Alfaro tetap saja penasaran dengan apa yang terjadi kepada adiknya namun dirinya masih memikirkan Ibunya tak mungkin dirinya bertanya langsung kepada Ibunya.
"Oh iya Bu mungkin seperti itu ya kasihan banget dia berarti Ibu akan memindahkan sekolah Noah besok?" tanya Alfaro kepada Ibunya itu.
"Hmm iya nak besok akan Ibu pindahkan saja daripada dia tidak mau sekolah hanya karena ini lebih baik dipindahkan saja agar semangatnya lebih nampak," jawab Ibu dari Noah dan Alfaro.
"Ooh iya itu ide yang bagus Bu, ya sudah ya aku mau tidur dulu selamat tidur Bu," ucap Alfaro yang langsung pergi meninggalkan Ibunya itu.
***
"Kok kamu belum tidur sih nya kamu memikirkan apa please deh kamu jangan memikirkan sesuatu yang membuat kandunganmu itu kenapa-kenapa, besok aku sekolah dan aku akan menemui Noah untuk membicarakan semuanya," ucap Aurel kepada Fanya yang terlihat lemas sudah memikirkan masa depannya.
"Hey sudahlah kamu jangan berbicara dengan Noah nanti malah urusannya ribet dan semua orang bakalan tahu kalo aku hamil! Aku mohon banget ya dengan kamu tidak perlu kamu membicarakan apapun dengan Noah, berlakulah biasa saja dan seakan-akan kamu tidak mengetahui apapun yang terjadi kepadaku aku mohon banget dengan kamu Rel, jangan sampai hal ini sampai tersebar luas aku sangat malu jika semua orang tahu bahwasannya aku hamil!" Ujarnya dengan tegas berbicara kepada Aurel.
Fanya masih memikirkan masa depannya dirinya tak ingin orang orang mengetahui bahwasanya dirinya sedang berbadan dua.
"Hmm oke deh kalau memang itu mau kamu yang penting kamu istirahat saja dulu soalnya dari tadi kan kamu menangis dan juga badan kamu kurang fit sudahlah jangan dipikir dulu," ujar Aurel menenangkan Fanya.
Fanya terus menerus mengingat kejadian malam itu di mana Noah dan Fanya bercumbu rayu dengan sentuhan bergairah.
****
Keesokan harinya Aurel telah terbangun dari tidurnya dan melihat Fanya yang sedang tertidur dan terlihat sangat lelah dan juga letih dengan masalah yang telah menimpanya.
"Huff ya ampun kok jadi seperti ini sih Nya, aku tidak habis pikir dengan kelakuan kamu dulu kamu selalu foya foya dengan kekayaan orang tua kamu dan sekarang kamu benar-benar dibuang layaknya sampah dengan keluarga kamu," gumamnya yang melihat Anya sedang terbaring tidur di kos Aurel.
Aurel memandangi wajah Fanya yang merupakan teman baik nya.
Aurel masih tidak menyangka bahwasanya teman baik nya telah seberani itu berbuat sesuatu yang sangat dibenci oleh semua orang termasuk kedua orang tuanya dan juga keluarga besarnya.
"Hmm mungkin kalau kamu bisa menahan hawa nafsu kamu tidak akan seperti ini kehidupanmu sekarang Nya, sekarang kamu tidak punya siapa siapa dan kamu harus mencari pekerjaan dan mengandung bahkan kekasih kamu saja pergi meninggalkan kamu miris banget hidup kamu!" Gumam Aurel dengan meneteskan air mata hanya melihat teman baiknya itu terlihat sangat tak berguna dan tak berdaya.
Ketika orang sedang memandang divanya tiba-tiba Fanya terbangun dari tidurnya dan langsung saja menatap wajah Aurel yang meneteskan air mata.
"Hey Rel kamu kenapa kok kamu menangis melihat aku ada apa sih rel yok jujurlah Rel," ujar Fanya yang bertanya kepada Aurel yang menangis ketika melihat Fanya.
Fanya terlihat sangat sedih ketika melihat teman baik nya itu sampai meneteskan air mata ketika melihat keadaannya sekarang.
"Hey Rel ayolah jawab, ada apa denganmu jangan seperti itulah aku tidak mau merepotkan kamu kalau memang aku tidur di sini hanya merepotkan kamu aku akan pergi Rel," ucap Fanya dengan memegang tangan Aurel.
"Tidak Nya! Tidak! Bukan seperti itu maksudku aku! Aku hanya kasihan saja denganmu sekarang hidupmu susah dulu saja kamu berfoya-foya dengan apa yang kamu punya dan bahkan kamu menghambur-hamburkan uang keluargamu tapi sekarang jangankan keluarga teman saja tidak ada yang mendekatimu selain aku, aku hanya kasihan denganmu nya bagaimana keadaan kamu jika aku tidak mempunyai kos dan aku tidak menawarkan kamu untuk tidur di sini aku juga merasakan hal yang kamu rasakan Nya!" Ujar Aurel berbicara kepada teman baik nya itu.
Seketika itu Fanya langsung saja memeluk Aurel yang terlihat sangat tulus kepada Fanya.
"Maafkan aku ya Rel gara-gara aku kamu jadi repot seperti ini tapi jujur saja kalau kamu tidak ada, aku tidak tahu aku harus bertempat tinggal di mana dan kamu tahu kehamilanku ini sudah cukup besar Rel, aku harus cepat-cepat untuk mencari pekerjaan untuk biaya persalinan aku nanti," ucapannya dengan sangat berat menanggung kehidupannya yang sekarang.
"Ya kamu yang semangat ya!! Aku yakin kamu bisa kok aku yakin banget kamu wanita kuat dan semangat juga untuk mencari lowongan pekerjaan apapun itu kalau bisa kamu lakukan dan kerjakanlah untuk biaya kamu sendiri!" Ucap Aurel.
"Nya! Aku tinggal dulu kamu kesekolah dan jangan lupa kamu sarapan dan juga jangan lupa mencari pekerjaan," ucap Aurel yang berpamitan kepada Fanya hendak pergi ke sekolah.
"Eh iya kamu yang hati-hati ya Rel semoga kamu jadi orang yang sukses Rel," ucapnya dengan mengusap air mata.
"Kuatkan Ibu ya nak, hari ini kita akan mencari pekerjaan supaya kita tetap bisa makan dan juga Ibu bisa tetap menjaga kamu," ucapannya dengan mengelus perutnya yang sudah mulai membesar.
Fanya pun bersiap-siap untuk pergi keluar dari kos Aurel dan hendak mencari pekerjaan di luar.
***
Tokoh besar menjual peralatan bayi terlihat di hadapan Fanya.
Ketika itu Fanya memandanginya dengan penuh harapan bahwasanya dia bisa diterima bekerja di toko besar itu.
"Huff semoga saja aku bisa keterima di toko itu aku sangat berharap karena ada anak yang harus aku biayai sekarang," gumamnya dan langsung saja masuk ke dalam toko besar itu yang menjual peralatan bayi.
Fanya bertemu karyawan yang sedang ada di depan toko besar peralatan bayi itu.
Ketika itu tak membutuhkan waktu lama Fanya pun langsung saja bertanya tanya kepada karyawan tersebut.
"Permisi mbak apakah di sini menerima lowongan pekerjaan ya soalnya aku lagi butuh banget mbak, aku sedang mengandung bisa tidak ya kalau aku bekerja di sini," ucapnya kepada karyawan itu.
"Hmm mbak memangnya punya Ijazah apa yang nggak bisa aku liat dulu sepertinya bos kita sedang mencari karyawan tapi aku bisa tidak untuk melihat ijazah mbak terlebih dahulu, nanti aku akan memberitahukan kepada bos," ucap karyawan itu dengan sabar berbicara kepada Fanya.
Fanya ketika itu langsung saja terlihat gugup ketika karyawan itu menanyakan soal ijazah kepada dirinya dan dia tak mempunyai ijazah dan belum mempunyai pengalaman untuk bekerja.
****