Chereads / Putri Topeng Kaca / Chapter 3 - Kereta Tanpa Kuda

Chapter 3 - Kereta Tanpa Kuda

Entah candaan macam apa yang disiapkan oleh takdir untuknya, tetapi ia tak mungkin pergi ke Palais Lyle secepat itu. Ia belum mempersiapkan barang-barangnya. Ia juga belum berpamitan dengan Effie.

"Kau benar, Faith," gumam Annie dengan suara bergetar. Ia membaca kembali tulisan rapi Miss Frost. "Dan terlihat kalau Miss Frost tak menerima keterlambatan sedikit pun."

Annie membawa surat itu ke lantai dua. Ia mengetuk pintu kamar ibunya. Tak lama kemudian, suara Mrs. Skylark yang mempersilakannya masuk terdengar dari dalam.

Wanita itu sedang duduk di belakang meja eboni yang melingkar seperti bulan sabit. Tangannya memegang pena, di hadapannya buku laporan keuangan terbuka. Ia melepaskan tangan kirinya yang sedari tadi memijit pelipisnya. "Ada apa, Annie? Apakah kamu sudah mulai berpikir untuk bersikap manis―"

"Ibu, aku diterima di Palais Lyle," ucap Annie dengan mantap. Perasaan puas merayap di dadanya. Betapa ia sangat ingin bisa kabur dari tuntutan pernikahan ini.

Mrs. Skylark tertegun. Ia menutup bukunya dengan keras. "Dengarkan Ibu. Kau selalu bisa untuk mengabaikan undangan itu. Keuangan kita mulai menipis. Palais Lyle sangatlah mahal."

"Tapi Ibu sudah berjanji!" seru Annie, tak sadar telah menaikkan suaranya.

"Dengarkan Ibu dulu!" bentak Mrs. Skylark, otot di pelipisnya mulai berkedut-kedut. "Memang, Ibu memang sudah berjanji, kalau kamu bisa lolos tes masuk Palais Lyle, kamu bisa bersekolah. Baiklah, ini memang pilihanmu. Aku sadar tak bisa mengaturmu lagi karena, lihatlah, kau sudah tumbuh jadi gadis pemberontak. Tapi sebentar lagi uang peninggalan ayahmu akan habis. Ibu tak masalah kalau harus menghemat biaya pengeluaran. Andai kau mau belajar dengan Miss Sterling, kita masih bisa bertahan hingga beberapa tahun ke depan. Hasil kebun kita juga berkurang karena serangan hama. Kau adalah anak pertama, Annie. Mr. Russel juga terlihat tertarik padamu. Kalau kalian bisa menikah, Fawnington akan terangkat lagi derajatnya di Swanfield. Bukankah Miss Sterling pintar dan tahu banyak hal? Itu sudah cukup bagi anak perempuan. Palais Lyle tak akan memberikan apa pun padamu selain mengubahmu menjadi gadis kota dengan pikiran modern yang hanya tahu bersenang-senang!"

Amarah meletup-letup di dada Annie. Ia sudah menunggu-nunggu hari ini, tapi yang ia dapatkan malah ketidaksetujuan ibu. Namun ia tetap berusaha untuk tetap tenang. Hubungannya sudah terlalu buruk dengan ibunya akhir-akhir ini, ia tak perlu memperkeruh suasana lagi. "Ibu, jangan terlalu khawatir. Aku dengar Mr. Taylor sudah menemukan penyebab gagal panen kemarin. Tahun ini pasti akan berhasil," ucapnya menenangkan. Annie berjalan mendekati ibunya. Ia berlutut dan meletakkan kedua tangannya di pangkuan sang ibu. "Palais Lyle bukan sekolah yang seperti itu. Kepala sekolahnya adalah Miss Frost, ia sudah memimpin sekolah itu selama dua puluh tahun. Sekolah itu khusus anak-anak perempuan. Sekolah itu begitu terpercaya sampai bisa mendapatkan koneksi dari istana. Ibu, aku dengar saat kelas lima nanti, aku bisa datang ke istana untuk menghadiri pesta debutante."

Mendengar perkataan Annie yang terakhir, Mrs. Skylark mulai tertarik. "Benarkah itu, Annie? Kau bisa ke istana dan mengikuti pesta debutante seperti putri-putri pejabat?"

Annie mengangguk. "Benar. Aku pasti tak akan jadi gadis yang akan mengecewakan Ibu."

Rona wajah Mrs. Skylark pun mulai cerah. Bayangan putri sulungnya berdansa dengan calon duke, marquess, atau baron membuat hatinya berbunga-bunga. Ia juga tak menutupi harapan bahwa kecantikan Annie bisa menarik hati seorang pangeran. Namun, lama-kelamaan senyumnya makin memudar. "Kalau begitu, Ibu mengizinkanmu. Annie, tapi ada satu hal yang harus kamu perhatikan. Kau harus menyimpan rahasia keluarga kita rapat-rapat."

"Tentu saja. Aku tak akan memberitahukannya pada siapa pun."

Mrs. Skylark tersenyum penuh arti. Sejuta kekhawatiran tersembunyi di mata birunya. Ia mengajak Annie duduk di atas ranjang bersamanya.

"Kalau begitu kau akan pergi, ya. Ingat, berusahalah yang terbaik di sekolah. Kau harus tampil yang terbaik di pesta dansa itu. Kalau di antara ribuan semanggi berdaun tiga ada satu yang berdaun empat, ingatlah bahwa keberuntungan juga bisa jatuh pada keluarga kita," ucap Mrs. Skylark dengan kilau di matanya. "Dan ada satu lagi yang Ibu khawatirkan. Selama ini, kau sudah menjaga saudari-saudarimu dengan baik. Ibu berterimakasih padamu. Tapi, saat kau tidak ada, Faith akan jadi yang tertua. Melihat sifatnya yang seperti itu, selalu sembrono dan sering menyelinap keluar, aku khawatir dia tak akan melakukan tugasnya dengan serius. Jangan kira Ibu tak tahu, gadis nakal itu suka menggoda Lila dan Lily melakukan kejahatan! Fawnington yang tenang ini akan jadi seperti kapal pecah setelah kau pergi."

Annie tersenyum. Ternyata, selama ini ibu sangat mengandalkannya. Ia menyandarkan pipinya pada bahu sang ibu. "Faith memang sembrono dan sering melakukan kejahilan. Tapi, dia adalah gadis yang baik. Aku tahu, dia menyayangi kami lebih dari apa pun. Tapi dia lebih baik mati daripada menunjukkan kasih sayangnya. Dia sangat cerdas. Aku yakin dia tak akan melakukan hal bodoh yang akan merugikan adik-adiknya. Lagipula masih ada Verity, gadis itu pasti akan mengingatkan Faith kalau dia berbuat salah."

"Benar sekali, kau benar, Annie," ucap Mrs. Skylark sambil mengangguk-angguk. Air mata menggenang di sudut matanya. "Aku akan sangat merindukanmu."

"Aku juga, Ibu. Aku akan memimpikan Fawnington setiap tidur di asrama nanti."

"Annie. Katanya kau akan berangkat besok. Lebih baik kau segera menata barang-barangmu. Lalu temani Ibu ke rumah Mr. Russel. Ibu dengar kalau dia baru saja membeli penemuan baru! Kereta tanpa kuda. Kita bisa minta antarkan ke stasiun dengan kereta itu. Bayangkan saja, bisa naik kereta dengan nyaman tanpa ditemani bau kuda sepanjang jalan!"

Annie baru mendengarnya! Bagaimana bisa sebuah kereta berjalan tanpa ditarik seekor kuda? Apakah itu sihir? Namun ia yakin Mr. Russel terlalu jujur untuk berurusan dengan hal itu. Karena saking penasarannya, Annie berhasil memasukkan pakaian-pakaiannya dengan cepat ke dalam koper. Sinar kemerahan matahari belum muncul saat Annie turun ke lantai bawah. Di ruang tamu, Mrs. Skylark sudah menunggunya sambil menyesap secangkir sider.

Annie dan Mrs. Skylark berjalan bersama menyusuri jalanan desa Swanfield. Verity mungkin berada di kamarnya sedang membaca buku. Faith tak terlihat dimana pun. Sementara itu, Lilibeth dan Anliela sedang bermain ayunan ditemani oleh pengasuh mereka, Chlorice.

Beberapa orang menyapa mereka selama perjalanan. Seekor kinglet dengan kepala ruby terbang rendah di samping mereka, mengantarkan mereka ke Meadow View, estate megah milik keluarga Mr. Russel.

Sudah lama sekali rasanya Annie tidak ke rumah ini. Ia ingat saat kecil sering diajak ibu datang ke Meadow View, menikmati puding treacle yang manis, serta memetik bunga loosetrife yang tersebar di halaman.