Chereads / Pernikahan Itu Indah / Chapter 26 - Pekerjaan Baru Jessica

Chapter 26 - Pekerjaan Baru Jessica

"Jessica?" mereka berdua berpelukan melepas kerinduan yang selama ini memenuhi hati dan perasaan mereka. Namun kerinduan kedua wanita itu berbeda. Zoya memiliki kerinduan yang tulus sementara kerinduan yang ditunjukkan oleh wanita itu hanyalah kepalsuan semata. Jessica menunjukkan senyuman penuh muslihat dibalik wajah teman baiknya.

"Kamu apa kabar? Bukankah kamu di Amerika?" tanya wanita itu. Selama ini dia mengetahui bahwa teman baiknya tersebut tinggal di Amerika. Melihat kehadiran Jessica yang tiba-tiba ada dihadapannya membuat wanita itu merasa heran.

"Aku sedang tidak baik. Aku juga sudah tidak di Amerika lagi," ucap Jessica sembari menunjukkan raut wajah penuh kesedihan. Membuat Zoya ikut merasa sedih. Zoya mendekati Jessica, dia menyentuh punggung tangan wanita itu. Mendekatkan letak duduknya.

"Ada apa Jessica?" tanya Zoya.

Jessica tiba-tiba menangis, wanita itu menghidupkan kepalanya dan mulai berakhir mata. Zoya mendekati wanita itu kemudian memberikan pelukan kepada wanita tersebut. Terlalu pintar Jessica untuk bersandiwara di depan Zoya. Semua ini adalah rencana yang mereka buat bersama dengan Bernard. Bernard sengaja meminta Jessica untuk mendekati Zoya agar dia bisa menjadi mata-mata bagi wanita tersebut.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Jessica saat itu kepada Bernard. Pria itu menceritakan tentang kedekatan dan keromantisan yang terjadi antara Zoya dan juga Fahri. Mereka berdua merasa bahwa mereka sudah ketinggalan. Karena kedekatan antara Fahri dan juga Zoya bisa merusak bencana yang sudah mereka buat akhirnya mereka mempercepat gerakan mereka untuk mengeksekusi rencana tersebut.

"Kamu harus menemui Zoya," ucap Bernard. Jessica semula tidak setuju dengan rencana yang diutarakan oleh kekasihnya. Dia memiliki kecemburuan sosial dengan Zoya, sehingga berat hatinya jika harus bertemu dengan wanita itu. Tetapi kali ini dia terpaksa mengikuti keinginan dan permintaan dari Bernard, semua ini harus dilakukan demi rencana yang sudah mereka buat. Agar mereka bisa berhasil dalam rencana tersebut maka Jessica harus mau melakukan sesuatu hal yang meski dia tidak menyukainya. Itulah alasan mengapa saat ini Jessica berada di dalam ruangan Zoya. Dia sedang membuat sebuah sandiwara yang merupakan bagian dari rencana besar yang sudah disusun bersama dengan Bernard.

Setelah Jessica menyelesaikan air mata sandiwara nya dia mulai melepaskan diri dari pelukan Zoya. Dia menghapus sisa-sisa air mata yang terdapat di kedua matanya tersebut. Sudah bersusah payah dia mencoba membuat dirinya menangis di hadapan Zoya.

"Ada apa?" melihat keadaan Jessica yang mulai merasa tenang, Zoya memberanikan diri untuk bertanya. Masih terdengar ishak tangis perlahan dari lisan wanita itu.

"Zoya, aku datang karena ingin meminta pertolonganmu," ucapnya tiba-tiba.

"Apa, apa yang bisa aku bantu Jessica. Katakan saja!" jawab Zoya. Zoya adalah seorang wanita yang baik hati. Sejak kecil dia memiliki hati yang pemurah dan juga penyayang. Dia sering sekali membantu teman-temannya yang kesulitan apalagi jika semua itu berurusan dengan uang. Bagi Zoya, uang bukanlah masalah dan dia tidak ingin teman-temannya permasalahannya karena uang. Dia tidak peduli seberapa banyak uang yang harus dia keluarkan untuk membantu kesulitan teman-temannya dan dia juga tidak perduli apakah uang itu akan dikembalikan atau tidak karena Zoya sudah hidup dalam gelimang harta.

"Zoya, aku membutuhkan pekerjaan. Apakah kamu bersedia menerima aku bekerja di perusahaan mu ini?" Jessica mengutarakan keinginannya. Sungguh semua yang dikatakan oleh lisan nia sangat bertolak belakang dengan semua perasaan yang ada di dalam hatinya. Wanita itu tidak terima jika dirinya di rendah kan oleh Zoya, tetapi saat ini dia harus bersandiwara dan merendahkan dirinya sendiri di hadapan wanita itu semua itu benar-benar tidak sesuai dengan keinginannya tetapi semua harus dilakukan oleh wanita tersebut.

"Bekerja?" tanya Zoya. Wanita itu mengangguk kan kepalanya. Dia yakin bahwa dirinya akan diterima karena Jessica sangat mengetahui karakter yang dimiliki oleh Zoya. Kelemahan Zoya adalah dia terlalu baik sehingga banyak sekali orang yang berusaha memanfaatkan dirinya.

"Baiklah, kenapa kamu harus sungkan. Kamu bisa datang lebih awal agar aku bisa membantumu sebelum kamu mendapatkan kesulitan." Zoya telah terjebak dalam perangkap Jessica dan juga Bernard. Tetapi wanita itu tidak menyadarinya.

Zoya pun menerima Jessica untuk bekerja di perusahaannya. Dia memanggil Florida agar wanita itu mau membantunya.

"Tolong carikan lowongan pekerjaan yang cocok untuk sahabat saya ini. Tolong antarkan dia ke ruangan itu!" perintah Zoya kepada Florida yang baru saja masuk ke dalam ruangan nya. Florida segera pergi bersama dengan wanita itu. Mengantarkan wanita itu menuju tempat kerjanya yang baru.

Kebetulan di dalam perusahaan tersebut terdapat sebuah lowongan pekerjaan yang kosong yaitu staf manajemen pemasaran. Disanalah Florida menempatkan Jessica. Tidak mengerti apa yang dirasakan nya tetapi sekretaris pribadi keluarga tersebut merasakan firasat buruk saat melihat Jessica. Dia merasa mengenali wanita itu tetapi dia tak tahu di mana. Dia merasa bahwa wanita itu memiliki niat jahat kepada Zoya dan juga kepada perusahaan mereka. Tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk mengutarakan pendapatnya apalagi dilihat dari cara Zoya memperlakukan wanita itu sepertinya wanita itu sangat istimewa bagi majikannya.

Jessica mengerutkan kening, dia tidak percaya jika dirinya harus bekerja keras di ruangan tersebut. Dia memperhatikan sekitarnya. Begitu banyak orang yang terdapat di sana dan mereka sibuk mengerjakan pekerjaan yang menumpuk di atas meja mereka masing-masing.

'Apa ini? Bagaimana mungkin aku bisa bekerja di sini? Apakah wanita ini sudah tidak waras? Apakah wanita ini tidak melihat bagaimana Zoya memperlakukan aku. Benar-benar wanita tidak tahu diri,' hati Jessica merutuki Florida yang menempatkan dirinya seperti karyawan biasa. Dia ingin men jambak rambut wanita itu. Tetapi dia mencoba menahan diri dengan sekuat tenaga.

"Silakan, itu adalah meja Anda. Saya harap anda bisa betah kerja di sini!" ucap Florida, setelah itu dia pun meninggalkan Jessica yang sedang kesal sendirian di sana. Dia pergi melangkahkan kaki dengan perasaan gontai karena dia merasa bahwa Jessica adalah musuhnya.

Dengan perasaan marah dan kesal Jessica melangkah menuju meja kerjanya yang baru. Ingin sekali dia berteriak dengan kencang. Selama ini dia bahkan tidak pernah menyentuh pulpen dan buku. Bagaimana mungkin dia bisa bekerja di sana sebagai karyawan biasa. Kepalanya terasa sakit tetapi dia tetap berjalan kemudian duduk di sebuah kursi yang disediakan.

Kursi itu juga terlihat tidak nyaman baginya. Selama ini dia sudah terbiasa dimanjakan oleh Bernard. Pria itu siap memberikan segalanya untuk wanita tersebut sementara dirinya juga bersedia menyerahkan apapun yang diminta oleh kekasihnya itu. Karena itulah Jessica menjadi sosok wanita yang sangat manja. Dia tidak terbiasa melakukan pekerjaan berat yang dia lakukan hanyalah menghabiskan uang dan melayani Bernard.

Saat Jessica baru saja duduk tiba-tiba seorang wanita bertubuh besar dengan kacamata lebar menghampiri dirinya. Wanita itu membawa berkas yang sangat banyak di tangannya lalu meletakkannya di atas meja kerja Jessica.

"Apakah kamu karyawan baru?" tanya wanita bertubuh besar itu.

"Ya," jawabnya singkat.

"Kerjakan semua ini! Besok serahkan laporannya kepadaku." kepala Jessica berubah menjadi panas. Sejak tadi dia sudah mencoba menahan semua emosi yang ada di dalam dirinya tetapi wanita bertubuh besar itu semakin membuat dirinya menjadi lebih panas daripada sebelumnya. Kepalanya seakan terbakar dan berasap. Matanya membulat menatap wanita tersebut. Wanita bertubuh besar itu tak peduli dia terus menikmati makanan yang ada di tangannya sambil berlalu meninggalkan Jessica.