Jaya menandatangi berkasnya satu per satu. Seperti permintaan Karin, dia melakukannya dengan cepat. Berkas-berkas itu hanya dibacanya sekilas dan langsung dia tanda tangani.
"Ini yang terakhir, dan sudah semua."
"Baik Pak, terima kasih. Kalau gitu, saya langsung pergi aja karena sepertinya kedatangan saya ke sini enggak begitu disambut sama pemilik rumah." Seila melirik ke arah meja yang tidak ada apa pun selain berkas.
Setelah mendengar pintu tertutup, Karin ke luar dari tempat persembunyiannya. Masih denganĀ wajah yang cemberut Karin menatap Jaya.
"Kenapa lagi, kan dia sudah pergi." Jaya menghampiri Karin dan melingkarkan kedua lengannya di pinggang Karin.
"Maksud dia ngomong gitu apa sih? Kedatangannya enggak begitu disambut sama pemilik rumah? Cih," cibir Karin. "Sudah jelas-jelas tadi aku tawarin dia minum tapi dia bilang enggak bakalan lama karena dia cuma mau minta tanda tangan kamu."