Di rumah Anggun. Kamarnya yang tak seberapa bila dibandingkan kamar Badai yang seluas rumah Anggun.
Mata itu terbuka perlahan.
Dia mengamati sekelilingnya. Dia kemudian menemukan hal yang baru.
Dia sudah ada di kamarnya. Tengah diperhatikan oleh tiga pasang mata yang menatapnya khawatir karena dia terlambat sadar.
"Ayah, bagaimana ini? Kenapa Anggun belum sadarkan diri?"
Mungkin karena saat ini mereka memunggungi Anggun. Mereka tidak tahu bahwa Anggun sudah sempat membuka matanya.
"Ayah juga tidak tahu, Bu. Ayah bingung. Ayah baru saja pulang kerja. Dua orang pria berpakaian rapi serba hitam menggendong Anggun di pangkuannya. Dia bilang menemukan Anggun pingsan di sekolah setelah kelelahan menerima hukuman dari guru."
Anggun menggerakkan kepalanya sedikit. Dia ingat terakhir kali dia sedang bersama Badai di ruang basket.
