Chereads / Luna dan Pangeran Serigala / Chapter 27 - Menyelamatkan Luna

Chapter 27 - Menyelamatkan Luna

Pagi ini Pangeran Serigala dan Paman Elang berusaha mencari Luna. Mereka menyusuri hutan pinus tersebut, namun keduanya belum melihat sang gadis. James tampak khawatir dengan Luna, ia takut Luna di serang binatang buas. Seperti yang ia ketahui, di hutan ini masih banyak binatang buas yang tak terhitung jumlahnya. 

"Paman, apa kau sudah melihatnya?" tanya James. 

"Belum pangeran, pandanganku terhalang oleh pepohonan," jawab Paman Elang. 

"Jalan menuju desa sepertinya ke arah Timur, bagaimana kalau kita mencari ke timur Paman?" saran James. 

"Baik Pangeran," ucap Paman Elang. 

"Paman, kau terbanglah lebih tinggi. Siapa tau kau melihat Luna," pinta James. 

Elang itu kemudian terbang lebih tinggi dari sebelumnya. Namun tetap saja sosok gadis cantik itu tak terlihat dibola matanya. 

Mereka terus melanjutkan pencarian nya, tak sengaja James melihat jejak kaki kuda. 

"Paman, kemarilah," teriak James. 

"Ada apa Pangeran?" tanya Elang. 

"Lihatlah jejak kaki kuda ini, mungkinkah ini jejak kaki kuda Luna?" ucap James. 

"Bisa jadi Pangeran, karena setahuku jarang sekali ada pemburu yang berani sampai kesini," ujar Paman Elang. 

James semakin yakin kalau itu adalah jejak kaki Charlie. Ia pun semakin bersemangat mencari Luna, keempat kakinya semakin kencang berlari. Begitu juga dengan Paman Elang yang tampak gagah mengepakan kedua sayapnya. 

"Paman apa sudah melihatnya?" teriak James. 

Sang elang hanya menggeleng, ia masih belum memberikan kabar baik. 

Mereka terus berlari ke arah Timur, Tiba-tiba terdengar teriakan seorang gadis. 

"Paman Elang, apa aku mendengar suara itu itu?" teriak James. 

"Iya Pangeran, sepertinya suara itu tak jauh dari sini," teriak Paman Elang. 

"Mungkinkah itu suara Luna Paman?" tanya James. 

"Entahlah Pangeran," jawab Paman Elang. 

Mereka mempercepat langkahnya dan mencari dari mana sumber suara itu. 

Benar saja, ternyata itu adalah suara Luna yang sedang dikelilingi oleh beberapa orang pengawal Teodora. 

"Luna," teriak James

"James," sahut Luna lirih. 

Serigala itu berusaha menyelamatkan Luna, ia menyerang para pengawal Teodora dengan brutal. Namun pasukan Teodora yang lain datang semakin banyak dan menyerangnya kembali. 

Paman Elang pun tak tinggal diam, ia mencakar anggota tubuh para pengawal itu. 

"Luna, menyingkirlah dengan kudamu itu," teriak James. 

"Baik James," ucap Luna. 

"Pangeran, berhati-hatilah. Mereka membawa senjata," ucap Paman Elang. 

Benar saja sebuah pedang mengenai lengan James. Pangeran Elang bergegas mencakar bagian wajah para pengawal itu dengan cepat dan bergantian. 

Namun nahas, anak panah salah satu pengawal itu tak sengaja mengenai perut paman Elang. 

"Paman," teriak James. 

Luna menjerit ketakutan, keadaan menjadi semakin genting kala gerombolan pasukan Teodora yang lain datang. 

"Luna ayo lari, ikuti aku" ajak James sembari membawa Paman Elang yang sudah dalam keadaan tak berdaya. 

Para pengawal itu mengejar mereka sampai ke tengah hutan. Charlie tiba-tiba meringkik kesakitan, ternyata sebuah anak panah mengenai kaki belakangnya. 

"Charlie," teriak Luna. 

Mereka terus berlari, namun darah yang berceceran mengundang penciuman binatang buas. 

"Luna berlarilah dulu, darah Charlie dan Paman Elang mengundang binatang buas mengejar kita," ucap James. 

"Baik James, maafkan aku telah menyusahkan kalian," ucap Luna. 

"Bawalah Paman Elang bersamamu," pinta James. 

Luna membawa Elang itu dalam keadaan terluka, sedangkan James berusaha melawan beberapa ekor harimau yang mengejar mereka. 

Beruntunglah Tuan dan Nyonya Barney datang, Tuan Barney membantu James melawan para binatang buas itu. Sedangkan Nyonya Barney membawa Luna dan yang lain menuju dunianya. 

"Pangeran, kau terluka. Pergilah, biar aku yang mengurus mereka," ucap Tuan Barney. 

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendiri Tua," sahut James. 

"Percayalah padaku pangeran, semua akan baik-baik saja. Pergilah, aku akan menyusulmu," ucap Tian Barney. 

James pun mengikuti saran Tuan Barney, ia berlari mengejar Luna. 

Sampailah mereka di dunia James, Luna terlihat ketakutan dengan apa yang ia alami. 

Charlie pun masih meringkik kesakitan, Paman Elang tampak semakin lemah dan tak berdaya. 

Pangeran serigala pun menahan rasa sakitnya. 

"Nyonya Barney, Paman Elang terluka parah. Apakah masih ada ramuan untuk mengobati lukanya?" tanya James. 

"Sepertinya masih ada ramuan dari putri Bao You di istana, aku akan mencoba mencarinya," jawab Nyonya Barney. 

"Baiklah, aku akan membawa Paman Elang ke kamarnya. Luna bawalah Charlie ke istana, kami akan mengobatinya," ucap James. 

Luna merasa sangat bersalah, karena dirinya mereka semua terluka. 

"Aku minta maaf James, karena kecerobohanku semua jadi seperti ini," ucap Luna. 

"Sudahlah, jangan merasa bersalah. Segeralah bawa Charlie ke istana," ucap James. 

"Baiklah James, sekali lagi maafkan aku," ucap Luna. 

James segera menuju istana, dan Luna masih segera membawa Charlie ke istana. Baru beberapa langkah, tiba-tiba kaki Luna dihentikan oleh teriakan Alice. 

"Luna, kau baik-baik saja kan? teriak Alice menghampirinya. 

" Aku baik-baik saja Lun, tapi James, Paman Elang, dan Charlie terluka," jelas Luna meneteskan air mata. 

"Apa yang terjadi Lun?" tanya Alice lagi.

"Akan aku ceritakan nanti setelah membawa Charlie ke istana. James akan mengobati lukanya," ucap Luna. 

"Baiklah, aku akan menemanimu ke istana. Ayo Charlie, kita kesana," ucap Alice menarik tali pelana kuda itu. 

Ketiganya berjalan menuju istana dengan langkah pelan, Luna benar-benar menyesal dan merasa bersalah atas kejadian ini. 

Tibalah mereka di istana, Nyonya Barney menyambut mereka. 

"Luna bawa kudamu kemari, kau sendiri tidak ada yang terluka kan?" tanya Nyonya Barney. 

"Aku baik-baik saja Nyonya, bagaimana dengan Paman Elang dan James?" tanya Luna. 

"Tuan Elang masih parah, sedangkan James masih ditangani oleh tabib istana," ucap Nyonya Barney. 

"Semua ini salahku," sesal Luna. 

Nyonya Barney segera membawa Charlie dan mengobatinya. Ringkikan kesakitan masih keluar dari mulut Charlie. 

"Luna sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian?" tanya Alice lagi. 

Sahabatnya itu pun menjelaskan kejadian yang menimpa mereka selama di hutan. 

"Ketika aku hendak pulang menuju desa, para pengawal keluarga Haugert mencoba menahanku. Kemudian datanglah James dan Paman Elang berusaha membantuku, kemudian mereka terluka. Setelah itu kami berhasil melarikan diri dari mereka, nahas bau darah Charlie dan Paman Elang tercium oleh binatang buas. Beberapa ekor harimau berusaha menyerang kam, untung saja Tuan dan Nyonya Barney datang tepat waktu," jelas Luna. 

"Bukankah kami sudah bilang, bersabarlah kami sedang mencari cara untuk membebaskan orang tua mu," ucap Alice. 

"Aku khawatir Alice, dan aku berniat ingin menemui keluarga ayahku supaya mereka membebaskan orang tuaku. Setelah itu aku akan kembali lagi kesini," ucap Luna. 

"Tapi kenapa kau tak bilang kepadaku?" cecar Alice. 

"Aku tidak ingin menyusahkan kamu atau yang lainnya Alice. Kalian sudah banyak membantuku," ucap Luna. 

Penyesalan masih terlihat jelas di wajah Luna, ia menyadari semua ini terjadi karena kecerobohannya. Sedangkan Alice mulai mengerti maksud dan tujuan Luna meninggalkan mereka diam-diam, ia pun tak sepenuhnya menyalahkan tindakan sang sahabat.