Tuan dan Nyonya Xu yang masih kebingungan karena melihat keluarga Lin yang akan pergi, tampak tercengang begitu melihat pemandangan ini. Nyonya Besar Xu bahkan langsung berdiri.
Xu Youyou bisa merasakan semua jenis tatapan yang dilemparkan untuknya dari atas altar. Namun, ekspresi di wajah cantiknya tidak berubah sedikit pun. Sebaliknya, dia diam-diam melirik wajah super tampan Mo Shenbai, yang membuat debaran jantungnya menjadi tidak terkendali.
Mau bagaimana lagi, pria ini memang terlahir dengan wajah tampan yang tidak menenangkan hati. Demi memastikan pernikahan dapat berlanjut dengan lancar, Xu Youyou pun menunduk dan memutuskan untuk tidak menatapnya lagi.
Karena kondisi kesehatan Nyonya Besar Xu, acara pernikahan pun digelar dengan sangat sederhana. Tidak ada proses lamaran di tempat, tidak ada pengakuan perasaan, tidak ada saksi yang bicara, dan sebagainya.
Setelah mengambil sumpah sederhana dan bertukar cincin, pembawa acara meraih mikrofon kemudian berkata, "Mempelai pria, Anda sudah bisa mencium pengantin Anda."
Xu Youyou dan Mo Shenbai sama-sama linglung. Saat berbicara dengan pembawa acara sebelumnya, mereka lupa meminta pria itu untuk menghilangkan tahap ini.
'Bagaimana sekarang?'
'Apa dia mau menciumku?'
'Tapi ini ciuman pertamaku!'
'Tapi jika dia tidak menciumku, bisa-bisa nenek di bawah sana….'
Saat perasaan Xu Yoyou masih berkecamuk, pria di depannya itu tiba-tiba maju selangkah. Alih-alih mengangkat tudung pengantinnya, telapak tangan hangat pria itu justru membingkai pipinya dari luar tudung.
Wajah Xu Youyou terasa terbakar begitu telapak tangan hangat itu menempel di atas permukaan pipinya.
Bola matanya melebar saat melihat pria itu menundukkan kepala hendak mencium bibirnya…
Bayangan hitam menyelimuti matanya, napas keduanya saling beradu untuk sesaat, Xu Youyou membeku, pikirannya terasa kosong seketika.
Saat ini, Xu Jialu yang bergegas kembali setelah menerima panggilan telepon, kebetulan juga menyaksikan pemandangan ini. Raut wajahnya langsung menggelap dalam sekejap, dia menggertakkan giginya.
'Brengsek! Mo Shenbai, aku akan membunuhmu!!!
...
Kediaman keluarga Xu.
Nyonya Besar Xu sedang duduk di sofa dengan cheongsam biru tuanya. Karena sakit yang ia derita, tubuhnya menjadi kurus kering. Saat ini, matanya yang dalam tengah menatap Mo Shenbai yang duduk di sampingnya.
Xu Youyou meraih lengannya seraya berkata lirih, "Nenek, maafkan aku … aku tidak bisa menikah dengan Lin Yin, karena orang yang kusukai.…"
Dia menggantung suaranya, matanya melirik pria yang tampak sangat tenang di sebelahnya, "Adalah Mo Shenbai."
Nenek akan merasa tenang selama dia bisa meyakinkannya bahwa orang yang ia sukai adalah Mo Shenbai.
Nyonya Besar Xu beralih menatap Xu Youyou dengan penuh kasih sayang, lalu bertanya ragu, "Kamu benar-benar menyukainya? Sejak kapan kamu mengenalnya, kenapa aku tidak tahu?"
"Kami sudah saling mengenal sejak lama." Jawab Xu Youyou. Takut sang nenek tidak percaya, dia pun menambahkan, "Dia bersahabat dengan Kakak. Kakak yang telah mengenalkan kami. Jika tidak percaya, Nenek bisa bertanya pada Kakak."
"Xu Jialu!" Meskipun Nyonya Xu sedang sakit, tapi suaranya masih sangat kuat. Tatapannya berubah tajam saat melihat Xu Jialu.
Xu Jialu yang masih memikirkan cara untuk membunuh Mo Shenbai yang seperti anjing itu, langsung mendongak dengan wajah bodoh begitu mendengar panggilan sang nenek, "Nenek…."
"Apa benar yang dikatakan Youyou?" Tanya Nyonya Besar Xu.
Xu Jialu melirik Youyou penuh arti, sementara Xu Youoyu balas menatapnya dengan tatapan penuh permohonan seakan berkata, 'Kamu harus membantuku saat ini.'
"Iya, Nenek!" Xu Jialu terpaksa membantunya berbohong pada Nenek Besar Xu, "Aku yang mengenalkan mereka berdua. Meskipun Youyou dan Lin Anj—-"
Sadar telah mengucapkan kata-kata yang salah, dia segera meralat ucapannya, "Dan Lin Yin bertunangan, tapi daripada membiarkan Youyou bersama dengan orang yang tidak dia sukai, lebih baik biarkan dia menikah dengan orang yang dia sukai, demi kebahagiaannya."
Nyonya Besar Xu masih bergeming setelah mendengarnya. Dia kemudian berbalik menatap Mo Shenbai, "Tuan Mo, apa kamu benar-benar menyukai anak gadis kami?"