Hari terakhir ospek, kami berpikiran tidak mau memberikan pelatan ospek kami kepada senior, namun tidak berhasil kepada saya, beda hal dengan kiran. Dia dengan berani berbohong lupa membawa pelaratannya pada hal peralatan itu kami simpan di belakang punggung kami, karena duduk paling belakang sekali sehingga tidak terlihat oleh mereka, kiran pun lolos. Tak lama kami semua disuruh keluar untuk berkumpul di acara penutupan, kami pun bergegas menyimpannya peralatan tadi di dalam laci meja.
Beberapa adegan dratis pun di rancang untuk acara penyambutan kami, berpura-pura mengeluarkan siswa dari sekolah. Sungguh tidak disangka saya masuk dalam kategori anak nakal dan di panggil ke depan, hal yang disayangkan sekali saya menertawakan teman-teman di panggil namanya, ternyata tak lama nama saya di sebutkan juga. Kedua sahabat biadab itupun tertawa terbahak-bahak, saya ikut tertawa dan terpaksa maju ke depan, ada rasa takut dan risau akan di keluarkan, entah kenapa kemudian aku teringat dengan perkataan bang Danil bahwa akan ada kejutan di akhir acara dan saya kembali mengingat hal yang berhubungan dengan saya. Ternyata benar karena saya 2 hari lagi akan berulang tahun makanya saya masuk kategori itu.
Saya kembali berdiri tegap dan melihat pertunjukan dari senior dan guru yan berpura-pura bertengkar, para senior berkelahi sampai tersungkur sampai dihadapan saya dan teman SMP saya. Dia menangis histeris dan mengatakan,
"Jangan bertengkar, saya mohon pak, bang berhenti, kami janji tidak akan pembangkang lagi".
Semua siswa yang berdiri ke depan itu baik pria maupun wanita menangis kecuali saya, saya pikir
"Apa sih yang mau di tangisi ini tu cuman pura-pura, emang begok lu padaya..."
Kemudian adegan dramatis itu selesai kemudia acara berjalan dengan lancar. Semua orang kembali ke gerbang sekokah untuk pulang, namun kami memilikih gerbang sendiri ke sekolah. Kami kembali kelas mengambil barang yang kami sembunyikan tadi, entah bagaimana bisa kami berpikir bahwa speaker yang di pasang di dalam kelas untuk UN itu adalah CCTV, memang benar sekolah kami di lengkapi dengan cctv tapi kami tidak tahu dimana saja titiknya.
Kami berjalan mengendap-ngendap kedalam kelas, berjalan di tepi kelas untuk mengambil barang itu, dengan tergesa-gesa berlari keluar. Di sepanjang jalan kami berbincang
"Besok kita pasti di panggil pak kepala sekolah karena tetangkap cctv mencuri" kata saya
"Baru masuk sekolah masa kita udah dapat surat panggil dan didalam isi suratnya kita mencuri pot bunga" kata Cira
Kami pun tertawa terbahak-bahak
"Udah jelek maling pot bunga lagi hahahahaah"
Kami tertawa sepanjang jalan membayangkan wajah kami tertangkap oleh cctv.