Mikhael mengembangkan senyuman sekaligus kerutan di dahinya. Cukup untuk mengetahui bagaimana dirinya dipenuhi oleh keraguan. Di satu sisi, beberapa orang pelayan yang berjalan melewatinya nampak penuh dengan pesona.
"Selamat siang, Tuan Mikhael," ucap salah satu pelayan. Mikhael buru-buru mengembangkan senyuman. Menoleh dan sekedar membalas sekedarnya. Tak ada lagi percakapan setelahnya. Jalanan yan ia lewati lengang. Satu hal yang ada di pikirannya kini adalah soal Kreysa. Entah kenapa dia mencemaskan perempuan itu.
"Apa aku harus mengunjungi Kreysa sebelum aku melakukannya?" tanyanya pada diri sendiri. Remaja itu tersenyum sekilas, sebelum akhirnya pergi meninggalkan jalanan. Sesampainya di ruangan, beberapa orang sibuk merawat Kreysa.