Nona berbalik badan untuk melihat sekali lagi Vito yang sedang ditodongkan tiga pistol sekaligus oleh anak buahnya yang tadi ikut menghadiri acara seminar tadi. Pikirnya, orang-orang itu sudah pergi meninggalkan tempat ini. Namun dari lima orang yang ada di sini, dia tidak melihat asisten pribadinya.
"Mana Erik?"
"Mungkin Erik sedang mengurus orang yang tadi membawa Nona ke sini," kata orang yang tidak memegang pistol.
Nona mengangguk, dia percaya dengan rencana asistennya itu.
"Apa yang harus kami lalukan dengan Pak Tua ini, Nona?" tanya orang yang memegang pistol.
Nona menatap ke arah Vito dengan senyum miring. Jika dia ingin, semuanya bisa Nona akhiri di sini. Namun orang seperti Vito tidak pantas jika cepat mati. Dia harus merasakan penderitaan yang dirasakan Nona dulu.
"Apa maksud kamu melakukan semua ini?" tanya Vito.
"Nona, awas!" Seseorang berteriak dari luar.