Dengan baik hati Aurel mengizinkan teman baik nya itu yang sedang ada masalah tinggal di kos bersama dirinya untuk sementara waktu betapa berteri makasihnya Fanya kepada Aurel.
"Terima kasih ya Rel kamu sudah mau mengizinkan aku untuk tinggal di sini sampai aku dapat pekerjaan mungkin kalau tidak ada kamu aku tidak tahu harus bagaimana dan harus tidur di mana malam ini!" Ujar Fanya.
"Kamu tenang saja lagi ada aku membantu kamu tapi aku tidak bisa membantumu kehidupan kamu dan juga calon anakmu, jadi siapa Ayah dari anak itu?" Tanya Aurel dengan memandang mata Fanya.
Fanya terdiam sejenak.
"Hmm... gimana ya aku menjelaskan kepadamu, kamu kan tahu sendiri aku mempunyai pacar dan tak sengaja aku bersama pacarku melakukan hal yang tak diinginkan," ucapnya dengan sangat menyesal terlihat dari wajah Fanya yang selalu saja menunduk ketika berbicara dengan Aurel.
"Hah kok bisa sih?" Tanya Aurel yang terus memaksa Fanya untuk membicarakan semua yang terjadi kepada fanya.
Ketika malam itu Fanya bertemu dengan kekasihnya mereka berdua asyik bercumbu rayu dan tak tahu waktu, mereka masuk ke rumah kosong dan pulang pagi hari.
Fanya masih mengingat jelas kejadian pada malam itu dia bersama kekasihnya bercumbu mesra bahkan Fanya masih mengingat sentuhan mesra dari kekasihnya itu.
"Huff.. sudahlah Rel aku tidak mau lagi untuk menceritakan semuanya lagian dia malah pergi tidak bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan kepadaku aku juga sudah memintanya untuk bertanggung jawab akan tetapi dia malah pergi meninggalkan aku dan juga calon bayinya, aku sangat membencinya aku tidak mau mengingatnya lagi!" Ucap Fanya yang terlihat bibirnya bergetar terlihat sangat menyesal dengan perbuatan nya.
"Sudahlah walaupun kamu sesali tidak akan ini bisa diputar kembali sekarang kamu pikirkan kehidupan kamu selanjutnya karena menyesal pun sudah tidak ada artinya lagi semuanya sudah terjadi!" Ujar Aurel.
Fanya terus menerus memikirkan keluarganya yang kecewa karena kelakuan Fanya yang hamil dan membuat keluarga malu.
"Sudahlah Fanya kamu beristirahatlah dulu kamu harus istirahat dengan cukup apalagi kandungan kamu itu pasti sangat lemah sejak tadi kamu menangis terus kamu istirahat saja ya," ucap Aurel yang menyuruh Fanya untuk beristirahat.
***
Noah memandang ke arah langit yang Gelap Sudah beberapa hari, Noah tak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan sesuatu yang membuat pikirannya sangat kacau dan yang membuat dirinya hendak pindah sekolah berhari-hari.
Noah berbicara dengan kedua orang tuanya untuk segera dipindahkan ke sekolah barunya sangat depresi karena sesuatu masalah yang menimpa dirinya dan juga kekasihnya tetap memandang ke arah langit di mana dia duduk sangat tenang di teras kamarnya di lantai 2 rumahnya.
Toktoktok... kakak Noah mengetuk pintu kamar Noah dan menghampiri Noah yang sedang memandang ke arah langit dan duduk menyendiri.
"Hei!! ngapain sih kok duduk menyendiri seperti itu bahkan sepertinya fikiran kamu kosong banget! Ada apa lagi ada masalah ya?" Tanya Alfaro dengan penasaran ketika melihat adiknya yang sedang menyendiri dan tak tahu apa yang terjadi.
"Aghh sudahlah kamu keluar saja aku tak lagi tidak mau diganggu please deh biarkan aku sendiri dulu!" Jawabnya.
"Idih apaan sih orang cuma mau tahu saja jangan seperti itu nanti kamu kesambet lagian masih kecil juga sudah galau-galau!" ucap Alfaro kepada adik kecilnya.
"Aku sudah SMA kak! Masa iya sih anak kecil? Apa urusannya sih repot banget hidupmu apa kok kamu tiba tiba datang ke kamarku?" tanya Noah kepada Alfaro.
Dengan penasaran Alfaro pun langsung saja mendekati adiknya itu.
"Hey kamu habis nangis yaIdih ngapain sih nangis nangis masalah cewek ya coba sini cerita daripada nangis sendirian seperti itu!" Ucap Alfaro yang sangat penasaran berulang ulang kali Alfaro bertanya kepada adiknya tentang keadaannya.
Noah yang sangat tertutup dan tak ingin siapa pun tahu masalah yang dihadapi dan dia terus saja diam.
"Huh!! sumpah kepo banget ya ngapain sih sanalah kembali ke kamar kamu aku lagi ingin sendirian!" Ucapnya dengan kasar.
"Heh tidak baik lo dek seperti itu dan aku juga mau bertanya dengan kamu kenapa sampai kamu bilang dengan Ibu kalau kamu ingin pindah sekolah memangnya ada apa sih dengan sekolah kamu yang lama? Hey contoh nih kakak tidak pernah pindah pindah sekolah!" Tegas Alfaro kepada Noah.
"Itu bukan urusan kamu keluar dulu aku masih mau menyendiri dulu!" Ucapnya yang meminta Alfaro untuk keluar dari kamarnya.
Akhirnya tak membutuhkan waktu lama Alfa pun langsung saja keluar dari kamar adiknya itu.
Noah masih ingin menyendiri dirinya masih tidak tega dengan apa yang dia lakukan kepada Fanya tinggalkan begitu saja dan bahkan anak mereka.
Malam itu Noah tidak bermaksud untuk memerawani kekasih tercinta nya akan tetapi dia sangat tergoda dengan bodi hot Fanya yang terbaring bersama dirinya di rumah kosong.
"Andaikan malam itu aku tidak tidur bersama dia di rumah kosong itu mungkin hal ini tidak akan terjadi! Tapi bagaimana bisa aku tidak tergoda dan juga tidak bergairah ketika melihat bodynya yang hot seperti itu!" Desisnya dengan memejamkan matanya dan masih membayangkan wajah Fanya ketika malam itu.
Wajahnya yang cantik bodinya yang aduhai membuat Noah bergairah dan melakukan hal yang tak diinginkan.
Pada akhirnya Noah meninggalkan fanya karnavalnya telah berbadan dua karena perbuatan mereka berdua.
"Duh sudahlah aku jangan memikirkan dia lagi lagian aku juga segera akan pindah sekolah dan aku akan segera melupakan dia, tapi kalau soal rasanya aku belum bisa melupakannya!" Ucapnya dengan pelan Noah sangat mencintai Fanya.
Akan tetapi mereka berdua tak bisa menikah karena mereka masih anak sekolah dan Noah lebih memilih untuk pergi meninggalkan Fanya daripada bertangungjawab atas semua yang telah dilakukannya kepada Fanya.
Tak ingin disalahkan sendiri Noah terus menerus memaksa kedua orang tuanya untuk memindahkannya di sekolah yang lain.
"Humm apapun yang terjadi aku harus pindah dari sekolah itu!".
****
Alfaro yang ketika itu keluar dari kamar adiknya langsung saja menemui Ibu dan juga Ayahnya untuk membicarakan keadaan Noah yang terus menerus menyendiri dan tak mau berbicara apa yang sedang menjadi masalahnya.
Alfaro datang ke ruang keluarga dan menemui Ibunya.
"Bu.. Ibu, Noah kenapa ya kelihatannya dia sedang ada masalah tapi dia tidak mau berbicara denganku jadi aku juga bingung harus bagaimana, apakah dia pernah berbicara sesuatu Bu dengan Ibu?" ucap Alfaro kepada Ibunya.
"Tenang saja mungkin dia hanya kelelahan saja belajar makanya itu dia menyendiri seperti itu dan dia juga bilang ingin dipindahkan, sepertinya Ibu mau memindahkannya besok ke sekolah yang baru mungkin adik mu itu tidak seperti kamu yang bisa menangkap semua mata pelajaran, sepertinya dia terlihat sangat depresi apa karena mungkin di sekolahnya banyak mata pelajaran yang dia tidak pahami! Ibu juga kurang tahu," jawabnya dengan nada yang sangat lembut.
****