Chereads / Me And Mr Lonley / Chapter 2 - Appitezer

Chapter 2 - Appitezer

"Party besar nih…" seru pria tampan bernama Jordan tertawa senang.

Party seperti ini dengan berjajar rapih minuman beralcohol berkelas belum lagi deretan botol wine pun berjajar rapih di mini bar di dalam penthouse milik sahabatnya Adreas Lukman.

Sang pemilik rumah, Andreas tersenyum lebar berjalan ke ruangan tengah di mana teman-temannya telah tiba di rumahnya ini.

"Kamu mau beer or wine?"

"Apa saja. Aku suka," jawab Jordan semangat.

Keseharianya yang mengurus angka-angka membuatnya penat bahkan jenuh. Tapi malam ini rasa penatnya akan aktivitas keseharinya itu akan hilang dengan party besar yang diadakan Andreas di kediamannya.

Andreas menatap sang asissten untuk membawa kolekasi terbaru wine nya. Tak butuh waktu lama troli yang sudah siapkan itu kini berada di samping single sofa yang di duduki oleh Andreas.

"Wine termahal dan terlangka yang malam ini aku dapatkan dari seseorang," ujar Andreas seraya menuangkan anggur merah tersebut ke gelas masing-masing temannya.

"Malam ini tentunya kita akan party besar. Tidak hanya minuman yang akan memenami kita. Tapi aku sudah siapkan appetizer untuk kalian semua."

"Appetizer?"

"Yeah… let' go to party…" pekik Andreas seraya melemparkan satu box berwarna hitam pada Jordan.

Kedua teman lainya termasuk Andreas tertawa melihat kebingungan Jordan melihat satu box hitam berisi pengaman.

"SINTING! Seginih banyaknya pengaman buat aku hah?" seru Jordan dengan mata terbelalak pada bocah tengil yang terkekeh.

"Hanya untukmu?" seru Andreas balik bertanya.

"Lalu?" kening Jordan berkerut penuh tanya.

"Tentu tidak. Semua box itu sudah di pastikan untuk kita semua—menghangatkan malam kita."

Di penthouse Andreas, bukan hanya Jordan yang akan bercinta sampai puas bahkan sampai kedua kakinya tak mampun bergerak.

Tentunya mereka akan berpesta sepuas-puasnya dengan wanita pilihannya itu meski sayang kedua temannya belum hadir di penthousenya untuk ikut party bersama.

"Tidak mungkin kita tidak akan memakai benda sialan itu agar kita aman, mengganti secara berkala ketika kita memasuki wanita yang akan menghangatkan malam kita," sambung Andreas.

"Kita akan party dengan ide gila dari pria itu?" tunjuk Andreas pada pria yang masih mengenakan kemeja putih dengan dasi yang masih terpasang di lehernya.

"Maksud k-kalian?"

Jordan bingung, ide gila macam apa yang tengah ada di pikiran teman-temannya itu.

"Dia ingin kita bercinnta dengan satu wanita. Wanita itu akan memuaskan kita semua. Bila perlu kita pakai bersama," ujar Andreas.

Mata Jordan membulat sempuran. "Maksud kalian satu wanita di pakai rame-rame?" seru Jordan masih belum mengerti maksud temannya itu dan Ide gila dari temannya yang kini cengengesan di depannya.

"Ya. Kamu benar dude. Satu wanita untuk kita semua!"

"GILA!"

"SINTING!" seru Marcus ikut berkomentar.

"Segila itukah idemu Toby?" seru Jordan dengan gelengan kepala.

Seumur hidupnya meski Jordan berengsek dan bercinnta dengan banyak wanita di depan teman-temannya. Tapi tidak juga bepesta dengan satu wanita yang akan di pakai rame-rame oleh keenam temannya nanti.

"SUNGGUH IDE GILA! FUCk!" umpat Jordan.

"Munafik lo! Bukannya lo juga terbisa bercinnta di mana saja meski di dalam ruangan itu ada kita-kita." Pria bermata coklat tersebut menjawab.

"Lo, lo dan juga lo. Bukannya terbiasa bercinnta di satu ruangan."

"Ya, itu benar. Tapi nggak satu buat rame-rame dong Tob!"

"Nggak salahnya kita mencoba melakukan hal gila. Satu wanita di pakai rame-rame itu sudah biasa di luaran sana," sambung Toby.

Meski begitu, tetap saja bagi Jordan dan juga Marcus ikut tergelak kaget. Ide gila Toby membuat Jordan tak henti bergeleng-geleng dengan ke Sintingan temannya itu.

Jordan menyandarkan punggungnya di sadaran sofa panjang duduk bersampingan dengan Marcus.

Pria itu menghembuskan napas berat seraya berpikir akan party gila dari Toby.

"Si Mr Snow melihat ini pasti tidak akan setuju. Apa lagi si Mr Lonley teman lo yang dokter itu. Pasti melarang keras kita bercinnta dengan satu wanita," tegas Jordan.

"Tidak salahnya kita melakukan hal yang penasaran itu. Ide gilaku pasti akan membuat lo ketagihan akan sesuatu yang belum pernah lo lakukan seumur hidup lo!" ujar Toby dengan cengiran.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan mencoba ide gilamu itu," jawab Marcus setuju.

"Apa wanita yang akan memuaskan kita malam ini cantik?" tanya Jordan lebih dulu pada Andreas selaku otak kedua dari ide gila Toby.

Andreas memang sudah di minta oleh Toby untuk menyiapkan wanita cantik dan memuaskan untuk partynya malam ini yang tak biasa.

"Tidak usah khawatir dengan parasnya. Wanita yang akan menghangatkan kita tentunya tidak akan di ragukan lagi.

"Madam Olive suhda memberikan wanita terbaik di tempatnya bahkan yang aku dengar jarang sekali yang memakai wanita itu karena tarifnya sangat mahal untuk sekali bercinnta."

"Hanya pelanggan berkelas saja yang bisa mendapatkan wanita itu bahkan kini wanita itu bersedia untuk memuaskan keenam pria sekaligus!" ucap Andreas.

Jordan menghembuskan napas pelan.

"Astaga. Bener-bener gila ide lo ini Toby," decak Jordan kembali menggeleng kepala.

"Apa aku tidak salah dengar hah?"

Seseorang pria berjalan menghampiri ruangan tengah yang menjadi tempat obrolan para teman-temannya yang tengah membiacarakan obrolan yang menjijikan itu.

"Darren… kau sudah datang? Mana si Mr Lonley?"

"Ada di belakang, lagi telephone," jawab Darren duduk di sofa panjang dengan helaan napas berat.

"Katakan padaku. Ide gila apa yang kini kalian rencanakan?" tanya Darren pada keempat teman-temannya.

"Kita akan bercinnta dengan satu wanita sekaligus di pakai ramai-ramai."

"GILA! Ide siapa ini?" tanya Darren pandangi satu persatu temannya.

"IDE TOBY!"

"Gue nggak akan ikut silangkan kalian saja!"

"Oke kalau begitu."

"Aku jadi pensaran dengan wanita seperti apa yang akan melayani keempat pria seperti kita malam ini."

Darren bangun dari duduknya menunju mini kitchen Andreas yang berada di sana. Tak ingin mendengarkan obrolan keempat temannya yang menjijikan.

Darren memilih membuat makanan yang bisa di santap dari pada harus melihat keberengsekan teman-temannya. Darren sangat lapar dan belum sempat makan malam karena di telephone Andreas harus segera datang ke penthousenya.

"Aku percaya pada Andreas, karena Madam Olive tidak akan memberikan wanita sembarngan apa lagi pada ganster seperti dia," tunjuk Marcus pada Andreas.

"Bila tidak memberikan wanita terbaiknya, pria itu pasti akan membunuh wanita tua itu," sambung Marcus dengan kekehan.

Siapa yang tak mengenal dengan pria muda di depannya itu. Pria berusia dua puluh tahun bernama Andreas Lukman sudah di kenal banyak orang akan dunia hitamnya di ibu kota ini.

Andreas ketua ganster yang ditakuti dan di segani di negaranya sendiri.

"Sudah-sudah dari pada kalian berdebat. Aku akan membawakan appetizer untuk kalian agar kalian bisa pemanasaan lebih awal dulu," ujar Andreas pada ketiga teman-temannya, sementara Darren sibuk di dapurnya.

Hanya satu tepukan, wanita cantik dengan lingerie merah tersebut berjalan melenggak lenggok tubuhnya menghampiri keempat pria yang langsung menatapnya dengan tatapan lapar.

Body rampingnya dengan dadda ranumnya yang melask membuat ketiganya menelan salivanya dalam-dalam. Benar-benar wanita itu wanita yang sangat cantik.

"Perfect!"

"Benar-benar sempuran party malam ini Andreas," sorak Marcus.

Andreas menyunggingkan senyuman menatap wanita cantik pilihan Madam Olive yang memang tak pernah mengecewakan.

"Madam Olive memang tidak pernah mengecewakanku!"

"Ya kau benar, Bocah! Hai Honey kemarilah…" pinta Toby.

Ketty berusah tenang, sekalipun jantunga berdetak tak kala hebatnya harus melayani keempat pria sekaligus. Eh enam sekaligus yang entah kemana dua pria lagi.

Ketty menghampiri Toby dan berdiri di samping pria tersebut.

"Duduklah di pangkuanku," pinta Toby seraya mengusap pahanya mengisyaratkan wanita itu untuk duduk.

Kitty mengangguk pelan, dan duduk di pangkuan pria tampan berwajah timur tengah. Senyumannya itu membuat wanita mana pun akan terpesona dengan wajah rupawannya dan juga harum tubuhnya.

Sekalipun pria itu baru pulang kantor, namun tubuhnya masih tercium roma segara menyeruak pada indar penciumannya.

"Siapa namamu, honey?"

"Ketty."

"Ohh My Kitty."

"Ketty tuan. Bukan Kitty," ujar Ketty dengan senyuman.

"Oh ya, tentu saya tau. Tapi saya ingin memanggilmu My Kitty."

Kitty mendengus pelan, meski wajahnya selalu mengulum senyuman manis.

"Pekernalkan namaku Toby De Lano Morone," ujar Toby.

Toby meraih tangan mungil Ketty lalu mengecup punggung tangan Ketty.

Wajah tampan itu begitu dekat, membuat Ketty menahan napas melihat pahatan sang maha kuasa akan wajah tampan yang berada di sampingnya itu.

Tangan kekar itu berjelajah, mengusap paha telanjangnya dan satu lagi bibir seksinya itu tak henti mengulas senyum dan sesekali pria itu mengusap pantatnya.

"My Kitty. Apa nona tidak keberatan melayani kami berempat bahkan berenam nanti?" tanya Toby.

Ketty mengangguk pelan tak keberatan.

"Benarkah"

Kitty mengangguk pelan, dengan bibir yang terus di paksa melengkung. Menolak pun rasanya tidak bisa karena bayarang yang diberikan oleh Madam Olive bagi Ketty begitu besar.

"Apa nona tidak akan keberatan asset nona ini akan di masuki secara langsung oleh ketiga dari kami bahkan empat sekaligus?" tanya Toby pelan.

Kitty langsung melembarkan kedua matanya. "Bertiga sampai beempat apa maksudnya?" batin Ketty.

"Kita akan bermain dengan your ass. Apa nona tidak keberatan?" bisik Toby membuat Ketty lebih melembarkan kedua matanya.

"Apahh my ass?"

"Ya, bagaimana?"

Kitty terdiam meski matanya masih mendelik. Ia mencerna perkataan pria tampan di mana tangannya tak henti berjelajah bahkan sebelah tangannya menyelusup masuk ke dalam satu bukitnya dan memilin bulatan kecil.

Darren yang mendengarkan pembicaraan itu hanya menghela napas berat pandangi keempat temannya yang benar-benar gila. Bercinnta dengan seseuatu yang tentunya di negarnya ini masih tabu. Gaya bercinnta kebarat-baratan yang selalu menjadi gaya teman-temannya.

Marcus yang duduk di samping Toby pun menyunggingkan senyuman melihat si playboy seperti Toby membujuk wanita tak berdaya yang tengah berpikir itu untuk mendengarkan keinginan Toby.

Playboy seperti Toby tidak akan pernah gagal menggoda wanita mana pun.

"Bagiamana my kitty?"

Dalam hati Ketty menolak, sepanjang dirinya menjadi wanita jallang sama sekali Ketty tak pernah dan juga tak ingin bercintta jauh ke arah sana.

"Sssshh… aahh" desah pelan Ketty, ketika bibir seksi itu menyesap pucuk merahnya.

Toby tersenyum pelan nan senang mendengarkan suara desahan Ketty yang seksi. Kedua mata indah itu menatap manik mata Ketty seolah meminta izin terlebih dulu pada pemilik tubuh indahnya itu.

Padahal Toby tak harus meminta izin lebih dulu karena wanita jalang ini sudah pastinya di bayar mahal oleh Andreas untuk memuaskan teman-temannya malam ini.

"Kita terbiasa main di lubang sempit itu, bahkan mamasukannya secara bersamaan bagimana?" bisik Toby.

Kedua mata Ketty kembali mendelik, dadanya bergemuruh cepat.

"Maaf tuan Toby. Tapi saya belum pernah bercinnta sampai sejauh itu. Apa anda tidak bisa bercinta dengan sewajarnya?" tanya Ketty seolah tengah bernegosasi dengan pria berengsek itu.

"Apa itu tandanya kamu menolak hmm?"

Katty diam, bingung sementara Toby tak lepas menatap Ketty yang masih berpikir.

"Berapa kau bayar nona cantik ini, bocah?" tanya Toby pada Bagas.

"Lima ratus juta. Dua hari tiga malam!"

"Apaahh? Lima ratus juta?"