Maaf yaa klo masih ada yang typo
Happy reading guys...
Allana masih duduk terdiam di tanah. Dia masih tidak percaya siapa dirinya sebenarnya. Ini sangat membingungkannya.
"Allana? Sayang? Apa kamu baik-baik saja?" tanya ibunya. Ibunya tampak khawatir.
"Sepertinya dia terkena syok. Lihatlah wajahnya yang pucat itu." ucap Derek. Derek dan Alice tertawa geli.
Allana tiba-tiba bangkit dari duduknya dan berlari menjauhi keluarganya. Ibunya berkali-kali memanggil tapi Allana tetap berlari dan semakin masuk ke dalam hutan.
"Derek, kejar adikmu." ucap ibunya.
"Ahh tidak perlu ibu. Allana hanya butuh waktu, dia akan baik-baik saja." kata Alice.
"Dia masuk ke hutan Alice dan beberapa hari ini ada penyerangan dari Rogue. Karena itu kita berpatroli kan? Derek. Cepatlah."
Derek mengangguk lalu berubah menjadi serigala dan pergi.
"Ayah juga akan mencarinya. Kalian tunggulah dirumah."
"Beritahu jika ada masalah."
"Baiklah sayang."
"Alice ikut ayah."
"Tidak Alice, hari sudah hampir gelap. Kamu dirumah saja jaga ibumu."
Ayah Allana langsung berubah menjadi serigala dan berlari masuk ke dalam hutan lebih dalam.
Sementara itu Allana berlari tidak tentu arah. Dia selalu takut untuk masuk ke hutan itu tapi kali ini dia tidak berpikir panjang. Dia hanya ingin pergi dari keluarganya dan menenangkan diri.
Tak lama Allana berhenti. Dia menyandarkan tubuhnya di pohon. Dia mencoba mengatur nafasnya. Hari sudah semakin gelap dan Allana baru tersadar dimana dia sekarang berada.
"Ahh kenapa aku harus berlari masuk hutan?! Bodoh kau Allana. Aakkh aku harus kemana?"
Allana mengambil ponselnya dari saku celana jeansnya dan menyalakan lampunya. Allana memberanikan dirinya kembali berjalan menyusuri hutan yang gelap. Bahkan tidak ada sinar bulan. Terdengar beberapa suara burung dan hembusan angin. Allana jadi teringat kata-kata temannya, tentang penemuan mayat di hutan. Hutan ini tepatnya.
Allana bergidik. Mengingat semua itu membuatnya bergidik. Dia menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak ingin memikirkannya. Allana kembali berjalan. Kadang dia mendengar suara-suara yang membuatnya terkejut sendiri. Dia semakin takut.
"Aaaauuuuuu.."
Terdengar suara lolongan serigala. Allana menghentikan langkahnya.
"I-itu.. Suara lolongan serigala. Oh tidak! Tunggu, apa itu keluargaku? Ah aku tidak tahu. Sebaiknya aku cepat pergi dari sini. Iya, aku harus pergi. Tunggu, jadi selama ini yang bunuh orang-orang itu... Keluargaku?! Astaga ini tidak mungkin. Keluargaku seorang pembunuh?!"
Allana segera mempercepat langkahnya. Tiba-tiba..
Bukk!!
Seekor serigala besar mendarat dan berdiri di hadapan Allana dan menggeram pelan. Allana terkejut. Jantungnya berdetak cepat dan nafasnya tidak beraturan. Dia menelan ludahnya.
"Derek?"
Allana memberanikan diri bertanya sambil memperhatikan serigala itu. Allana mengarahkan lampu di ponselnya ke tubuh serigala itu. Allana sadar, warna bulu serigala itu hitam pekat, sementara warna bulu serigala Derek yang Allana ingat berwarna coklat tua.
"Kamu... Derekkan?" tanya Allana lagi. Serigala itu menggeram semakin keras. Allana terkejut. Perlahan dia melangkah mundur. Dia ketakutan, terlebih saat dia menatap mata serigala itu, seakan serigala itu siap menerkamnya kapan saja.
Geraman serigala itu semakin keras. Serigala itu mulai berlari mendekati Allana. Allana juga mulai mulai berbalik dan berlari. Tapi serigala itu lebih cepat serigala itu melompat tinggi melewati tubuh Allana dan mendarat tepat di hadapan Allana. Allana terkejut dan terduduk di tanah. Wajahnya pucat. Serigala itu berbalik dan menatap Allana lalu perlahan mendatanginya. Terdengar beberapa lolongan serigala, membuat langkah serigala itu terhenti.
Setelah lolongan itu terhenti, serigala itu kembali mendekati Allana.
"Si-siapa ka-kamu?" tanya Allana.
****
Sementara itu Derek...
Derek berlari menyusuri hutan. Dia berusaha mencari bau Allana. Bau itu sudah semakin dekat tapi langkah Derek terhenti. Bau Allana tiba-tiba hilang dan tergantikan bau serigala yang kuat.
'Rogue. Sial!'
Derek berlari kembali. Dia berusaha mencium bau Allana tapi anehnya dia bahkan tidak menciumnya sama sekali.
'Ayah... Ayah dimana?'
Derek mencoba mindlink ayahnya tapi ayahnya tidak menjawab. Tiba-tiba terdengar suara lolongan bersahut-sahutan. Derek terdiam. Dia tahu arti lolongan itu. Para Rogue sedang mengumpulkan pasukan mereka.
'Sial!! Allana kamu dimana?!'
Derek panik. Dia kebingungan mencari keberadaan Allana. Tiba-tiba dia tersentak.
'Bau Allana!!'
Derek kembali berlari mengikuti bau Allana.
****
Serigala itu tetap berjalan, tidak menghiraukan pertanyaan Allana. Serigala itu bersiap menggigit Allana. Dia membuka mulutnya, terlihat gigi-gigi tajamnya yang membuat Allana takut. Allana pasrah dan menutup matanya.
Brukk!!
Sebuah suara bantingan terdengar dan suara geraman. Allana membuka matanya dan melihat dua serigala bertarung. Allana segera mengambil ponselnya yang terjatuh tak jauh darinya dan menyinari kedua serigala yang sedang bertarung itu. Kedua serigala itu berguling di tanah dan saling mencoba menggigit. Serigala hitam menendang serigala yang menyerangnya. Serigala itu terhempas tidak jauh dan langsung bisa menyeimbangkan diri. Serigala itu kembali berlari dan menyerang serigala hitam. Allana baru tersadar, serigala yang baru datang itu juga memiliki warna bulu berbeda dari Derek. Bulu Derek berwarna coklat tua yang pekat. Sementara bulu serigala itu berwarna coklat bercampur putih.
"Apa itu juga bukan Derek?" gumam Allana.
Kedua serigala itu masih terus bertarung hingga serigala coklat itu melayangkan cakarnya pada serigala hitam itu dan mengenai punggung serigala hitam.
Serigala hitam mengerang kesakitan lalu berjalan mundur kebelakang. Serigala hitam menggeram marah tapi serigala coklat bercampur putih menggeram lebih marah dan kasar.
Serigala hitam pergi meninggalkan Allana dan serigala coklat itu. Allana kembali panik. Serigala coklat itu menatap dan mendatanginya. Dia berpikir serigala itu bertarung untuk mendapatkan makanan. Serigala coklat itu semakin dekat.
Tiba-tiba terdengar suara geraman yang lain. Allana dan serigala coklat itu menoleh ke arah geraman. Allana mengarahkan lampu ponselnya ke serigala yang menggeram itu. Serigala itu menggeram sambil menatap serigala coklat yang berada di hadapan Allana. Allana mengenali serigala itu. Warna bulu serigala itu sama seperti bulu serigala Derek.
"Derek?" panggil Allana. Serigala itu menoleh. "Kamu benar-benar Derek kan?"
'Tentu saja aku Derek Allana.' kata Derek tapi Allana tidak mendengar. Derek menatap serigala yang berada di hadapan Allana. 'Siapa kau?! Apa kau Rogue?'
'Aku bukan Rogue. Aku memiliki pack. Aku hanya sedang lewat dan melihat gadis itu di serang.' kata serigala coklat bercampur putih itu.
Derek memperhatikan serigala itu. Dia memang tidak terlihat seperti Rogue. Derek menatap bola matanya. Bermata coklat biasa. Serigala itu sedang tidak mengeluarkan mata manusia serigalanya jadi Derek tidak tahu apa serigala itu gamma, beta atau bahkan alpha.
'Siapa kau? Dari pack mana?' tanya Derek.
'Aku--'
Belum sempat serigala itu melanjutkan kata-katanya, muncul beberapa serigala. Mereka menggeram marah.
'Sial! Pasukan Rogue sudah muncul!'
'Siapa mereka?'
'Para Rogue.'
'Kenapa banyak sekali Rogue disini?'
'Rogue selalu berpindah tempat dan wilayah ini adalah wilayah netral. Jadi mereka bebas memasuki wilayah ini.'
'Ahh begitu.'
'Pergilah, aku yang akan melindungi Allana.'
'Allana?'
'Ya, dia. Allana, adikku. Pergilah, aku tidak ingin melibatkanmu lagi.'
'Tidak apa-apa. Mereka banyak. Kamu tidak bisa melawan mereka sendirian.'
Serigala coklat itu berlari menyerang para serigala. Derek ikut menyerang mereka. Satu serigala menerjang Allana menggigit tangan Allana dan menariknya pergi. Allana berteriak keras. Derek melihat itu dan langsung menerjang serigala yang menyeret Allana. Derek menggigit serigala itu dan merobek kulinya. Tapi tak lama Derek juga di serang. Allana bangkit dan berlari menjauh. Satu serigala mengejarnya.
'Pergilah! Lindungi adikmu.'
Derek bingung. Dia masih bertarung dengan serigala lain.
'Hei! Adikmu dalam bahaya! Pergi!!'
Serigala coklat itu menatap tajam derek dan bola matanya berubah membuat Derem terkejut.
'Dia... Alpha?!'
Hempasan membuat dia tersadar dari lamunannya. Serigala yang menghempas Derek bersiap menyerang lagi. Tapi sang alpha menghalanginya.
'Pergi! Biar aku yang mengatasi ini.'
Alpha itu kembali menyerang serigala-serigala itu. Derek langsung berbalik dan berlari menyusul Allana. Derek terkejut Allana sudah berada di bawah serigala yang mengejarnya tadi.
'Allana!!'
Derek menerjang serigala itu dan berguling ditanah bersamanya. Satu serigala lagi datang dan membantu Derek. Tak lama Rogue itu sudah tergeletak tidak berdaya. Derek berlari pergi.
'Derek, kau mau kemana?!'
Ayah Allana yang baru saja datang bingung melihat Derek yang pergi begitu saja. Tapi dia tidak mengejarnya. Dia lebih mengutamakan Allana yang menangis dan syok.
'Allana ayo kita pulang.'
Ayah Allana mendekat tapi Allana justru ketakutan.
'Tidak, tidak sayang ini ayah...'
"Pergi!! Mundur..!!" teriak Allana histeris. Akhirnya ayahnya merubah dirinya.
"Allana sayang, ini ayah. Ini ayah." kata ayahnya mencoba menenangkan. Allana menatap ayahnya lalu segera memeluknya dan menangis. "Tenanglah sayang. Ada ayah disini, ayah akan melindungimu."
Terdengar suara geraman. Ayah Allana dan Allana menoleh. Derek sudah bersama mereka.
"Dari mana saja kau?" kata ayahnya. Derek yang masih dalam wujud serigala hanya menunduk. "Sudahlah, ayo kita pulang. Allana, naiklah ke punggung kakakmu. Ayah akan menyusulmu."
Derek merendahkan tubuhnya. Allana tampak ragu.
"Tidak apa-apa Allana, dia kakakmu. Kita harus pulang sebelum para Rogue--, maksud ayah serigala yang menyerang kamu tadi datang kembali. Ayah akan berada tepat di belakang kalian."
Ayah Allana membantu Allana menaiki tubuh serigala Derek.
"Pegangan erat pada kakakmu. Pergilah Derek, sekarang!"
Derek mengangguk dan mulai berlari. Ayah Allana merubah dirinya dan menyusul Derek.
Tak lama mereka sampai ke rumah mereka. Allana turun dari punggung serigala Derek dan langsung masuk kerumah dan disambut ibunya yang langsung memeluknya. Allana tidak berbicara sepatah katapun. Dia terlihat masih syok dan ketakutan.
"Allana kamu baik-baik saja?" tanya ibunya. Tapi Allana tidak menjawab. Dia melangkah menuju kamarnya. "Allana..."
"Sayang.. Biarkan dia. Mungkin dia butuh waktu." kata ayah Allana sambil menatap Allana yang berlalu pergi.
Allana masuk ke kamarnya. Dia bersandar di pintu kamarnya. Kakinya tiba-tiba lemas. Allana terduduk. Dia menyandarkan kepalanya di pintu.
"Apa yang tadi kulihat? Manusia serigala? Mereka nyata? Dan aku salah satu dari mereka? Tidak, tidak ini gila, ini semua tidak nyata!"
Allana menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia tersadar akan sesuatu. Dia melihat tangan kanannya yang sempat di tarik dan digigit oleh serigala tadi. Ada bekas gigitan disana. Kulitnya terkoyak. Tapi anehnya dia tidak merasakan sakit.
"Ini aneh... Apa karena aku manusia serigala? Tidak, ahh tidak, aku bukan manusia serigala. Itu tidak mungkin."
Allana menghela nafasnya kasar. Dia tidak menyangka siapa dia sebenarnya. Dia tidak mau menjadi manusia serigala.
"Tidak, ini tidak bisa di biarkan. Aku harus bertanya pada mereka. Mungkin ada penyembuh atau apapun yang membuatku tidak menjadi manusia serigala. Aku tidak mau."
Allana berdiri dari duduknya dan langsung keluar dari kamarnya untuk mendatangi kedua orang tuanya. Allana menuruni tangga tapi baru sampai setengah perjalanan, dia mendengar suara. Allana memelankan langkahnya dan mendekat ke arah suara.
"Derek tidak tahu. Dia membantu melindungi Allana. Derek kira dia adalah Rogue sama seperti yang lain. Tapi ternyata dia membantu Allana."
"Aneh.. Apa kamu yakin dia bukan dari keluarga Sanchez atau Black?"
"Bukan bu, Derek mengenali serigala mereka. Itu bukan mereka. Dan ahh!! Dia alpha."
"Alpha?!" semua keluarga Allana terkejut.
"Iya, dia bilang dia hanya lewat tapi saat dia menyuruh Derek pergi mengikuti Allana, bola matanya, bola matanya berwarna merah. Dia alpha. Tapi Derek tidak tahu dari pack mana."
"Alpha... Ini aneh." gumam ayah Allana.
"Dan sepertinya masih muda.. Kemungkinan seumuran Allana. Tapi dia kuat. Akan Derek bicarakan dengan alpha Dwaine saat Derek kembali."
"Ada berapa alpha muda di beberapa pack?" tanya ibu Allana.
"Yang ayah tahu, ada empat pack yang memiliki alpha muda. Satu raja Lycanthrope itu, dari pack Lykort, Kei Lyroso Laros, lalu alpha keturunan murni, Zach Payne, alpha dari pack Foykolt dan alpha dari pack Zykolt."
"Ayah benar. Derek pernah bertemu yang mulia Kei dan alpha Zach saat membantu mereka bertarung dengan pack Bykort, pack dari alpha Roger. Tapi tidak dengan pack Foykolt atau Zykolt. Tapi Derek dengar alpha dari Foykolt baru saja menggantikan ayahnya, sementara alpha Zykort, dia sudah menjadi alpha sedari dia kecil."
"Ya, ayah dengar orang tuanya dan kedua kakaknya mati secara misterius."
"Benar ayah. Apa anak laki-laki tadi itu alpha dari salah satu pack itu?"
"Ayah tidak tahu Derek, tapi syukurlah ada alpha itu. Walau kita tidak tahu siapa dia dan dari pack mana tapi dia telah menolong Allana. Jika tidak, ayah tidak tahu bagaimana nasib Allana yang belum bisa merubah bentuknya."
"Lalu apa yang akan kita lakukan dengan Allana?"
"Kita harus segera mengajarinya. Dia sudah tahu yang sebenarnya dan usianya juga sudah cukup. Jadi kita akan melatihnya." kata ibu Allana.
"Huh! Merepotkan sekali anak itu."
"Alice..."
"Apa? Itu benarkan?! Di keluarga kita hanya dia yang masih tidak bisa berubah. Sementara kita sudah bisa berubah sejak kecil tapi dia tidak bisa sama sekali, membuat kita harus terus menyembunyikan ini semua dan melindunginya. Merepotkan sekali!"
"Dia adikmu Alice."
"Itu kabar terburuknya. Dia adikku."
"Alice!!" ibunya meninggikan suaranya.
"Okay.. Baiklah. Hentikan. Sebaiknya kita tidur. Para Rogue tidak akan kemari dan ayah lelah. Kita akan membicarakan ini besok."
Allana segera kembali ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Dia mendengar semua pembicaraan itu.
"Hanya aku yang tidak bisa berubah? Mereka melakukan ini untuk melindungiku? Mereka akan mengajariku? Tidak! Aku tidak mau!! Aku tidak mau menjadi manusia serigala! Tidak!!"
Terdengar lolongan serigala. Allana berjalan menuju jendelanya dan menatap keluar.
"Lalu.. Siapa yang menolongku tadi? Kenapa terasa sangat... Familiar?" gumam Allana sambil menatap gelapnya malam.
****
"Alpha..." panggil sesorang.
"Bagaimana Ted?"
"Semua sudah selesai alpha. Mereka telah di bunuh, sisanya di usir dari sini." ucap Ted.
"Bagus. Kita pergi dari sini."
"Tapi alpha, bagaimana dengan gadis itu?" tanya Ted.
"Dia aman bersama keluarganya."
"Apa anda yakin dia gadis yang selamatkan anda waktu kecil?"
"Sepertinya. Aku mengenali baunya."
"Apa mungkin dia mate anda?"
"Itu... Aku tidak tahu. Aku tidak merasakan apapun. Tapi kenapa kita tidak hentikan membahas tentang mate? Kau terus membahasnya sedari kita pergi dari pack." kata Renald.
"Hahahaha alpha.. Usia anda sudah tujuh belas tahun. Manusia serigala akan bisa mencium dan menemukan matenya dari usia tujuh belas tahun alpha. Jadi mungkin kita bisa segera menemukan mate anda."
"Hah!! Lihatlah siapa yang berbicara. Kamu sendiri belum menemukan matemu."
"Tapi saya masih muda alpha."
"Kamu pikir aku sudah tua renta?! Kita seumuran Ted." sahut Renald tampak kesal. Renald berjalan menjauhi Ted.
"Tapi anda alpha, saya hanya seorang beta." kata Ted sambil menyusul Renald.
"Kamu cerewet sekali. Lebih cerewet dari bibi Agatha."
"Ahh alpha jangan samakan aku dengan nenek lam-- ah tidak, bibi Agatha."
"Tapi kalian benar sama saja cerewetnya. Kupingku keriting mendengar ucapan kalian tentang mate, mate dan mate. Membuat aku tidak ingin pulang karena membayangkan bibi akan cerewet tentang mate lagi."
"Tapi anda harus pulang. Besok masih harus sekolah. Apa anda lupa jika anda masih remaja?"
"Whoaa lihatlah dia. Kamu sendiri masih remaja! Sudahlah, susah bicara denganmu. Kenapa beta ku secerewet ini?"
Ted tertawa geli. Renald berubah menjadi serigala dan melolong keras. Ted juga berubah dan segera mengikuti serigala Renald pergi bersama para gamma mereka.
****
Tadariez