Chereads / Pernikahan Itu Indah / Chapter 24 - Nenek Baik Hati

Chapter 24 - Nenek Baik Hati

Fahri hanya bisa menumpuk jidatnya sendiri. Kini Zoya ada di dalam toilet bersama dengan seorang wanita tua yang sedang berusaha membujuk wanita tua itu. Dia tidak menyadari bahwa ternyata mereka salah sasaran. Sementara Fahri terus mencoba menghubungi ponsel Zoya. Namun wanita itu enggan untuk menerimanya. Dia justru merasa kesal mengetahui sang suami terus mencoba menghubungi dirinya sementara dia masih membutuhkan semangat untuk bisa membujuk wanita tua yang kini sedang berada di dalam toilet bersama dengan dirinya.

Fahri tidak tahu bagaimana cara menghubungi wanita yang sedang ada di dalam toilet. Dia berjalan mendekati toilet namun tatapan para pengawal yang menunggu di depan toilet mematahkan semangat Fahri. Dia kembali menghindar berjalan ke sana kemari seraya terus mencoba menghubungi nomor ponsel Zoya.

Zoya merasa terganggu karena sang suami terus aja menghubunginya. Wanita itu mengambil ponsel dari dalam tas dengan marah dan mematikan nya. Kini ponsel itu bahkan tidak bisa dihubungi. Fahri sudah pasrah dengan semua yang akan terjadi. Dia tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana, sementara dirinya hanya bisa menunggu di luar, menunggu dengan jantung berdebar.

Zoya mendekati seorang wanita tua yang sedang membersihkan tangannya. Zoya tersenyum kepada wanita tua tersebut.

"Selamat siang nek!" sapa wanita cantik itu. Sapaan itu membuat wanita tua tersebut mengerutkan keningnya. Dia merasa heran mengapa wanita cantik itu bisa berada di dalam sana bersama dengan dirinya.

"Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di dalam sini?" ternyata wanita tua itu sangat angkuh dan sombong. Semua sikap yang ditunjukkan oleh wanita itu di luar prediksi dari Zoya. Tadinya dia berpikir bahwa wanita itu adalah wanita yang ramah. Namun ternyata dia telah bersalah.

"Maaf nek, bisakah kita berbicara sebentar. Tolong beri aku 5 menit saja," ucap Zoya. Wanita itu sudah mulai ketakutan apalagi menghadapi nenek yang kejam yang ada di hadapannya sekarang. Tetapi menghindar juga bukan jalan keluar, dia sudah terlanjur basah maka dia harus mandi sekalian.

"Kamu siapa? Untuk apa aku memberikan kamu waktu? Pergi! Tolong jangan ganggu aku," ucap wanita itu sambil menepis tangan Zoya yang sedang berusaha menyentuhnya.

Zoya tersenyum kecut menanggapi kata-kata wanita tua tersebut. Wanita itu berlalu melewati tubuhnya. Zoya ingin menghentikan wanita itu tetapi dia sedang mencari akal untuk melakukannya. Disaat Zoya sedang berpikir keras tiba-tiba wanita itu terjatuh di lantai. Zoya sangat terkejut melihat nenek tua yang tidak sadarkan diri. Sementara para pengawal masih berada di luar sana.

"Nenek?" jerit Zoya. Suara keras dari Zoya menyadarkan para pengawal yang sedang berbaris di luar. Beberapa pria yang berdiri di sana bergerak masuk ke dalam toilet. Mereka sangat terkejut melihat majikan mereka terjatuh di lantai dan seorang wanita sedang menemaninya.

"Kenapa diam saja? Nenek ini pingsan," ucap Zoya menyadarkan kebingungan para pengawal. Pria-pria yang berada di sana segera mengangkat tubuh wanita tua itu. Mereka berangkat menuju mobil. Tetapi mobil wanita tua tersebut ter parkir jauh.

"Kenapa kalian berhenti? Nenek harus segera dibawa ke rumah sakit," ucap Zoya.

"Kemari saja! Mobil kami berada dekat sini," ajak Fahri. Mereka pun segera bergegas, Fahri yang melihat wanita tua itu pingsan segera mengambil alternatif. Para pengawal membawa nenek tua menuju mobil Fahri. Mereka pun berangkat, meninggalkan bandara. Fahri mengemudikan mobil salah satu pengawal ikut bersama dengan mereka sementara Zoya duduk di bangku belakang sambil memegang wanita tua itu.

Pasangan suami istri ini tidak tahu siapakah wanita tua tersebut dan mengapa mereka justru mengikuti wanita tua itu. Tetapi rasa kemanusiaan yang ada di dalam hati mereka memaksa mereka untuk menolong wanita tua yang tidak mereka kenal. Kini mereka membawanya ke rumah sakit terdekat.

Zoya dan Fahri duduk di samping sebuah ranjang. Wanita tua itu baru saja sadarkan diri dan ketika dia sadar dia melihat wanita muda duduk di sampingnya. Wanita tua yang angkuh dan juga sombong tersebut akhirnya tersenyum. Dia menyadari bahwa Zoya telah menolongnya.

Saat berada di toilet, ketika wanita tua itu hendak terjatuh tiba-tiba Zoya membantu wanita tua itu sehingga kepalanya tidak terbentur ke lantai yang keras. Jika saja Zoya tidak menolong wanita tua tersebut mungkin saja keadaan wanita tua itu dalam keadaan bahaya. Pertolongan yang dilakukan oleh Zoya telah menyadarkan wanita tua tersebut bahwa wanita itu adalah wanita baik hati.

"Siapa kalian?" namun tiba-tiba sebuah suara yang sangat kasar dan keras terdengar di telinga mereka. Seorang pria paruh baya bertubuh tegap memasuki ruangan itu. Fahri memperhatikan wajah pria paruh baya tersebut dia menyadari bahwa dirinya pernah melihat wajah tersebut. Pemuda tampan itu mencoba mengingat di manakah wajah itu pernah dilihat oleh nya.

"Berani sekali kalian menyakiti ibuku. Aku tidak akan pernah memaafkan kalian," lanjut pria baru baya tersebut.

"Pengawal, tangkap dan bawa mereka!" tanpa memberikan kesempatan kepada Zoya dan juga Fahri untuk menjelaskan keadaan sebenarnya, pria paruh baya itu sudah memerintahkan kepada para pengawal untuk menangkap keduanya. Pasangan suami istri tersebut berupa ya untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi tetapi kesempatan tidak hadir menyapa mereka.

Para pengawal mulai menyentuh Fahri dan juga istrinya. Mereka menyeret pasangan suami istri itu dengan sangat kasar. Fahri tidak terima dengan perlakuan mereka terhadap istrinya. Dia ingin membalas perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu. Fahri dan Zoya yang telah berusaha menolong wanita tua itu bukan mendapatkan ucapan terima kasih namun mereka justru menjadi terdakwa. Alangkah malang nasib yang menimpa mereka.

"Hentikan Santoso!" suara teriakan wanita tua yang telah mereka tolong menghentikan gerakan para pengawal. Mendengar nama Santoso membuat Fahri mengingat sesuatu. Pria paruh baya itu adalah Santoso, yang merupakan klien penting mereka. Mereka akhirnya dipertemukan di sana tetapi keadaan sedang tidak mendukung.

"Lepaskan mereka." suara selanjutnya membuat para pengawal melepaskan genggaman tangan mereka dan mundur beberapa langkah.

"Ma, mereka adalah orang jahat. Mereka telah berusaha menyakiti Mama. Kenapa mama justru membela mereka?" Santoso tidak terima dengan kata-kata ibunya. Dia tidak akan pernah memaafkan orang yang berusaha menyakiti ibunya.

"Dasar anak bodoh! Apakah kamu tidak bisa berfikir. Mereka ini bukan orang-orang yang berbuat jahat kepadaku tapi justru merekalah orang yang telah menolongku. Putra aku saja tidak mau menolongku tapi orang-orang ini yang menolongku justru diberikan hukuman oleh putra ku. Apakah itu bukan perbuatanmu kurang ajar," ucap wanita tua itu mengomel kepada putranya. Wanita itu sedang marah kepada sang putra karena itulah dia mempercepat jadwal kepulangan nya. Namun ternyata jadwal itu kembali dibatalkan sebab dia terserang penyakit jantung secara tiba-tiba di dalam toilet.