Pagi yang indah tampak di dunia James, udara terasa segar, angin berhembus sepoi-sepoi membuai kalbu. Alice dan Eryk tampak masih pulas dalam balutan mimpinya.
Luna memutuskan untuk menemui orang tuanya tanpa sepengetahuan Alice dan Eryk, diam- diam ia menunggangi Charlie menuju pintu keluar. Keluarnya Luna dari dunia James terlihat oleh sang Elang yang kebetulan sedang berada di sekitar sana.
Namun elang itu tak berpikir macam-macam tentang Luna.
Alice tampak bangun lebih dulu dari sang adik, ia segera mengambil segelas air dan membawanya ke teras.
"Pagi sekali kau sudah disini Kak," sapa Eryk.
"Kau sudah bangun?" tanya Alice.
"Baru saja aku membuka mata, aku hendak mengambil air minum. Dan aku tidak sengaja melihatmu disini," ucap Eryk.
"Ya sudah, ambilah minumanmu," sahut Alice.
Sang adik segera mengambil segelas air, kemudian menyusulnya di depan.
"Oh iya, apa Luna belum bangun?" tanya Eryk.
"Entahlah, tapi aku belum melihatnya," ucap Alice.
"Coba tengoklah sahabatmu itu," pinta Eryk.
Gadis itu memenuhi saran sang adik, ia berjalan mendekati kamar sahabatnya itu.
"Luna, apa kau belum bangun?" tanya Alice.
"Luna, kau di dalam kan? Bolehkah aku masuk?" tanya Alice lagi.
Tak ada jawaban dari sahabatnya itu, ia berinisiatif membuka pintu kamar Luna. Betapa kagetnya ia kalau melihat sang sahabat tidak ada di kamarnya.
"Eryk," teriak Alice.
"Ada apa Kak? Suaramu sangat mengagetkan aku," ucap Eryk.
"Luna tidak ada dikamar," ucap Alice.
"Mungkin dia sedang jalan-jalan," ucap Eryk.
Kakak perempuannya itu terdiam, kemudian ia berlari ke arah belakang.
"Eryk, Charlie juga tidak ada di tempatnya," teriak Alice lagi.
"Mungkin mereka sedang berkeliling di sekitar sini Kak," kata Eryk.
Entah kenapa perasaan Alice berubah menjadi tidak tenang.
"Luna, Alice, Eryk aku membawakan makanan untuk kalian," teriak Liora.
Keduanya segera menuju ke depan untuk menemui Liora.
"Terima kasih Liora," ucap Alice dengan wajah bingung.
"Kau kenapa Alice? Dimana Luna?" tanya Liora.
"Itulah yang membuatku bingung, Luna tidak ada di kamar dan Charlie tidak ada di tempatnya," ucap Alice gugup.
"Mungkin dia sedang jalan-jalan," ucap Liora.
"Aku sudah memberitahunya seperti itu, tapi Kakakku tetap saja bingung," sahut Eryk.
"Kalian makanlah dulu, setelah itu kita cari Luna bersama-sama," saran Liora.
"Apa kau tidak mau makan bersama kami Liora?" tanya Eryk.
"Aku sudah sarapan bersama Kakakku dan yang lainnya. Kalian makanlah," ucap Liora.
"Baiklah, kami makan dulu ya," ucap Eryk.
Alice tampak tak berselera makan kali ini, ia masih terlihat bingung.
"Alice makanlah, nanti kita cari Luna bersama. Aku akan meminta James untuk menemani kita," ucap Liora.
Akhirnya Alice terbujuk oleh rayuan Liora, mereka memakan makanan itu dengan lahap.
"Kenapa makanan disini selalu lezat ya Ka?" tanya Eryk.
"Memang masakannya yang enak. Segera habiskan makananmu, setelah itu kita cari Luna," sahut Alice.
"Tenanglah, makanan ini pasti habis," ucap Eryk.
Tak butuh waktu lama bagi Eryk untuk menghabiskan makanan itu.
"Makananku sudah habis," ucap Eryk.
"Baiklah, bersiaplah untuk mencari Luna," ucap Alice.
"Baiklah Kak," ucap Eryk.
"Kalian berdua sudah selesai makan? Mari kita mencari Luna," ajak Liora.
Ketiga pemuda dan pemudi itu bergegas mencari sahabatnya.
"Alice, kau cari di taman sebelah sana. Dan kau Eryk, cari Luna di dekat danau. Aku akan mencarinya di jembatan dan sekitarnya. Nanti kita bertemu lagi disini," ucap Liora.
"Baiklah," ucap Kakak beradik itu menyetujui.
Ketiganya segera berjalan menuju tempat yang sudah direncanakan.
"Luna," teriak teman-temannya di tempat masing-masing.
Namun tidak ada jawaban dari gadis cantik itu.
Alice semakin panik, ia pun bertanya kepada beberapa makhluk penghuni dunia James. Hasilnya nihil, tak ada yang melihat Luna Pagi ini.
"Hai Peri cantik, apa kau melihat seorang gadis berambut panjang lewat sini?" tanya Alice pada seorang peri.
"Aku sedari tadi berjaga disini Nona, tapi aku tidak melihat gadis yang kau maksud," jawab sang peri.
"Baiklah peri cantik, Terima kasih," ucap Alice.
Alice memutuskan untuk kembali ke tempat dimana mereka bersepakat untuk berkumpul.
Di pinggir danau, tampak Eryk sedang mencari Luna dan ia pun menjumpai Raja Katak disana.
"Wahai Raja Katak, apakah kau melihat temanku yang bernama Luna? Dia memiliki kulit yang putih dan rambut panjang," tanya Eryk.
"Tidak Eryk, aku tidak melihat siapapun berkunjung di danau ini selain kau," jawab Raja Kata.
"Baiklah Raja, Terima kasih," ucap Eryk.
Ia pun mengambil keputusan yang sama dengan sang kakak, yaitu kembali ke tempat mereka berkumpul.
Di tengah jembatan pelangi, Liora terlihat menoleh ke kanan dan kiri, sang Elang yang melihatnya menghampiri putri cantik itu.
"Putri Liora, sepertinya engkau sedang mencari sesuatu?" tanya Elang.
"Benar Paman Elang, aku mencari Luna dari tadi," jawab Liora.
"Aku tadi melihatnya keluar dari sini," ucap Elang.
"Maksud anda dia keluar menuju dunia manusia?" tanya Liora.
"Benar Tuan putri," jawab sang Elang.
Liora dengan perasaan panik berlari menghampiri Alice dan sang adik yang sudah berada di tempat berkumpul.
"Alice, Eryk, sesuatu yang buruk telah terjadi," teriaknya.
"Sesuatu yang buruk apa Liora? Jelaskan kepada kami," sahut Alice.
Dengan nafas tersengal Liora berusaha menjelaskan berita yang ia dapat dari Paman Elang.
"Luna, pergi ke dunia kalian. Paman Elang melihatnya keluar dari sini," ucap Liora.
"Oh Luna, apa yang kau lakukan, hutan terlalu berbahaya untukmu," ucap Alice.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Eryk panik.
Liora terlihat bingung, ia mencoba berpikir dan mencari jalan keluar.
"Aku akan mengatakan semua ini kepada James dan aku akan memintanya untuk mencari Luna," ucap Liora.
Ia segera berlari menuju istana, tempat James dan manusia jelmaan lain berkumpul.
"James, " teriak Liora sekencang-kencangnya.
"Ada apa Liora? Apa yang membuatmu berteriak seperti ini? " tanya James.
"Luna keluar dari sini, sepertinya ia sedang berada di dunia nyata. Engkau tahu kan, hutan terlalu berbahaya untuk manusia biasa seperti kami," ucap Liora tersengal.
"Apa yang dilakukan oleh gadis itu?" ucap Tuan Barney.
"Mungkin dia mengkhawatirkan keadaan kedua orang tuanya yang disandera oleh keluarga ayahnya Tuan," bela Liora
"Apa kau yakin dengan ucapanmu itu Liora?" tanya James.
"Tentu saja James, Paman Elang melihatnya sendiri," ucap Liora.
"Baiklah, panggilkan Paman Elang untukku," pinta James.
Salah satu pengawal di istana itu segera membawa Sang Elang menemui James.
"Apa engkau memanggilku pangeran?" tanya Si Elang.
"Apa kau benar-benar melihat Luna keluar dari sini paman?" tanya James.
"Benar Tuan, aku melihatnya keluar bersama kudanya," jawab Elang.
"Baiklah, apa paman tidak keberatan membantu aku mencari gadis itu?" tanya James.
"Tentu saya tidak keberatan pangeran. Perkiraan saya mungkin dia baru tiba di pertengahan hutan sekarang," ucap Elang.
"Baiklah mari kita segera mencari dia sebelum pengawal Teodora menemukannya," ucap James.
Pangeran Serigala tampan dan sang Elang pun segera beranjak mencari keberadaan Luna.