Pagi yang indah dihiasi embun yang menghiasi kaca-kaca jendela, suara kicauan burung yang bercengkrama hangat menemani kesepian, mega merah mulai menghilang yang berganti dengan cerah nya mentari pagi, hari ini adalah hari yang tak biasanya bagi Diki, seorang siswa smp yang duduk di kelas 3 dengan postur tubuh yang tinggi dengan warna kulit nya yang khas dihiasi kacamata hitam diwajah nya.
Hari ini adalah hari pertama Diki melakukan UN dengan teman seangkatan nya "Diki!!" terdengar suara teriakan ummi dengan nada lembut yang khas, "ya ummi ada apa", "kok ada apa, yah sarapan lah kamu belom mandi ya" "uda loh ummi ini bentar lagi Diki siap kok" tak berapa lama kemudian Diki datang dengan membawa tas nya dan mulai menyantap makanan ummi, "ummi kak Riri kapan wisuda?", " ya, tahun ini", "lah tapi kan Diki tahun ini juga tamat Smp mi", "ya terus emang kenapa kalo kamu tamat smp", "ya, biayanya darimana mi", "uda deh kamu gausah pikirin itu yang penting sekarang kamu itu belajar yang bagus soal biaya biar ummi yang pikirin, yaudah entar kamu telat kesekolah loh", "iya ummi, Diki pamit ya, assalamualaikum", "waalaikum salam", ummi memang gitu semangat nya tak mudah patah membanting tulang kesana kemari demi menyekolahkan anaknya agar berguna dimasa depan kelak, abi sudah meninggal sejak aku sd, ajalnya datang ketika ia dalam tidur, saat itu hujan deras di pagi hari aku dan kakak ku menunggu abi dari tempat ia bekerja untuk mengantarkan kami sekolah, sudah di telepon beberapa kali, tapi tidak ada jawaban sama sekali akhirnya ibu memutuskan untuk ketempat kerja abi yang tak jauh dari rumah tak beberapa lama kemudian ibu menangis sambil membuka pintu rumah dan menceritakan semua keadaan yang terjadi, dan saat itu aku sadar bahwa ajal datang secara tiba-tiba tanpa kita ketahui, dan sampai saat ini ummilah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Bismillah semoga hari ini dalah hari yang barokah untuk ku.....setelah sampai di sekolah, suasana sangat riuh dengan obrolan siswa sma tentang UN, "ki!!!" terdengar suara seoarang laki-laki dari belakang Diki sambil Diki meoleh kebelakang "ada apa zid", "kamu uda belajar", "hmmm,kalo uda kenapa", "ya ngga papa sih, tapi ntar bagi tahu jawaban nya ya hehehe.." "yaa, tergantung lah ya kalo aku lagi butuh kamu ya, it's oke lah" ini Zidan, teman dekat Diki, anak orang kaya,ganteng,keren beda jauh dengan Diki yang terlahir dari keluarga yang sederhana dengan gaya pas pasan tapi Diki selalu berada dikalangan elite ya, seperti sekolah berbasis elite lah.
Tanpa terasa UN hari ini telah seleai, terlihat raut wajah para siswi2 SMP sangat pucat menghawatirkan nilai mereka, tapi tidak dengan siswa2 nya, justru mereka malah senang karena pulang lebih awal, karena begitu mereka bisa bermain game lebih banyak waktu. Diki!! Terdengar suara seorang laki laki dari depan Diki yang kemudian menghampiri Diki, ''napa zid?", "kamu pulang naik apa?", "gak tau sih soalnya jam segini belum ada angkot, emang kenapa?", "kerumah aku yuk, ayolah aku bosan dirumah gaada teman, kan kamu bisa nelpon ortu kamu dirumah kun nanti", "mmmm...yauda deh", ya gitu, Zidan emang selalu gitu gak salah kalo dia gaada teman, soalnya dia tinggal di kompleks apalagi kompleks itu di tempati anak2 elite yang mainnya itu gadget super canggih padahal masih TK, beda sama Diki yang dulunya lebih sering bermain di luar rumah.
"Eh Diki, ntar kamu SMA dimana?", "gatau deh, terserah orang tua ku aja deh", "lah, kok gitu, kamu kan laki2 harus punya pilihan lah", "percuma sih kalo ada pilihan tapi terakhir ga bisa masuk di SMA yang kita mau, sama saja, aku kan beda sama kamu, kalo kamu mau masuk sekolah ini itu kan bisa, kalo aku nggak, ya paling sekolah sesuai budget orang tua ku yang pas pasan, yang penting sekolah" mendengar jawaban itu raut wajah Zidan menciut, "Terus kamu mau ngelanjutin kuliah dimana Diki" "ya kalo bisa aku mau kuliah di luar negeri Zid", "ke Australia yuk Di, kita ngambil beasiswa" "gatau deh Zid liat nanti aja" krrrkrkrkrkkrk....terdengar suara dari perut Zidan, sambil mengerutkan kening Diki menatap Zidan "ehhehehe, laper Di, bakso yuk, aku yang bayarin deh" "bener yah" "iya".
Detik, menit, jam, hari, terus berlalu, lewat bumi yang selalu istiqomah mengitari matahari melalui garis orbit nya, hal yang ditunggu – tunggu pun telah tiba saat nya yaitu perpisahan SMP dimana akhir dari sifat kekanak-kanakan menuju sifat dewasa. Terlihat seorang laki2 datang menemui Diki, "Diki, selamat yah", "ya, terimakasih selamat juga ya Zidan, mmm, jadi kamu lanjut kemana nih Zid", "mmm,,aku sekolah diluar kota Di" "wah, bagus dong, buat nambah pengalaman baru", "ya di, yauda deh aku pulang ya jangan lupa ya, kalo libur sekolah main ke rumh", "yoi,siap", "bye.","bye". Acara perpisahan sudah selesai Diki dan ummi bergegas pulang, tiba-tiba seorang perempuan datang menemuiku "nih, buat kamu" "coklat,? Buat ku? Sebagai apa?" "ya, nggak ada kita kan uda perpisahan sekolah ni, kan belum tentu kita bisa bertemu lagi" "oh yauda deh, makasih ya" "ya". Dia satu2 nya perempuan yng pernah nyatain cinta nya ke Diki yang selalu bersifat kalem, cuek, dan gak romantis.
Keesokan paginya Diki diajak Ummi melihat satu pesantren yang rencananya Diki mau dimasukin kesitu. Ummi memesan satu taxi online dan langsung Diki dan ummi bergegas pergi. Selama perjalanan ummi bercerita dengan Diki "Diki kamu mau kan masuk pesantren?" meskipun berat mnerima kenyataan ini, Diki tetap membalas pertanyaan sang ummi dengan senyuman "iya ummi, Diki siap kok", tanpa terasa tujuan mereka sudah sampai, ummi dan Diki bingung, "ini dimana pesantren nya ya? Kok gak terlihat kayak pesantren" celetuk ummi, kemudian ummi bertanya kepada penjaga kios terdekat, kemudian penjaga kios itu mengarahkan mereka ke salah satu rumah ustadz yang menjaga pesantren itu, Diki dan ummi kemudian bergegas menuju tempat ustadz itu dan bertanya-tanya tentang program yang diberikan pesantren itu, ustadz menjawab bebrapa pertanyaan dari ummi, "baiklah, pesantren kita ini adalah pesantren yang berbasis Quran disini kita mewajibkan santri untuk menghafal Quran, dan sekolahnya itu di sekolah umum dan kebetulan, saya adalah seorang kepala sekolah yang berdomisili di sekolah itu, nama sekolah nya itu SMA S IT AL-IKHLASH", "baiklah, ustadz saya akan mendaftarkan anak saya untuk ikut mengabdi di pesantren ini".