"Nah itu ada." Dita berkata dengan bersemangat.
Kania menggelengkan kepalanya. "Mustahil aku sama Abi."
"Gue juga mustahil sama Tara tapi pada akhirnya bisa bersama. Bahkan sampai ada lo."
Kania menjilati bibirnya. "Tapi mama tidak bisa membayangkan akan hidup dengan om Genta bukan?"
Dita tercenung. "Iya juga sih." Dita berfikir lagi. "Gimana dengan cowok yang lo bilang mama jodohkan dengan …"
"Ares?" Kania memainkan bibirnya sekarang. "Dia asyik. Tapi kami baru kenal."
"Genta sialan!" Dita mengumpati temannya itu.
"Tapi Mika lucu lho, Ma. Dia mirip mama tapi irisnya Om Genta. Kalau dia cara senyumnya seperti papanya. Dia nocturnal seperti aku. Mana dia banyak banget nyusu lagi. embul parah."
Dita melotot mendengar perkataan Kania. "Siapa Mika?"
"Cucu mama. Mikaela Anindita Hirawan."
Dita menutup telinganya sambil mengeluarkan sumpah serapahnya. "Sialan Genta, bagaimana bisa dia menghamili lo. Gue enggak akan membiarkan hal itu terjadi. Enggak akan pernah."
