Chereads / PENGACAU / Chapter 2 - AWAL PERTEMUAN

Chapter 2 - AWAL PERTEMUAN

Sekolah menengah kejuruan saksi bisu kegilaan pertemanan menjadi awal pertemuan kami. Kami awalnya di paksa berteman masuk pada jurusan yang sama dan kelas yang sama agar tali persaudaraan kami semakin erat, namun hati saya benar-benar menolak untuk sama dengan mereka. Berpikir saya tidak mau hanya berteman dengan orang itu-itu saja, saya mau teman baru. Padahal kami adalah sanak family, saudara itulah ikatan dasar pada diri kami yang sebenarnya, sehingga tercipta menjadi sahabat. Saya terus menolak dan begitu juga sepupu saya (Kiran), tetapi saudara laki-laki saya (Daniel) kembali menyakinkan kami,

"ini jurusan yang bagus dan cukup menjanjikan, saya ingin melihat kalian berdua sukses, bekerja di kantor, memakai pakaian rapi dan bersih seperti anak orang lain pada umumnya. Apakah kalian tidak ingin?, apa kalian selalu mau bergelimang dengan oli, kalian anak perempuan bukan anak laki-laki, kalau kali laki-laki saya perbolehkan. Namun kalian perempuan dan disana banyak anak laki-laki, nanti takutnya kalian di apa-apain gimana? siapa yang akan mengurus kalian disana aaa? sementara saya tidak sekolah disana lagi."

Kami pun tetap membanta, "kan kami bisa jaga diri, lagian sekolah dan rumah tidak jauh, kita kan ingin sekolah bukan yang lain-lain. apa yang harus ditakuti?, nanti pas kamu mau kuliah, kami akan mengambil jurusan yang abang sarankan. Setidaknya kami memiliki keahlian yang ganda ketika kami lulus kuliah nanti."

"itu terserah kalian mau mendengar atau tidak sebagai seorang kakak saya sudah memberitahu apa yang menurut saya terbaik buat kalian. Kalau tidak mau mendengar ya.. sudah..."

Kami tidak dipaksa lagi dengan perkataan, kami terus memikirkan untuk ke depannya, mencari jawaban atas pertanyaan kamu, mencari apa yang sebenarnya kami inginkan. Sementara teman saya satu lagi (Cira), apa pun pilihan saya dia akan mengikutinya. Kami bertanya pada tetangga kami yang sudah dianggapa seperti keluarga sendiri (rafi), pada saat itu dia sudah berada di perguruan tinggi dia berkata

"untuk saat ini mending kalian mengambil jurusan yang sama untuk perguruan tinggi nanti, takutnya kalian tidak sanggup menyesuaikan diri kalian, dan kalian harus lebih banyak lagi belajar karena tidak memiliki dasar. Itu akan menyulitkan kalian, abang sendiri sudah merasakannya, kalau ada kesempatan abang mengambil sekolah menengah kejuruan sebelumnya biar tidak sulit. Cobalah kalian pikirkan sebelum mengambil keputusan, saran abamg ambil jurusan yang sama disaat kalian mau kuliah nanti, kalian tidak sulit menyesuaikan diri"

Kami kembali berpikir semalam dan mendapatkan jawabnya, kami memutuskan mengambil jurusan yang sama dan sesuai dengan apa yang dinginkan oleh keluarga kami, sebelumnya saya sendiri mau mengambil jurusan otomotif dengan alasan nanti kalau motor saya mogok di jalan atau ada apa-apa di jalan, saya bisa memperbaiki atau setidaknya tahu apa penyebabnya mogok, dan saya berhadap mengerti mesin lainnya.

Sementara sepupu saya (Kiran) dia mau mengambil jurusan elektronika dengan alasan biar keren aja, biar keliatan cewek-cewek tomboy, Sementara teman saya (Cira) yang satu ini sebenar sangat sejutu den jurusan yang kami ambil sekarang, karena dia udah mau mengambil ini dengan alasan biar kayak cewek-cewek kantoran. Jadi jurusan yang ambil itu adalah Akuntansi