Seorang pria dengan setelan jas biru gelap. Memiliki rahang tegas dan sorot mata dalam melebihi siapapun yang ada di ruangan itu. Menyela pengadilan yang terjadi di depan matanya.
"Bahwa anak saya pasti tidak bersalah. Dan kesalahan mutlak berada di pihak lain."
Semua orang sontak terkejut.
Mereka lupa sejenak tentang keberadaan Yanto yang terus mengekori mereka sejak dia tiba di sekolah ini untuk memenuhi kewajibannya sebagai wali Rangga.
Bu Hera yang tegang membetulkan letak kacamanta bulatnya. Sementara Pak Noto yang ikut merasa bersalah, berdeham kecil. Siapapun sepertinya tahu apa maksud dari ucapan ayah Rangga. Bahwa dia sepenuhnya menyalahkan Sonny yang mungkin sudah memprovokasi Rangga.
Dan dalam kesempatan itu, Anggun serta Badai hanya sanggup menelan saliva mereka karena cemas.
"Selalu saja ada, perbedaan besar dalam cara para orangtua mendidik anaknya. Dan sikap sang anak yang selalu mencerminkan bagaimana orang tua mereka mendidiknya."