Tingkah Marsha semakin lama semakin aneh mulai meninggalkan hotel bahkan dia tidak ada rasa canggung kepada sekretaris Tevan.
''Kak Tevan sudah punya pacar belum?" tanya Marsha.
"Belum Nona,'' jawab sekretaris Tevan gugup.
''Sayang sekali pria tampan sepertimu tidak memiliki kekasih,'' ucapnya cemberut.
''Maaf Nona.'' Sekretaris Tevan melirik ke belakang melihat wajah Danish sudah masam karena Marsha mengakui ketampannya.
''Sayang?" panggil Marsha pelan.
''Ya,'' jawab Danish singkat.
''Kenapa dari dari diam?" tanya Marsha sambil kepalanya diletakkan di pundak Danish.
''Karena dari dari kau yang bicara,'' keluh Danish.
''Itu karena kalian tidak mau bicara? Suasana dalam mobil ini terasa horor padahal penghuninya ada.'' Bulu halus tangan Danish merinding mendengar ucapan Marsha.
''Tevan lebih cepat jalankan mobil ini!" perintah Danish.
''Baik Tuan.'' Senang hati sekretaris Tevan melajukan mobilnya karena dia juga merasakan tidak enak.