya saat ini tidak memungkinkan bagi Ervin untuk mengalahkan Jenggala dan teman-temannya. Diapun tanpa banyak mikir langsung naik ke motornya dan meninggalkan Sasa yang masih meringis kesakitan karena kakinya terkilir.
"Woi mau kemana lo Wakil Ketua? Ini cewek lo mau dikemanain? Kalau gitu buat gue aja ya," kata Jenggala yang tidak digubris sedikit pun oleh Ervin.
"Aw aduh...," ringis Sasa yang masih tergeletak di aspal.
"Wah boljug nih Gal, ceweknya si Wakil Ketua," celetuk Adam.
"Wih, gue belum pernah liat cewek secantik ini dalam hidup gue...," kata Tristan.
"Haha mulai sekarang cewek Wakil Ketua Melanthios akan jadi cewek Wakil Ketua Malviorin nih," ucap Jenggala sambil mengelus-elus kepala Sasa.
"Jangan kurang ajar ya lo! Lo belum tahu siapa gue?" ancam Sasa yang mulai merasa terganggu.
"Mati nih gue. Dengan kondisi kaya gini, mana mungkin gue bisa ngelawan mereka. Siapapun tolongin gue," gumam Sasa dalam hatinya.
Tiba-tiba orang yang tidak terduga pun muncul, dan turun dari motornya.
"Lepasin dia Gal!" Seru seseorang sambil menunjuk Jenggala.
Jenggala pun kaget dan berkata dalam hatinya. "Aduh pake datang segala lagi nih orang. Mana kondisinya ga pas banget lagi, padahal tinggal dikit lagi gue bisa bawa nih cewek buat dipamerin nanti malam...,".
Sasa yang tadinya mengira dirinya akan tamat disini. Seketika menemukan secercah harapan dengan kedatangan orang misterius itu.
Ternyata hal yang tak terduga pun terjadi. Dimana Jenggala yang tadinya terlihat beringas dan slengean. Tiba-tiba tanpa banyak bicara langsung menuruti perintah orang itu dan melepaskan tangannya dari Sasa, yang membuat Sasa kebingungan.
"Aduh siapa lagi nih orang. Kok bisa sih mereka pada nurutin kata kata tu orang, jangan-jangan dia bagian dari komplotan mereka lagi...," ucap Sasa dalam hati.
"Gue udah bilang kan, salahsatu aturan dari Malviorin itu apa? Jawab Gal!" kata orang itu yang membuat Jenggala, Tristan, Adam dan Mahen terdiam seketika.
"Ha– harus selalu menghargai, melindungi dan tidak boleh menyakiti dan kasar terhadap orang lain apalagi perempuan," jawab Jenggala dengan patuhnya.
Sasa pun makin merasa heran kenapa seorang Jenggala yang tadinya tak gentar dan slengean tiba-tiba jadi penurut dan berkata seperti itu.
Seseorang itupun menghampiri Sasa sambil menjulurkan tangannya menawarkan bantuan.
"Mau gue bantuin gak? tanya orang itu sambil membuka helmnya.
Bukannya langsung menjawab. Sasa malah diam sekaligus terpanah melihat ketampanan orang itu. "Astaga... apakah dia pangeran yang diturunkan Tuhan buat nolongin gue," ucap Sasa dalam hatinya.
"Woi! Lo mau gue bantuin ga? Kalo engga gapapa," ucap orang itu sambil berbalik mau meninggalkan Sasa.
"Hah? Apa? E–eh tunggu. Iya gue mau," jawab Sasa yang baru sadar dari bengong nya.
"Anjir Sasa ngapain sih lo bengong kaya orang bego depan cowok kaya gitu," gumam Sasa dalam hati.
"Gue Keegan," ucap orang itu menjulurkan tangannya kepada Sasa.
Sasa pun tidak berpikir dua kali dan langsung meraih tangan Keegan dengan grogi. "Sasa,".
"Gal lo bawa motor gue"
"Dam, lo pesenin taxi online buat kita," perintah Keegan sambil merangkul Sasa yang kesakitan.
"Engga apa-apa kok, gue bisa jalan sendiri," ucap Sasa yang padahal untuk menggerakkan kakinya aja butuh perjuangan setengah mati.
"Udah diem aja. Tugas lo tu sekarang cuman satu, yaitu turutin semua perintah gue," sahut Keegan dengan ketusnya.
"Dih si cool banget nih cowok" desis Sasa dengan sangat pelan yang ternyata masih terdengar oleh Keegan.
"Apa? Oh lo ga mau dibantuin yaudah," sahut Keegan yang langsung melepaskan rangkulannya.
"A–aw. E–eh engga. Maksud gue ke—keren banget nih cowok," jawab Sasa dengan terpaksa dan berat hati.
Anjir nih cowok, kalo ada orang lain yang bisa nolongin gue dan hp gue ga rusak karena jatoh dari motor. Males banget gue ditolongin sama ni orang.
Seperti itulah kira kira persepsi seorang Sasa yang pertama kalinya bertemu dengan Keegan si cowok keren dan mempesona tapi dinginnya kebangetan.