Chereads / Me And Mr Lonley / Chapter 4 - Bad Bitch!

Chapter 4 - Bad Bitch!

Aretha mundur selengkah. Namun gerak cepat seseorang membuat Areletha memekik keras ketika tubuhnya tiba-tiba saja di gendong oleh seseorang seperti memanggul karung beras.

"Haaaahhh…"

Darren dan Andreas saling bertatapan dengan kedua wajah mereka terkejut melihat siapa yang pada akhirnya membawa wanita itu?

"Ada apa dengan Mr Lonley?"

"Bukannya tadi tidak berminat?"

Darren mengkendikan bahunya tidak tau, sedangkan ketiga temannya yang lainya yang ikut melihat aksi Mr Lonley menggendong wanita jallang itu pun sama terkejutnya hingga ketiganya bersamaan menghentikan kegitaanya.

Mata mereka saling beradu untuk mencari jawaban akan keanehan dari Mr Lonley yang membawa langsung wanita bernama Aretha.

"Aneh?" kata Toby dengan kening yang mengkerut.

"Ya. Tumben Mr Lonley mau bercinta dengan wanita jallang? Apa dia ada masalah dengan model itu?" tanya Marcus pada teman-temannya.

Jordan mengangkat tubuh Ketty yang berada di atasnya lalu meletakan ke samping. Ia melepaskan karet yang ketigannya ketika pasukan adiknya sudah keluar.

Melihat tubuh wanita itu terlihat kesakitan, Jordan tak ingin lama-lama bermain.

"Jo. Apa dia ada masalah?" tanya Marcus seraya menarik Ketty untuk kembali duduk di atas pangkuannya.

"Aku tidk tau. Perasaan pagi tadi sampai makan siang tadi dia baik-baik saja," jawab Jordan. Diantara mereka berlima Jordanlah paling dekat dengan pria dingin itu.

"Sudahlah. dia juga kan pria normal sama-sama ingin menuntaskan hasratnya."

"Ya, kamu benar Jo. Mungkin saja pria yang selalu kesiapan itu kini ingin bersenang-senang dengan wanita yang bisa melepaskan penantnya setelah bekerja," ujar Andreas yang sama tau nya akan kesibukan saudarnya itu.

***

Bug!

Aaaarrgghhh…

Aretha merintih kesakitan, tubuh kecilnya itu di lempar begitu saja ke atas tempat tidur dengan cukup keras.

"Apa sakit hmm?" tanya si Mr Lonley menatap tajam pada Aretha.

Aretha bangun dari posisinya yang terlentang dengan kedua tangannya yang langsung menutup bagian dadanya.

Dilihatnya kesamping, bukannya menjawab pertanyaan pria tersebut. Namun, Aretha sibuk sendiri dan kini kedua tanganya sibuk menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang memakia pakian laknat itu.

Dalam hati Aretha hanya biasa berdoa semoga Tuhan melindunginya dari pria iblis berwujud melaikat di depannya itu.

"Tolong selamatkan aku tuhan… Tolong…" doa Aretha dalam hati dengan ketakutan yang amit nyata.

Baru pertama kali ini Aretha melihat pria tampan yang sama sekali tidak melirik bahkan terlihat terkesan dingin.

Pria yang entah siapa namanya itu begitu saja melepaskan jas yang di kenakan dan melemparkan asal begitu saja.

Kedua manik mata indah pria itu tak lepas menatap Aretha dengan tatapan bengis membuat tubuh Aretha bergeridik ngeri.

"Kemarilah! Jangan buang waktuku hanya untuk menunggumu yang sama sekali tidak ada pergerakan!"

Dadanya naik turun, tatapannya sama sekali tak bisa teralihkan.

"Come on bitch. Give me your best touch!"

Telunjuk si pria itu begerak seraya meminta Aretha untuk maju.

"Satisfy me tonight!" ucap Mr Lonley seraya melepaskan satu persatu kancing yang mengaik di lengan kemejanya.

Bibir Aretha bergetar, diam masih berada di atas tempat tidur.

"Apa kau tuli hah?"

Pria itu memukul pelan samping sofa panjangnya yang kosong memerintahkan Aretha agar lekas turun.

Kaki Aretha pun turun dari atas tempat tidur dengan sebelah tangannya masih memegang selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Lekaslah bitch! Bukannya saudaraku itu sudah membayarmu mahal, hah? Lekaslah kemari dan puaskan aku malam ini!" ujar Mr Lonley kembali.

Aretha berjalan sangat pelan seraya berpikir bagaimana caranya untuk mengindar—lari dari pria tampan nan rupawan.

"Cepatlah!" bentak Mr Lonley akan lambatnya wanita bodoh yang berjalan seperti kura-kura.

Tak peduli bagaimana pria itu membentak atau memakinya.

Namun kedua manik mata Aretha yang tak lepas menatap manik mata biru sapphire yang teduh namun mampu menyihir Aretha hingga kini Aretha berada di hadapannya.

"Aaaahhh…" pekik Aretha tersentak kaget.

Pria itu kembali menarik tangannya hingga tubuh kecil itu terhempas dan tepat duduk di atas pangkuan pria tersebut.

"Ck. Melihatmu yang lamban seperti ini aku tidak yakin kalau kau bisa memuaskanku," decaknya.

"Bayaranmu malam ini besar bukan? Aku ingin tahu bagaimana wanita jalang mahal sepertimu ini memuaskanku!

"Maka cepatlah bergerak jangan mengecewakan aku!" tegasnya dengan bibir yang tertarik ke samping menatap remeh pada wanita yang duduk di sampingnya.

"Tapi a-ku—"

Tangan kekar My Lonley menarik tengkuk leher Aretha dan membungkan bibir mungil Aretha dengan kasar.

Aretha menolak—mendorong tubuh besar tersebut yang memperlakukannya dengan kasar. Tak ingin di sentuh apa lagi melepaskan kesuciannya. Aretha mengigit bibir si pria hingga berhasil membuat bibir seksi itu terlepas.

Ekspresi Mr Lonley terlihat mengerikan yang Aretha lihat kali ini dengan bibir bawahnya yang berdarah karena gigitannya.

bibir bawahnya terdapat darah hingga berhasil sip ria i

"Ck! Bad Bitch!"

"I'm not bitch sir!" hardik Aretha tak terima kalau dirinya di samakan dengan Ketty yang berada di bawah sana tengah memuaskan ketiga temannya entah ke lima temannya.

Plak!

"Aaahhh…" seru Aretha tersentak kaget.

Kedua matanya membulat sempurna karena tangan kekar itu memukul keras panttanya lalu meremasnya.

'Sial!' batin Aretha.

"Benarkah kalau kau bukan wanita jallang hmm?"

Mr Lonley menatap dari atas hingga ke bawah.

"Lalu bagaiman dengan penampilanmu yang sudah sembillan puluh sembilan persen telanjang hmm?

"Bukannya penampilanmu sama seperti wanita yang tengah berpesta dengan tema-temanku?"

Tubuh kecil Aretha di dorong keras hingga tubuhnya terbanting jatuh ke sofa panjang. Pria itu dengan cepat mengimpit tubuh kecil Aretha dan menguncinya agar wanita itu tidak kembali menolak.

Sekuat apapun Aretha memukul dada bidang si pria. Tapi Aretha tak lelah ingin memperjuangakan harga dirinya di mana sip ria tengah menikmati tubuhnya, menyesap, bergerak lembut hingga memeras dan memiilin membuat Aretha menahan agar tak mendesah.

"Lepaskan aku! Aku mohon tuan!" rengek Aretha.

Tak mendengarkan apapun permohona dari si wanita jallang. Mr Lonley justur semakin lebih kasar menikmati tubuh Aretha hingga memberikan tanda kepemilikan di dada indah milik Aretha.

"Please hentikan tuan!" rengek Aretha lagi.

Air matanya berjatuhan akan pria itu yang memaksa dan berbuat kasar. Pria jangkung itu kembali naik ke atas melumat bibir mungil Aretha dengan buas sembari melempaskan kaitan yang melekat di dua bukit kembar Aretha.

Pria yang di kenal Mr Lonley yang hidupnya selalu kesiapan sekalipun punya wanita yang dicintainya sepuluh tahun ini.

Namun matanya menatap penuh amarah dan ingin menumpahkan semua amarahnya yang menggebu-gebu pada wanita jallang di depanya ini yang tak tau menahu.

Bayangan-bayangan di dalam foto tersebut membuat amarhnya kembali tersulut bersamaan hatinya yang kembali terluka.

'Apa ini tandanya kamu menolak lamaranku?'

'Ya tolong maafkan aku. Aku masih belum siap menerima semua lamaranmu. Kamu memang pria yang aku sayang. Tapi sayangku bukan berarti aku mencintaimu. Aku hanya menganggapmu sahabat, tak lebih dari itu. Jadi maafkan aku.'

Kata-kata tersebut membuat Mr Lonley pun semakin berapi-api. Menuntuaskan amarahnya dengan melecehakn, bercinta dan melampiaskan semuanya pada wanita yang ada di hadapannya ini.

'Tidak salahnya aku bukan kalau aku pun mencoba kegilan ini? Menyakiti wanita agar aku puas?' batinnya.

"Please aku mohon tuan… Jangan…"

"Kau harus menyerahkan tubuhmu ini, kau harus—"

Drrtt…

Drrrtt…

Getaran suara ponsel milik Anshell pun bergetar. Ia menghentikan kegiatannya pemanasaan sebelum berolah raga malam dan melihat nama di layar ponselnya.

'Dila'

Dengan cepat, mengabaikan akal sehatanya yang tengah marah. Anshell begitu saja mengambil cepat punselnya dan menerima panggilan telephonennya.

"Ya hallo…" jawabnya seraya berjalan ke arah jendela besar kamarnya.

Aretha lekas mengambil selimut untuk menutupi bagian tubuhnya yang kini sudah terlepas bagian penutup gunuh kembarnya itu, dengan terburu-buru Aretha pun memakainya kembali.

Dari jarak yang cukup jauh Aretha pandangi sudut ruangan ini sama sekali tidak ada pakaian yang layak untuk dikenakan, sekalipun anak matanya tak lepas memperhatikan pria tampan yang terlihat serius berbicara di ponselnya yang entah siapa.

"Kau ikut aku!"

Pria tampan itu menarik paksa lengan Aretha dan satu tangannya mengambil jas nya yang tadi ia lembar. Ditariknya lengan Aretha seolah kambing untuk keluar dari dalam kamar tersebut.

Aretha berjalan lambat di belakang si pria yang tak lepas menarik sampai keduanya menurunia anak tangga.

"And. Gue bawa wanita jallang ini ke apartement gue," serunya.

"Loh. Kok nggak bercinta di dalam kamarmu saja?"

"Tentu tidak. Nggak enak di sini karena ada orang yang tentunya menginginkan wanita ini bukan?" tangannya yang memegang tangan kecil itu di tarik ke atas.

"Gue hanya ingin menikmati wanita jallang ini sendirian. Tidak untuk di pakai rame-rame seperti itu!"

Ia kembali berjalan dan menarik lengan si wanita agar mengikuti langkahnya.

"Gue duluan semua…" sambung Mr Lonley pada semua teman-temannya yang tengah berpesta dengan satu wanita.

Aretha menatap sedih pada Ketty, wanita yang baru saja bertemu di rumah ini yang kini tengah di gilir oleh pria kaya raya yang tak punya hati.

'Jaga dirimu baik-baik,' ujar Ketty di samping sana pada Aretha dengan bahasa bibir.

Aretha paham, ia pun mengangguk pelan pandangannya kini lurus ke depan pada pria yang sama-sama tak punya hati menarik paksa keluar tanpa menutupi tubuhnya yang mengenakan pakaian sialan itu.

'Ya Tuhan bagaimana nasibku setelah ini? Aku harap engkau masih berbaik hati padaku, amin.'