"Kok cepat banget sih Gi?" tanya dimas.
"Gue ada tugas yang belum selesai, dan habis istirahat di kumpulin," ujar regi.
"Cepat banget sih, baru aja sekolah udah di kasih tugas," ujar yogi.
"Gue juga belum selesai," ujar rafky.
Rafky sekelas dengan regi, yoga sekelas dengan Dimas, sedangkan zoya sekelas dengan vini.
"Kalo gitu gue pergi ya," ujar regi.
"Iya"
"Kalo udah selesai jangan lupa kasih contekan ke gue ya Gi," ujar rafky, regi hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan area kantin.
Sekarang regi sedang mencari seseorang. Dia berbohong soal tugas, karena tugasnya sudah selesai dikerjakannya.
Akhirnya regi menemukan orang yang di carinya. Akan tetapi, orang tersebut terlihat sedang bermesraan dengan seseorang?
Dan niat ingin menghampiri orang tersebut pun diurungkannya, dia sekarang hanya diam memaku melihat mereka berdua. Tak lama kemudian, dia pun memilih pergi menuju kelas dari pada merasakan sakit hati yang lebih lagi.
*****
"Aku duluan ya," ujar zoya seraya berdiri.
Semua orang yang di meja itu pun menoleh ke arah zoya.
"Kok cepat banget sih Zoy?" tanya vini.
"Makanan aku udah habis, jadi mendingan aku pergi dari pada buang-buang waktu di sini," ujar zoya.
Mereka pun hanya diam dan membiarkan zoya pergi.
Zoya yang awalnya tidak tau mau pergi kemana, akhirnya dia memilih pergi ke kelas chiko.
Dan terlihat chiko sendirian di dalam kelas yang sibuk dengan sebuah buku. Jam istirahat akan berakhir sekitar 10 menit lagi, dan para siswa biasanya kembali ke kelas ketika jam istirahat berakhir beberapa menit lagi.
"Chiko," sapa zoya.
Chiko pun menoleh sekilas dan kembali fokus dengan bukunya.
"Kamu kok cuekin aku sih," ujar zoya kesal.
"Jangan ganggu aku dulu Zoy, aku sekarang lagi sibuk ngurus soal camping," ujar chiko.
Zoya pun menurut. Tapi, selang beberapa detik, dia pun punya sebuah ide. Zoya pun mengeluarkan ponselnya lalu...
"Chiko," panggil zoya.
Chiko pun menoleh dengan muka masamnya dan...
Cekrek
Zoya pun tertawa, "kalo di pajang di mading sekolah pasti bakalan rame nih," ujar zoya.
"Hapus Zoya," ujar chiko.
"Gak," ujar zoya.
Chiko pun bangkit, dengan cepat zoya pun berlari dan chiko pun mengejarnya.
Aksi kejar-kejaran pun berlangsung sekitar 1 menit, chiko pun berhasil menangkap zoya tepat di depan kelas.
"Sini-in ponsel kamu Zoya," ujar chiko yang berusaha mengambil ponsel zoya.
Zoya pun berusaha menyembunyikan ponselnya. Hingga chiko seperti sedang memeluk zoya dari belakang.
Chiko terus saja meminta ponsel zoya, tapi zoya selalu menolak nya dan tertawa karena berhasil membuat chiko marah.
Dan saat itu terjadi, zoya tak sengaja melihat regi yang diam seperti patung di luar kelas yang sedang memperhatikan mereka berdua.
Tapi zoya tak memperdulikan nya hingga regi pun beranjak dari sana.
"Sini-in zoya," ujar chiko.
"Iya-iya. Ini," ujar zoya dengan nafas yang tersengal-sengal seraya memberikan ponselnya.
Chiko pun menerimanya dan langsung menghapus fotonya dengan cepat sebelum zoya mengambilnya.
"Ini," ujar chiko seraya mengembalikan ponsel zoya.
Zoya pun menerima nya, "terima kasih atas hiburannya," ujar zoya lalu pergi meninggal kan chiko.
"Dasar aneh," ujar chiko yang masih bisa di dengarkan oleh zoya, tetapi zoya tak memperdulikannya dan lebih memilih pergi menuju kelasnya.
*****
"Lo dari mana aja sih Zoy? Bukan nya lo duluan pergi dari kantin?" tanya vini saat melihat zoya yang baru masuk ke dalam kelas.
"Keliling sebentar," jawab zoya seraya duduk di bangkunya.
"Lo nanti ada acara gak?" tanya vini.
"Emangnya kenapa?" tanya zoya balik.
"Gue mau ngajak lo ke mall," ujar vini.
"Gak bisa, nanti aku mau pergi sama chiko," ujar zoya.
"Gue heran deh sama kalian. Setiap hari barengan dan terlihat kayak punya sebuah hubungan spesial, tapi gak ada status apa-apa. Jadi pusing gue mikirnya," ujar vini.
"Kan aku yang jalaninnya vin, kok kamu yang jadi pusing?" tanya zoya.
"Entah lah Zoy, gue cuma mau kita double date. Tapi lo belum punya pacar," ujar vini.
Zoya pun tidak ada niatan untuk membalas ucapan vini. Dan tak lama, guru yang mengajar pun datang.
*****
"Kita mau kemana?" tanya chiko yang masih fokus menyetir.
Sekarang mereka pergi jalan-jalan sekitar kota bandung. Sebelum pergi, mereka terlebih dahulu pulang untuk mengganti pakaian.
"Kita cari makan dulu," ujar zoya yang fokus dengan ponselnya.
"Kemana?" tanya chiko.
"Terserah," ujar zoya.
"Oke, kita ke Pizza Hut aja," ujar chiko.
"Hm" balas zoya setuju.
Dan tak ada lagi yang mereka bicarakan. Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai.
"Turun, udah sampai," ujar chiko saat melihat zoya yang masih asik memainkan ponselnya padahal mereka sudah sampai.
Zoya pun menoleh, "oh, udah sampai."
"Belum, masih di jalan," ujar chiko.
"Ini udah sampai tau," ujar zoya.
"Itu tau, tapi malah asik main ponsel dari tadi. Ayok turun," ujar chiko.
Mereka pun beranjak dari sana lalu masuk ke dalam mencari tempat yang pas lalu duduk disana.
"Mau yang mana?" tanya chiko yang fokus dengan menu lalu menoleh ke arah zoya.
"Terserah," ujar zoya yang fokus dengan ponsel nya.
Chiko pun menghela nafas lalu merampas ponsel zoya yang langsung kesal saat ponselnya dirampas.
"Ihh, kok di ambil," ujar zoya kesal.
"Udah, nanti aku kembali-in," ujar chiko.
Zoya pun pasrah. Lalu, chiko memesan makanan mereka. Setelah memesan, chiko kembali duduk di kursinya.
"Sini-in dong ponsel aku," ujar zoya.
"Gak, nanti kalo udah selesai makan baru aku kasih," ujar chiko
Zoya pun menghela nafasnya. Tak lama kemudian, pesanan mereka pun datang.
"Emangnya bakalan habis?" tanya zoya saat melihat 1 porsi pizza yang besar dan 2 porsi pasta.
"Harus," ujar chiko.
Mereka pun mulai memakan pesanan mereka, tak lama kemudian ada seseorang yang tiba-tiba datang tanpa diundang.
"Hay chiko," sapa seseorang, membuat zoya dan chiko menoleh ke arah sumber suara.
"Oh, hay Ran," sapa chiko balik.
Zoya pun menatap chiko seperti menanyakan siapa perempuan yang di samping tersebut.
"Oh iya. Zoya, kenalin ini Rani. Rani, kenalin ini Zoya," ujar chiko.
Zoya dan Rani pun saling berjabat tangan berkenalan.
"Zoya," ujar zoya.
"Rani," ujar rani, lalu mereka pun melepaskan jabatan tangan tersebut.
"Duduk Ran, nanti capek lagi kalo berdiri lama-lama," ujar zoya.
Rani pun duduk di kursi kosong sebelah chiko.
"Kamu mau ngapain di sini Ran?" tanya chiko.
"Mau ngisi perut," jawab rani.
"Kamu udah pesan makanan?" tanya chiko.
"Belum," jawab rani.
"Yaudah, mendingan kamu sama kita aja. Makanan yang kita pesan lumayan banyak," ujar chiko.
"Emangnya gak apa-apa?" tanya rani.
"Gak apa-apa kok, iya kan Zoy?" tanya chiko.
"Iya, gak apa-apa kok. Kalo kita berdua aja yang makannya gak bakalan habis, Chiko kebanyakan tadi mesennya," ujar zoya.
"Yaudah deh kalo gitu," ujar rani.
"Kalo gitu aku pesan minum buat kamu dulu ya," ujar chiko.
"Gak usah repot-repot chik, gue bisa pesan sendiri kok," ujar rani.
"Gak apa-apa, biar aku aja. Mau apa?" tanya chiko.
"Kalo gitu gue cola aja," ujar rani.
"Aku pesan dulu ya," ujar chiko lalu pergi meninggalkan zoya dan rani.
"Lo siapanya chiko?" tanya rani tiba-tiba saat chiko baru saja pergi.
"Aku cuma adek kelas sekaligus tetangga chiko, kita gak ada hubungan apa-apa kok," ujar zoya.
"Ouh, gue kira ada hubungan spesial," ujar rani.
"Gak ada kok, dan gak akan pernah. Karena gue udah punya pacar," ujar zoya.
"Oke deh kalo gitu," ujar rani.
Tak lama kemudian, chiko pun datang dengan pasta dan juga cola.
"Ini pesanan kamu," ujar chiko seraya meletak kan cola dan pasta di meja depan rani.
"Tadi kan gue cuma pesan cola, kok lo juga mesan pasta?" tanya rani.
"Gak pa pa, makan aja," ujar chiko.
"Thanks ya chik," ujar rani.
"Iya, ayo di makan," ujar chiko.
Mereka pun memakan makanan mereka. zoya memperhatikan tingkah Rani yang dimatanya seperti sedang merayu chiko dan dia tidak suka dengan itu semua, dan jangan lupakan pakaian yang dipakainya itu seperti kekurangan bahan.