"Hah? Sejak kapan Kakak membantu mereka?" tanya Kreysa dengan suara lirih. Remaja itu menatap kedua mata Freislor. Gadis itu sama sekali tidak ingin terlibat dalam masalah berat.
"Ayolah, Kreysa. Bisa jadi Kak Breckson memberimu hadiah, kan?" tanya Freislor sembari tertawa lirih dan melirik ke arah Poresa. Ia ingin membuat gadis itu tertarik kembali untuk membantu dirinya dan Mikhael.
"Memangnya apa yang akan mereka berikan? Palingan juga jajan, males, ah. Aku mau ke kamar dan tidur, Kak. Kenapa Kakak nggak ngerti, sih?" tanya Kreysa sembari tertawa lirih. Remaja itu menoleh ke arah Kreysa.
"Heum, baiklah. Aku tidak akan memaksamu jika kamu tidak ingin membantu mereka. Tapi, itu berarti kamu telah mengecewakan Ibu, Kreysa. Kau masih ingat perkataannya, kan?" tanya Freislor sembari menyeringai tajam.
"Kau benar-benar curang, Kak. Kau menggunakan kata-kata Ibu untuk menjebak aku, kan? Katakan saja. Hahaha, sangat tidak lucu." Kreysa mengatakannya dengan wajah sedih.