Zelin duduk melamun di balkon kamarnya. Memandangi halaman kosan yang terlihat lengang karena orang-orang sedang menikmati liburan mereka. Hanya Zelin saja yang lebih senang menghabiskan waktu di kamar dengan segelas kopi dan gorengan tahu pedas.
Sehari sebelumnya Zelin sudah mendapatkan kabar jika hari ini David akan menikah. Mungkin juga sudah sah menjadi pasangan suami istri. Zelin hanya bisa menikmati hidupnya saja. Dia tidak mau meratapi kehidupannya yang nampak menyedihkan belakangan ini. Karena dia yakin Tuhan sedang mempersiapkan hal luar biasa untuk hidupnya di masa depan.
"Selamat menempuh hidup baru, Dav. Semoga langgeng, sampai menua bersama." Zelin bicara pada diri sendiri dan menyesap kopinya yang mulai dingin.
Zelin tidak mau sedih lagi, dia sudah cukup lelah dengan air mata dan sesaknya nafas karena selalu menahan pilu. Kini dia ingin lebih ikhlas melepaskan semuanya yang memang perlu dia lepaskan. Karena dia tahu, dipertanyakan juga akan lebih menyakitkan.