Chereads / TERSAKITI DALAM SETIA / Chapter 23 - Menunggu

Chapter 23 - Menunggu

Hari pertama Lea di rumah sakit, keadaanya masih tetap sama, gadis itu masih koma. Entah kenapa, padahal jika menurut dokternya harusnya Lea tidak selama ini komanya. Yah, tapi apalah daya jika Lea masih suka dengan dunia lain yang di rasakannya sekarang dan tak mau membuka matanya dan masih tetap menutup matanya.

Di ruangan itu sekarang ada Tiya dan dokter Nina. Terus memantau setiap perkembangan Lea. Hingga sekarang sudah pukul 1 siang, semuanya masih sama.

"Kapan nona akan siuman dokter?" gumam Tiya sembari menatap sendu Lea.

"Kami tim dokter sudah berusaha sebaik mungkin dan semaksimal mungkin saat operasi tempo hari. Operasi berjalan lancar, buktinya, nona Lea masih menunjukkan kemajuan kesehatannya meskipun ia koma."

"Atau mungkin, kalian melakukan kesalahan kecil saat operasi sehingga membuat nona Lea koma!" tuduh Tiya.

"Prosedur rumah sakit besar seperti ini sangat baik dan selalu di lakukan dengan benar."

Seketika mereka sama sama diam sessat.

"Nona Lea sebenarnya budak yang tuan Deril beli dari seseorang. Awalnya, aku kira nasibnya akan sama seperti wanita lainnya, di perkosa, lalu di bunuh dengan kejam. Tapi, ini tidak, nona Lea dengan beraninya ia menolak dengan tegas saat tuan Deril mengingkinkannya. Aku fikir tuan Deril akan marah dan membunuhnya, namun semua itu sungguh menajubkan, karena tuan Deril masih membiarkannya hidup sampai saat ini, bahkan malah ia lindungi mati matian," tutur Tiya dengan mata yang masih tertuju ke arah Lea.

"Sepertinya, tuan Deril telah menemukan dambaan hatinya." gumam Tiya sembari mengukir sebuah lengkungan di kedua sudut bibirnya.

Dokter Nina menatap Tiya dan menyimak setiap cerita yang Tiya ceritakan.

"Tuan Deril, sepertinya akan menjadi gila jika nona Lea pergi meninggalkannya. Walaupun ia tidak mengatakannya tapi dengan caranya itu semua sudah mengisyaratkan bahwa iya. Aku ini wanita tua yang sudah banyak sekali pengalaman mengenai percintaan anak muda karena aku juga pernah muda. Dengan tuan Deril menunjukkan itu lewat perilaku lembut yang tersirat untuk nona Adelea."

"Apakah nona Adelea telah lama bersama tuan Deril?"

"Belum, belum ada sebulan ini dia bersama tuan Deril. Hanya beberapa minggu nona Lea telah berhasil mengubah perlahan tuan Deril menjadi lebih baik."

Tiya yang menceritakan itu dengan tersenyum dan juga menahan tangis.

"Dia gadis malang. Aku jadi teringat putriku. Nona Lea sama persis dengan kehidupan putriku sama persis," ucap Tiya.

"Apakah putrimu sama di siksa seperti ini oleh tuan Deril?"

"Tidak. Berbeda, karena akulah pengasuh tuan Deril sejak kecil. Aku sebenarnya tau bagaimana cara menjinakkannya. Tapi, tidak jika dia sudah memerintah. Itu mutlak harus di laksanakan."

"Suatu hari, tuan Deril mengenalkan putriku dengan temannya. Kolega bisnis di bidang Property."

Dokter Nina yang mendengar itu di buat menyimak dengan penasaran.

"Entah apa alasannya, putriku di paksa untuk menikah dengan teman pria nya itu."

"Apakah teman tuan Deril sudah tua? Berarti anakmu di jual kepada pria tua?" cerca dokter Nina.

Tiya terkekeh. "Teman tuan Deril masih muda, jauh di bawah tuan Deril. Awalnya putriku menolak dan menangis hingga beberapa hari. Namun, tidak berani sampai tuan Deril tau. Tapi ternyata, pria itu sungguh sungguh dengan putriku. Ia melamar Tasya dengan memberikan penjelasan secara perlahan. Hingga akhirnya mereka menikah. Tuan Deril sangat menjaga dan melindungi keluargaku. Aku sangat berterima kasih padanya untuk itu."

Dokter Nina yang mendengar itu namoak tak percaya.

"Ternyata, tuan Deril seperti itu? Hanya seorang pria sejati yang menyayangi keluarganya. Setelah mendengar ceritamu ini, aku di buat kagum oleh sisi lain yang ada pada diri Tuan Deril," tutur Dokter Nina.

"Aku berharap, nona Lea dan tuan Deril berjodoh. Aku harap, nona Lea bisa membawa perubahan besar di kehidupan tuan Deril yang selama ini hampa dan juga penuh dengan kegelapan."

***

Malam harinya, sekitar pukul sebelas malam Alex mendapatkan telfon dari Exhel. Kabar buruk yang biasa bagi Alex, yaitu Deril tertembak beberapa kali di tubuhnya.

Itu biasa, bahkan suatu hari setelah operasi Deril sudah pulang dan bekerja di perusahaannya seperti biasa. Seperti tanpa ada rasa sakit.

Deril di jebak dengan begitu konyol dan bodohnya Deril langsung saja berangkat ke Madrid untuk menyelsaikan maslah yang berkedok meeting.

"Bagaimana bisa seperti itu Exhel?" tanya Alex.

"Mereka telah merencanakan itu semua dengan rapih, bahkan sampai sampai tuan Deril tidak menyadari jika di sekitar gedung itu sudah di pasang berbagai jebakan," tutur Exhel.

Deril juga tak biasanya hanya nembawa sedikit pengawal, tentu saja Deril dan para anak buahnya kalang kabut menghadapi mereka tanpa adanya persiapan apa apa.

Beruntung Deril masih bisa menyadari detik detik terakhir jika ada yang aneh di situasi ini.

Deril berhasil keluar dari gedung tersebut, pria itu tertembak dari arah depan, dengan sang pelaku yang bersembunyi.

Ada 3 peluru berbeda yang bersarang di tubuh Deril. Exhel yang ada di situ seketika terkejut dan panik ketika melihat tuannya tertembak.

Sesegara mungkin Exhel melajukan mobilnya menuju ke arah Deril yang sudah terkapar tak sadarkan diri dengan darah yang terus mengucur keluar.

Di bantu dengan bodygoard lainnya, tubuh Deril di bopong dan di masukkan kedalam mobil. di saat itu pula, mobil Deril masih di berondongi peluru.

Dengan sigap Exhel menembak satu persatu yang tertangkap di pengelihatannya untuk melindungi Deril agar tak tertembak lagi, hingga peia itu benar benar masuk mobil.

begitulah informasi yang Alex dapat dari Exhel.