Brielle sudah tak bisa mengelak dan tak punya pilihan lain lagi. Saat ini dia hanya bisa meratapi apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini. Bukan hanya tentang karir, dia juga harus melepaskan cinta yang dia rasakan pada Seo Yeon. Dia tak pernah merasakan cinta lain selain cinta pada pria bermarga Min itu.
"Aku harus apa? Nyatanya ini adalah demi kita. Demi apa yang kita pupuk dan perjuangkan sampai sekarang. Aku bisa lakukan untuk dirimu. Termasuk menerima pernikahan ini dan membiarkan dirimu tetap bersinar di panggung dan dunia musik," batin Brielle sembari melajukan mobilnya menuju apartemen.
Hari mulai gelap, hawa dingin juga sedikit menusuk. Tapi tak terasa oleh gadis cantik itu. Dia benar-benar sudah larut dalam apa yang dia rasakan kini. Dia terluka dengan sangat dalam. Bukan karena sebuah pengkhianatan tapi tentang kenyataan yang mengharuskan dia segera menikah.
"Aku akan urus semuanya. Aku akan memberimu waktu seminggu untuk mengatur semuanya. Setelah itu aku akan datang ke perusahaan." Kalimat itu menggema ditelinga Brielle.
Pria itu benar-benar bisa membuat nasib hidup Brielle berubah dalam hitungan menit. Semua menjadi menyedihkan dan suram. Kata-kata Hyun Jung yang mengatakan jika dia akan membiarkan Brielle tetap berkarir nyatanya tak bisa melegakan hati gadis itu.
"Karis idol selalu saja hancur karena skandal. Apa aku juga harus bernasib sama seperti mereka? Mengapa semua ini menjadi sangat sulit?" sesal Brielle.
Dia meraih ponselnya dan meminta Seo Yeon menemuinya. Ini harus segera dibicarakan dan diselesaikan. Tanpa penolakan Seo Yeon setuju untuk segera bertemu. Mereka memutuskan bertemu di apartemen Brielle.
"Nona, Tuan Seo Yeon sudah di dalam," ujar asistennya.
Brielle masuk dengan wajahnya yang hancur dan tak ada senyum sedikit pun. Dia merasa sudah tak memiliki energi untuk tersenyum.
"Kau meminta bertemu tapi kau berada di luar, kau dari mana?" tanya Seo Yeon sedikit kesal.
Brielle menepis tangan kekasihnya yang berusaha memeluknya. Dia tak ingin perasaannya semakin sakit ketika kehangatan Seo Yeon membuatnya lebih tenang.
"Kau menangis?" tanya Seo Yeon.
Brielle menghapus air matanya. Dia merubah keadaan menjadi sendu.
"Semua selesai saat ini," ujarnya.
"Aku tak mengerti, katakan dengan jelas, apa yang terjadi?" desak Seo Yeon.
"Dia seorang pria, dia menyimpan video kita malam itu lebih dari yang aku tahu. Ini benar-benar sudah menemui akhirnya," kata Brielle lagi.
"Apa ini artinya ada yang menyusup diantara semua kru penjagaan? Apa mungkin ini semua terjadi?" desa Seo Yeon.
"Dia seorang penggemar beratku, dia seorang kaya raya dan dia menginginkan aku untuk menikah dengannya," jelas gadis itu dengan air mata kepedihan.
Matanya semakin panas saat dia ingat bagaimana pria itu memutar video skandal itu dan menggunakannya untuk mengancam.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Seo Yeon.
"Tak ada pilihan lain, jika aku menolak karir dan hidup kita akan hancur. Skandal lebih mengerikan dari mati bunuh diri," ucap Brielle.
"Artinya? Kau akan menikah dengannya?" desak Seo Yeon.
"Apa kau ingin aku melawannya dan membiarkan dia menyebarluaskan video itu? Tak mungkin, tak mungkin itu yang kau inginkan," balas Brielle.
"Tapi kau tak bisa menikah dengannya. Kau adalah milikku," bantah Seo Yeon.
"Apa kita bisa hidup bersama jika video itu muncul ke publik? Kau bisa jamin kita bisa hidup tenang?" desak Brielle.
Seo Yeon tertunduk. Dia tak menyangka kekasihnya harus menjadi tumbal apa yang keduanya lakukan saat itu.
"Aku mengajukan pernikahan kontrak, dan sepertinya dia setuju. Kami akan menikah selama dua tahun dan mencari solusi terbaik untuk bercerai setelah dua tahun," jelas gadis malang itu.
"Bukankah itu juga hanya akan menjadi skandal jika media mencium beritanya?" desak Seo Yeon.
"Ayo rahasiakan sampai kita mati. Bagiku sama saja. Bedanya dengan dua tahun kontrak itu aku bisa membuat hatiku memiliki harapan setelah semua ini berakhir," kata Brielle.
Seo Yeon tak bisa mencerna dengan baik apa yang Brielle inginkan. Di benar-benar dibuat pusing dengan hal yang terjadi. Nyatanya memang ini tak bisa mereka hindari. Satu persatu keadaan memang akan berubah.
"Aku tahu keadaan akan berubah seiring sejalannya waktu. Apalagi status dan kondisinya nanti. Apakah kamu masih akan menungguku hingga aku selesai membayar semua ini?" tanya Brielle dengan suara yang tertahan.
Dia benar-benar masih menginginkan Seo Yeon menunggunya kembali ke pelukannya setelah mengakhiri pernikahan kontraknya.
"Haruskah aku bertemu dengan pria itu dan membayar video itu? Tak adakah cara lain yang bisa digunakan untuk menggantikan pernikahan kontrak itu?" lirih Seo Yeon.
Pria yang terlihat dingin dan tak perhatian itu nyatanya sangat mencintai Brielle. Dia tak ingin kekasihnya itu menanggung semuanya sendiri. Dia tak ingin membuat keadaan menjadi rumit dan sulit bagi Brielle.
"Dia tak butuh uang, bahkan dia jauh lebih kaya dari kita berdua." Brielle menjelaskan pria itu.
"Dia petinggi? Pejabat?" desak Seo Yeon.
"Dia seorang pengusaha yang memiliki perusahaan besar. Dia berdiri diatas kakinya sendiri dan menghidupi ribuan karyawan. Setidaknya itu yang aku dengar darinya," balas Brielle.
Seo Yeon menjambak rambutnya. Dia tak bisa membuat keadaan yang tak mudah ini bisa dilewati tanpa masalah berarti.
"Hidup ini sudah seperti hutan saja, siapa yang kuat membayar dia yang menang," ujar Seo Yeon dengan sangat kesal.
"Aku akan utarakan ini pada ketua besok, aku akan urus segalanya. Bagiku lebih cepat lebih baik, karena cepat atau lambat semua ini akan terjadi," kata Brielle.
"Denda kontrak juga harus kau bayar, belum lagi penyesuaian ulang jadwalmu, kau pasti sangat tertekan, Sayang," lirih Seo Yeon.
Brielle hanya tersenyum manis. Dia tak bisa membalikkan keadaan untuk berpihak kepadanya. Dia harus dengan ikhlas membiarkan semua ini terjadi.
"Aku ingin kau jalani karirmu dengan baik. Jaga semua yang aku bayarkan ini dengan sebaik-baiknya. Aku masih ingin kau menungguku, aku masih ingin hidup denganmu seperti yang selalu kita pikirkan," jelas Brielle.
Seo Yeon menarik lengan kekasihnya dan memeluknya dengan erat. Keduanya menangis sendu tanpa bisa berhenti. Kisah cinta mereka yang berada jauh dari sorot kamera nyatanya begitu membuat hati mereka tersiksa.
"Mencintaimu adalah hal yang paling berkesan di dalam hidupku. Aku mendapatkan semua darimu. Ketulusan dan perhatian murni yang tak pernah ditempeli rasa ingin dipuji dan karena aku seorang idol dunia. Aku benar-benar merasakan dijaga dan dimiliki sepenuhnya hanya saat bersamamu," kata Brielle di iringi isakkan senggal dari tenggorokannya.
"Aku akan menunggumu, Sayang. Aku akan menunggu sampai kau benar-benar kembali padaku dan menjalani semua dengan baik bersama. Maafkan aku," balas Seo Yeon mencoba menenangkan hati Brielle.
* * *