"Sudahlah, Breckson. Lebih baik kamu tidur saja, ini sudah malam. Dan aku rasa, kamu bisa membahasnya bersama dengan Poresa besok. Aku harap kamu juga bisa berbaikan dengan Freislor. Karena dia pasti sangat terpuruk hari ini," ucap Tuan Krapolis sembari menepuk pundak Breckson. Remaja itu menganggukkan kepalanya pelan.
"Baiklah, aku akan melakukannya," ucapnya pelan. Breckson berusaha untuk tetap mengalah. Di satu sisi, remaja itu menghembuskan nafas pelan. Keesokan harinya, Breckson bangun di pagi hari dan langsung menemui Poresa di kamarnya. Sesampainya di depan pintu, Breckson mengetuk-ngetuk pintu itu.
"Poresa, apa kamu di kamar?" tanya Breckson. Poresa yang berada di kamarnya seketika bangun. Dengan tubuh lunglai iya menjawab pertanyaan Breckson. "Ya, aku di kamar." Tangan kanan Poresa terulur ke depan. "Open," ucapnya pelan. Dalam beberapa saat, pintu itu terbuka dengan sendirinya. Breckson langsung masuk tanpa berkata permisi. Ia berlari dan segera membangunkan Poresa.