"Argh ... sialan! Sialan!"
Bintang terus menggerutu sepanjang jalannya hingga ia sampai kembali di apartemen itu.
Dia emosi tingkat tinggi sampai barang-barang yang ada di hadapannya ia jatohkan di tempat yang semestinya.
"Setres! Pagi-pagi udah setres layani wanita jalang itu!"
"Aku? Bukan saingannya?"
"Hemm ... bahkan dia bilang kalo aku ini memiliki dada bukit?"
"Emang dadanya sebesar apa sih sampai dia bilang segede gunung!"
"Argh! Kalo bukan karena menyembunyikan identitas ku dan Mas Galaxi. Gak mungkin aku menyembunyikan status aku yang memang sudah menjadi istri sahnya di hadapan wanita jalang itu!"
"Rasanya greget sekali aku dengan omongannya itu! Aaaaaaa ....! teriak Bintang sangat kesal.
Ia berusaha menahan emosinya lalu meneguk segelas air putih demi meredam emosi nya yang semakin memanas itu.
"Gak. Aku harus bisa tahan emosi dan tahan mulutku. Hanya karena dia sudah memancing amarah ku, aku gak boleh terbawa suasana."
