Keesokan harinya Ellerd mempersiapkan dirinya yang akan bekerja di kantor kepolisian, ia terlihat sangat bersemangat. Ini adalah hari pertama ia bekerja setelah diterima di kantor kepolisian, wajahnya benar-benar berseri seakan telah melupakan kejadian kemarin. Tidak lupa ia juga menyiapkan sarapan untuknya dan ayahnya, sepotong roti panggang yang masing-masing diberikan sebuah telur mata sapi dan diletakan pada sebuah piring putih polos. Sarapan yang sangat sederhana menurut kalangan yang tercukupi namun cukup mewah bagi Ellerd dibanding biasanya yang hanya sarapan dengan air putih atau menunggu pemberian para tetangganya.
"Baiklah aku sudah siap! Aku akan menyiapkan surat untuk ayah agar ketika bangun dia dapat langsung sarapan tanpa menghawatirkanku" pikir Ellerd dan segera mengambil secarik kertas dan pena yang berada tidak jauh dari meja makan lalu menuliskan suratnya bahwa ia pergi untuk bekerja.
Ellerd yang malang, ia tetap menghawatirkan ayahnya walau ayahnya tersebut terlihat tidak pernah peduli padanya. Ellerd tidak membangunkan ayahnya karena ia tahu bahwa ayahnya mabuk berat tadi malam, bau alkoholnya sangat menyengat hingga bisa tercium ketika melangkahkan kaki ke ruangan yang di tempatinya.
Ketika Ellerd hendak keluar dari pintu rumahnya ia melirik ayahnya yang masih tertidur di sofa panjang ruang tamu, Ellerd melihatnya sambil tersenyum dengan hangat ke arah ayahnya.
"Ayah, aku pergi bekerja" Ellerd mengatakan nya setengah berbisik
Sampai di kantor kepolisian ia langsung disambut oleh para seniornya yang siap memberikan tugas-tugas untuknya. Namun belum juga ia menerima tugas yang di berikan seniornya ia di panggil oleh atasan ke ruangan tim khusus.
Beberapa topik mereka perbincangkan di dalam ruangan tersebut, entah apa yang mereka perbincangkan. Selain atasan yang berpangkat kapten dan juga Ellerd di ruangan tersebut juga terdapat beberapa polisi yang sepertinya sudah cukup lama bekerja di kantor ini, terlihat dari usianya ini adalah senior Ellerd.
Sedangkan senior lainya yang berada di luar sangat penasaran dengan yang diperbincangkan di dalam ruangan tersebut. Bagaimana tidak penasaran, Ellerd adalah anak baru, dan tiba-tiba ia dipanggil masuk ke dalam ruangan yang sepertinya di khususkan tersebut, sayangnya itu adalah ruang kedap suara, tidak ada suara yang dapat keluar dari ruangan tersebut bahkan serangga sekalipun jika sudah masuk ia tidak dapat keluar lagi selain kapten yang membukakannya.
Tak lebih lama dari waktu memasak mi instan, Ellerd keluar dari ruangan tersebut, akan aneh jika tidak disambut oleh tatapan penasaran para senior yang seakan-akan siap melahap Ellerd kapan pun jika lengah. Tatapan penuh pertanyaan dari para seniornya terus dilontarkan pada Ellerd, hingga sebuah suara nyaring memecah semuanya.
"Ayo semuanya, bekerjalah..... jangan mengganggu juniormu apalagi jika ingin memanfaatkan pangkat kesenioranmu.... cepat kembali bekerja!!!!" suara perintah itu muncul dari salah satu layar komputer, tepatnya meja paling pojok.
Tempatnya cukup rapi dengan beberapa buku dan kertas berkas yang tersusun serta sebuah pigura yang menambah kesan bahwa itu tempat itu merupakan meja pribadi. Setelah adanya perintah tadi semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing dan kembali apada keadaan semula sebelum Ellerd datang.
'sepertinya dia orang yang cukup berwenang di sini' pikir Ellerd sambil melirik ke arah datangnya suara tersebut.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya hingga membuat pikiran Ellerd terpecah dan kaget.
"Ah!!!"
"Hey... letakan barang yang kamu bawa ke dalam.... kita akan melakukan percobaan dalam tim.... kita akan menyelidiki sebuah kasus.....cepat!" itu adalah salah satu pria yang tadi ada di ruangan tertutup itu.
"eh,em... baik" gugup itu perasaan Ellerd saat itu, ia langsung meletakan tas yang berisikan baju ganti dan keperluan lainnya di pojok ruangan khusus tersbut.
Ellerd diterima di sebuah tim kepolisian yang berwenang untuk menyelidiki langsung kasus-kasus besar, rumit, dan aneh. Mereka yang selalu terjun langsung ke lokasi sekaligus bertanggung jawab atas lokasi kejadian perkara.
Ya... ini adalah tim senior kepolisian Eiríni, anggotanya sudah sangat berpengalaman, bahkan beberapa lainnya sudah ada yang 30 tahun bekerja sebagai polisi yang menangani langsung kasus-kasus besar. Lalu mengapa Ellerd terpilih ke dalam tim tersebut? Padahal Ellerd baru saja diterima dan bekerja di kepolisian, bahkan ini adalah hari pertamanya bekerja.
Beberapa alasan khusus Ellerd di pilih dalam tim khusus tersebut, kapten memilih Ellerd karena kecerdasannya dan insting yang kuat selain itu Ellerd juga berkelakuan baik dan sopan. Alasan ini telah diperhatikan saat masuk sekolah kepoliasian hingga kelulusan, mulai dari latar belakang hingga prilaku semuanya di identifikasi dengan teliti. Itulah mengapa Ellerd secara langsung di undang masuk ke dalam tim khusus tersebut tanpa percobaan bekerja di kantor terlebih dahulu, memang cukup spesial jika yang lain di perlihatkan hal seperti itu.
Di perjalanan, Ellerd di ajak berbincang oleh Seniornya, sepertinya dia cukup baik dan mudah akrab dengan rekan barunya.
"Hai...aku Abraham, kau...Ellerd kan?"
"Hai.... kau benar aku Ellerd" Ellerd memberikan senyum tulusnya kepada Abraham
"Ellerd kau beruntung.....baru saja pertama kali bekerja...sudah mendapatkan Kasus...hehe....semoga kamu dapat bertahan...." Senyum sinis dari Abraham di perlihatkan pada Ellerd, cukup menyeramkan.
namun reaksi Ellerd lebih mengejutkan daripada senyum sinis dari Abraham.
"Ya...eh... bagaimana kamu tahu kalau namaku adalah Ellerd..?"
"Buahhhhhh ha ha ha ha ha.....kau....kau...hahahha" Abraham beserta seorang pria yang tengah menyetir tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan yang di keluarkan Ellerd
"A..a..ada apa?...aku tidak salah kan?"
"Ya...kau tidak sepenuhnya salah Ellerd...." Abraham mencoba menjelaskan sambil menahan tawa atas pertanyaan Ellerd yang sangat polos itu.
"Nama mu...nama mu ada di dada mu, bukan?...kau lihat ini..." Abraham menunjuk ke arah dada Ellerd
"Oh iya..." lagi-lagi Ellerd menjawab dengan polos hingga membuat kedua pria itu tidak dapat menahan tawanya kembali.
"Lagi pula kami sudah membaca data tentang dirimu, pada proposal yang kamu berikan" lanjut Abraham
"eeeh.... Senior...lalu apa maksud mu semoga aku bertahan?..." lagi-lagi Ellerd melontarkan sebuah pertanyaan dari pernyataan yang Abraham berikan.
"Ah, itu...kau akan tahu" jawabnya sangat singkat
"Eh, Ellerd kau tidak mengerti maksud Abraham ya?....kalau begitu aku bantu jelaskan..." kali ini si sopir juga ikut menjelaskan
"Nanti, ketika kau datang ke TKP kau akan di suguhi pemandangan yang sangat indah..." lanjut si sopir
"Hah..? seperti apa?" Rasa penasaran Ellerd tidak dapat di elakan
"ya...seperti darah, belatung, daging yang di cincang, pakaian robek, atau paling parah adalah sebuah kepala yang menggelinding ke arah kaki mu" dia mencoba menakut-nakuti Ellerd dengan penjelasannya. Namun....
"Itu, sepertinya bukan pemandangan yang menarik. tapi aku pikir itu akan menjadi hal yang lebih menakjubkan...pasti akan menghasilkan misteri bukan?" Ellerd menjawabnya tanpa rasa takut atau jiji..terlebih dengan membayangkan beberapa benda tersebut.
****************