Chereads / A Love Struggle / Chapter 2 - ALS || 02

Chapter 2 - ALS || 02

Setelah sampai, zoya pun membuka pintu UKS, "Yog-" ucapan zoya terpotong karna melihat apa yang dilakukan yoga.

Yoga yang mendengar ada seseorang yang memanggilnya, dia pun menoleh. Lalu, dia langsung berdiri dan mengantongi ponselnya ketika melihat orang yang memanggilnya tadi.

"Eh ada Zoya" ujar Yoga dengan cengar-cengir.

Zoya pun mengambil kemoceng yang kebetulan tergantung di dinding di dekatnya lalu...

Tuk

Tuk

Tuk

"Udah Zoya, ampun" ujar Yoga memohon.

"Kamu gimana sih Ga? Kamu mau ngancurin UKS?" tanya zoya marah.

Tadi ketika zoya membuka pintu, dia melihat Yoga yang sedang telungkup di atas salah satu ranjang UKS dan asik bermain game di ponsel nya. Tak lupa juga dengan bungkus makanan dan remahan makanan memenuhi ruang UKS bagian ranjang yang yoga gunakan. Yoga juga sedang berada di ranjang bagian depan dan tidak tertutup oleh tirai.

"Enggak kok" ujar yoga.

"Terus semua ini apa?" tanya zoya seraya melirik bungkus kemasan yang ada di sekitar yoga.

"Ya sampah lah Zoy, apa lagi?" tanya yoga.

"Kamu itu sebentar lagi bakal jadi ketua OSIS Ga. Seharusnya, sebagai ketua OSIS itu kamu harus bersih. Bukan kayak gini, jorok banget tau. Bikin semuanya jadi kotor aja. Bukannya bikin SMA kita makin maju tapi kamu kayaknya malah mau ngancurinnya" omel zoya.

"Gue minta maaf" ujar yoga memohon.

"Kamu mau aku laporin ke anggota OSIS yang lain? terutama Chiko. Biar kamu gak jadi ketua OSIS. Gak ada ketua OSIS kayak kamu. Yaudah deh, mending aku bilangin ke mereka supaya kamu gak jadi ketua OSIS, sekalian keluar dari anggota OSIS" omel zoya.

"Gue gak apa-apa kok kalo gak jadi ketua OSIS, apa lagi di keluarin jadi anggota OSIS. Asal lo mau jadi pacar gue" ujar yoga seraya menggoda zoya.

"Kamu bisa serius gak sih Ga?" tanya zoya.

"Kamu mau aku seriusin kan? Yaudah, mending kita ke penghulu aja sekarang kalo kamu udah gak tahan pengen aku nikahin" ujar yoga dengan semangat.

Tuk

Tuk

Tuk

"Aduh, udah dong Zoya. Dari tadi kepala gue lo pukul terus, kalo nanti gue geger otak gimana? Trus, gimana gue mau cari nafkah buat keluarga kecil kita nantinya kalo gue sakit?" tanya yoga.

Zoya pun memijat pelipisnya karena heran dan juga pusing. Bagaimana bisa yoga yang sikapnya seperti itu bisa bertahan menjadi wakil ketua OSIS dan sebentar lagi menjadi ketua OSIS. Sedangkan ketua OSIS sebelum nya sangat jauh berbeda dengan dia, seperti chiko contohnya.

Tok tok tok

Zoya dan yoga pun menoleh ke arah sumber suara. Zoya kaget melihat salah satu orang yang sedang berdiri di dekat pintu, tetapi dia langsung mengubah ekspresinya seperti sebelumnya.

"Udah selesai?" tanya dimas.

"Belum" ujar zoya.

Zoya pun menarik nafasnya terlebih dahulu untuk mengontrol emosinya.

"Oke, kita mulai ya Ga. Tadi aku udah ngobrol bareng Chiko tentang camping. Ada beberapa barang yang belum cukup, tapi chiko lagi berusaha selesai-in nya. Sekarang aku mau tanya lokasi buat camping. Lokasi nya masih sama atau gimana?" tanya zoya.

"Gue rasa tempat yang dulu aja, udah terjamin aman. Kalo kita camping di lokasi lain, belum terjamin aman. Jadi gue rasa di tempat yang biasa aja" jelas yoga.

"Yaudah, kamu laporin ke Chiko langsung nanti" ujar zoya.

"Kenapa gak lo aja?" tanya yoga.

"Aku capek nyari kalian terus, kamu aja" ujar zoya.

"Lo pulang sama siapa nanti Zoy?" tanya yoga.

"Chiko" jawab zoya singkat.

"Lo kok sama kak Chiko terus sih, sama gue aja ya. Biar sekalian nanti gue bawa ke toko perhiasan sama butik untuk persiapan pernikahan kita" ujar yoga semangat.

Tuk

"Udah dong Zoya, please" ujar yoga memohon.

"Kan kamu yang mulai. Karna semuanya udah selesai, kalo gitu aku pergi" ujar zoya seraya meletakkan kemoceng tadi di atas ranjang UKS lalu pergi.

"Zoy, Vini lagi nungguin lo di kelas" ujar rafky menghentikan zoya yang berada tepat di depan nya.

"Kenapa cuma sebentar? Biasa nya kan gak kenal waktu" ujar zoya judes.

Rafky pun berjalan ke arah yoga, lalu dia mengambil kemoceng yang di letakkan zoya tadi, dan...

Tuk

Tuk

Tuk

"Anj*ng lo Ky, lo kira gak sakit apa?" tanya yoga marah. Yang lain hanya melihat mereka, begitu pula dengan zoya yang mengurungkan niatnya untuk melanjutkan langkah kakinya.

"Ini semua gara-gara lo, Zoya gak pernah kayak gitu ke gue sebelumnya" ujar rafky.

"Kok jadi salah gue sih? Emangnya apa hubungannya sama lo?" tanya yoga.

"Kalo seandainya Zoya gak jadi ngerestuin gue sama Vini. Abis lo gue bikin" ujar rafky.

Ya, zoya memang seperti itu. Selalu teliti dengan segala hal, apa lagi dengan pasangan. Dia tidak mau sahabat terbaiknya itu mendapatkan pacar yang brengsek, seperti hanya mempermainkannya saja

"Makanya, lo harus bantuin gue dapetin Zoya" ujar yoga.

"Ogah, berusaha aja sendiri" ujar rafky.

"Dasar teman anj*ng, gak ada akhlak" maki yoga.

"Lo yang gak punya akhlak b*bi" maki rafky.

"Kalian berdua emang gak ada akhlak, gak sopan lagi," ujar zoya, lalu dia pun memilih pergi dari UKS dari pada tambah pusing dengan hal yang sedang mereka bahas.

Saat dia ingin melewati 2 orang lagi yang masih di dekat pintu, ada seseorang yang memegang tangannya sekilas. Tetapi dia tidak memperdulikan itu dan memilih melanjutkan jalannya.

"Kalian mah gangguin gue aja" ujar yoga kesal.

Rafky dan yang lain tidak memperdulikan ucapan yoga.

"Gi, Dim sini. Malah diam aja kalian di sana" ujar rafky.

Yang namanya dipanggil pun pergi menghampiri yoga dan rafky.

"Siapa Dim? Anak baru?" tanya yoga seraya melirik orang yang di samping dimas.

"Iya. Yaudah, mending kalian kenalan. Kalian kan gak saling kenal" ujar dimas.

"Kenalin, gue Yoga" ujar yoga seraya mengulurkan tangannya.

Orang yang di samping dimas pun langsung menjabat tangan yoga "gue Regi"

"Semoga lo betah ya di sini" ujar yoga seraya melepaskan jabatan tangan mereka.

"Iya" ujar regi singkat.

"Kalo lo lagi mikir cewek yang tadi itu siapa, dia Zoya. Sekretaris OSIS" ujar rafky.

"Udah, Zoya gak usah dikenalin. Karna dia udah punya gue" ujar yoga.

"Lo gak mau nyerah aja ngejar Zoya?" tanya dimas.

"Gak, gue bakal berusaha dapetin Zoya. Zoya itu idaman banget, semuanya harus teliti dan detail. Apa lagi kalo gue jadi suaminya, semuanya pasti bakalan ter urus. Keluarga kecil gue juga pasti bakalan harmonis, tentram dan damai" ujar yoga dengan bangga.

"Jangan bangga dulu, saingan lo berat, apa lagi kak Chiko. Hampir setiap hari mereka pulang bareng" ujar rafky memanaskan yoga.

"Gue gak peduli, gue bakal berusaha keras buat dapetin Zoya. Mau mereka pulang bareng atau pun serumah, gue gak bakalan nyerah" ujar yoga.

"Emangnya lo gak denger apa yang digosipin anak SMA kita dari dulu?" Tanya rafky.

"Emangnya apa?" Tanya yoga.

"Kata mereka gini. Jadi, orang tua Zoya kan jarang pulang ke Bandung dan lebih sering di Jakarta tuh, mereka sibuk ngurus bisnis mereka kan. Terus Zoya juga sering nginap di rumah kak Chiko. Manggil orang tua kak Chiko pakai panggilan papa mama lagi" ujar rafky memanas-manasi yoga.

"Gue gak peduli" ujar yoga santai.

"Di mulut bilang enggak, tapi kalo di hati. Udah kebakar kayaknya" ujar rafky.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang merasa sedih dengan apa yang mereka katakan.

Ada yang retak tapi bukan kaca