Chereads / Nona Kim VS Suami Kontrak / Chapter 10 - Terbalik

Chapter 10 - Terbalik

Asisten Brielle bingung dengan kedatangan pria itu, pasalnya dia tak tahu apa pun terkait rencana pernikahan Brielle.

"Aku masuk sekarang," kata Hyun Jung dan menerobos masuk.

"Tunggu, Tuan. Jangan lakukan itu," cegah asisten.

"Katakan di mana kamar Brielle," hardik pria itu dengan wajah khawatir.

Asisten itu termenung, dia melihat sorot mata tak biasa dari pria itu.

"Di ... di sana, Tuan," jawab asisten dengan menunjuk sebuah pintu yang tak lain adalah kamar Brielle.

Tanpa buang waktu, Hyun Jung masuk ke dalam kamar itu. Dia mendapati Brielle yang masih lelap dalam tidur dengan posisi tak beraturan. Bahkan kepalanya ada di tepi ranjang dengan rambut menjuntai.

"Astaga," lirih Hyun Jung.

Dia menghampiri wanita itu dan duduk di tepi ranjang. Wajah polos calon istrinya itu membuat Hyun Jung terkesima.

"Kau memang sangat cantik. Bukan karena make-up. Tapi kenyataannya kamu memang sangat cantik," lirihnya.

Matanya tak teralihkan. Hingga tanpa di sadari, wanita itu mulai membuka matanya.

"Kau sudah datang?" tanya Brielle yang saat membuka mata sudah melihat wajah calon suami kontraknya.

"Kau tak menjawab teleponmu. Aku hanya khawatir," jawab Hyun Jung.

"Omong kosong," umpat Brielle dan segera duduk.

Kepalanya masih terasa sakit. Dia mabuk berat semalaman. Hyun Jung tahu jika dia mabuk karena aroma tubuh wanita itu.

"Kau mabuk?" tanya Hyun Jung mencoba mencari perhatian.

"Kau pasti sudah cium aroma ini, mengapa harus bertanya?" jawab Brielle dengan ketus.

"Baiklah, mandilah. Biar aku yang packing barangmu, kau tak mempersiapkan apa pun. Kopermu bahkan masih tertata rapi di sana," ungkap Hyun Jung.

Brielle tak peduli dengan apa yang pria itu katakan. Dia berjalan menuju kamar mandi dan segera menguncinya rapat. Sementara Hyun Jung membuka lemari besar milik Brielle itu.

Seakan sudah pasrah akan segala keadaan, dia dengan cepat membuka semuanya. Mengambil beberapa potong dan memasukkan dalam koper kecil. Mereka hanya akan dua sampai tiga hari di Inggris. Sehingga tak perlu bawa banyak barang.

"Apa ini? Mengapa aku serapuh ini? Aku kalah?" kata Brielle sembari menatap wajahnya ke cermin.

Wajahnya sangat berantakan. Dia mabuk berat, sehingga tak ingat apa yang dia lakukan semalaman.

"Aish, mengapa wajahku sangat berantakan," omelnya dan segera mandi dan membersihkan dirinya.

Hyun Jung sudah selesai dengan kopernya, dia membawa barang milik Brielle itu keluar dan menunggu di luar. Sehingga saat Brielle keluar kamar mandi tak ada siapa pun di dalam kamarnya itu.

Melihat salah satu koper di deretan kopernya sudah tak ada, dia bisa menebal jika pria itu sudah mempacking bajunya.

"Biarkan saja, hanya perjalanan singkat dan membosankan. Aku tak akan menikmati apa pun dalam perjalanan ini. Sehingga aku tak perlu khawatir," gumamnya.

Brielle mengganti bajunya dengan sebuah kaos putih polos dan celana jeans. Rambutnya dia ikat ekor kuda. Dia juga menyiapkan topi dan kacamata hitam. Dia mengambil tas berisi dompet dan segala keperluan pribadinya dan segera keluar.

"Sudah siap?" tanya Hyun Jung.

"Hm," balas Brielle.

Keduanya segera turun, wajah Brielle tertutup rapat dengan segala hal yang bisa dia gunakan untuk menutupi. Mereka akan segera ke bandara dan meninggalkan Korea untuk menemui orang tua Brielle.

"Kau sudah katakan pada orang tuamu tentang rencana kita?" tanya Hyun Jung.

"Hm, aku menelpon mereka," jawab Brielle tanpa melihat pada Hyun Jung.

"Apa reaksi mereka?" tanyanya lagi.

Brielle mengalihkan pandangan ke wajah pria yang berdiri di sampingnya. Namun tiba-tiba pintu lift terbuka dan Brielle berjalan keluar.

"Kembalilah ke atas, ponselku tertinggal di nakas kamarku. Aku tunggu di sini," perintah Brielle pada Hyun Jung.

"Kau ini bicara apa? Kau memerintahku?" sahut pria itu.

"Bukankah ini rencanamu? Kau harus menuruti semua perintahku jika kau ingin aku menuruti perintahmu," sahut Brielle.

"Aish, kau benar-benar mengerikan," ungkap pria itu.

Dia berjalan tanpa peduli dengan apa yang Brielle katakan. Dia tak kembali untuk mengambilkan ponsel calon istrinya dan justru berjalan menuju mobilnya.

"Hyak, kau tak dengar apa yang aku katakan? Kau berani sekali," omel Brielle.

"Masuk dan abaikan ponselmu. Aku bisa membelikan kau ponsel lagi. Lagi pula hanya lima nomor saja yang ada di dalam ponsel itu," sahut Hyun Jung.

Walau cinta mati pada idol yang sangat dia kagumi, nyatanya Hyun Jung masih memikirkan harga dirinya. Dia tak ingin bertele-tele dengan sikap keras kepala yang calon istrinya itu tunjukkan.

"Kau hanya sedang mengujiku, bukan? Aku tak akan kalah denganmu," ujar Hyun Jung kesal.

Dia duduk di balik kemudian mobilnya sementara Brielle masih berdiri dalam kebimbangan. Dia tak tahu harus kemana. Pasalnya ponselnya tertinggal di nakas kamar dan dia merasa sudah tak ada pilihan selain mengambilnya sendiri.

Dia melangkah menuju lift untuk naik. Dengan hati yang kesal, Brielle terus saja bergumam mengumpat pria itu.

"Apa aku terlalu berani? Bukankah itu bisa membahayakan diriku. Bagaimana jika dia tersinggung dan menyebarkan video itu?" pikir Brielle setelah ingat pada apa yang dia lakukan.

Saat pintu terbuka, asisten kaget.

"Anda kembali?" tanyanya.

"Hm, ponselku tertinggal," jawab Brielle.

Asistennya langsung menuju kamar dan mengambilnya. Setelah dapatkan ponselnya Brielle kembali turun dan berjalan menuju mobil Hyun Jung.

"Kau ambil sendiri?" tanya Hyun Jung dengan senyum miring.

"Berhenti bertanya atau ...," ancam Brielle kesal.

"Apa? Kau mengancam? Bukankah aku yang menjadi pemimpin dan pemegang kartu utama saat ini?" jelas Hyun Jung.

"Lalu kau mau menguasai diriku?" balas Brielle.

Hyun Jung menjadi sangat kesal. Dia merasa ada yang membuatnya terusik dengan apa yang Brielle katakan.

"Kau tahu apa tujuanku membuatmu dalam ancaman video itu? Karena aku ingin memilikimu, terlepas kau suka atau tidak. Bagiku tak penting." Hyun Jung justru memberi peringatan.

Brielle tak berkutik, dia diam seribu bahasa. Benar juga yang Hyun Jung katakan. Saat ini dialah yang menjadi tawanannya bukan dia yang menjadi tawanan gadis cantik itu.

"Seperti yang kau tahu, kau akan hidup dalam kuasaku, Nona. Jangan berharap kau bisa mengatur dan mengancamku. Kau harus berhati-hati padaku," ancam Hyun Jung.

Tak ada yang bisa gadis itu lakukan lagi. Dia memandang pada tas yang dia pangku sembari memainkan aksennya.

"Hancur sudah semua, aku tak hancur di mata penggemar dan masyarakat, tapi aku akan hidup di dalam neraka yang sangat panas dan penuh dengan adegan mengerikan. Pasti dia sangat arogan dan pemaksa. Aku yakin itu," batin Brielle.

Matanya memandang ke luar jendela. Dia memperhatikan jalan tanpa peduli pada Hyun Jung yang mengendarai mobil di sampingnya. Mereka sedang menuju bandara.

"Kita akan berangkat dalam dua jam," kata Hyun Jung.

"Hm," sahut Brielle ketus dan singkat.