Mikhael mengangguk pelan, ia masih bingung dengan jawaban Kreysa. Alhasil, dia menanyakannya lagi.
"Kreysa, memangnya Kakakmu nggak marah atau cemburu jika kamu memuji orang lain di hadapannya?" tanya Mikhael, ia masih penasaran. Kreysa lagi-lagi menggelengkan kepala.
"Tidak, Kakak bukan orang seperti itu, Mikhael. Dia orang yang sangat berbeda. Lagi pula, aku lebih sering memujinya di hadapan temanku yang lain. Dan ia sendiri yang memarahiku karenanya. Tapi, apa pun yang terjadi. Tidak ada Kakak terbaik di dunia ini selain dia." Kreysa menjawabnya sembari mendongakkan kepala ke atas. Ia menatap sang langit yang masih menyuguhkan beberapa bintang dan sang rembulan.
"Heum, begitu rupanya. Hahaha, tapi kamu benar. Kakakmu itu orang yang tangguh, dan dia suka melakukan semua hal sendirian. Tapi, dia memang pekerja keras," komentar Mikhael. Gadis itu tersenyum dan mengangguk pelan.