"Ah sial!" pekik laki-laki itu dan buru-buru menempelkan kartu pada gagang pintu. "Kalau bukan karena kamu, pasti aku sudah mendapatkan perempuan itu."
Laki-laki segera masuk kamar dan menutup pintunya. Karel hanya mengerutkan dahi melihat kejadian ini.
"Makasih, sudah bantu bos saja ke sini," kata laki-laki berjas.
"Erik! Jangan pisahkan saya dengan Alan." Nona memeluk Karel dari depan.
"Nona, itu bukan Alan," kata Erik sambil menarik pelan tangan bosnya.
"Dia Alan." Tangan Nona menelusuri wajah Karel dan tanpa permisi dia mendaratkan bibirnya di bibir cowok itu.
"Nona." Erik segera menarik tangan Nona dan ciuman itu terlepas. "Maafkan bos saya, dia baru aja patah hati dan jadi begini."
Erik membawa Nona masuk ke dalam kamar 139. Melewati Karel yang masih kaget karena Nona yang tiba-tiba menciumnya. Sampai saat Erik menutup pintu, Karel tidak juga pindah dari tempatnya.
"Apa berhasil?" tanya Nona setelah pintu kamarnya di tutup.