Keberangkatan Brielle dan Hyun Jung ke Inggris meninggalkan pekerjaan yang sangat banyak untuk managementnya. Mereka terbang tanpa kendala karena berita menyebar setelah keduanya sampai di bandara. Lagi pula management belum menyiapkan klarifikasi apa pun kepada media.
"Semua aman-aman saja. Jangan terlalu khawatir, apa kau lupa siapa aku?" sebut Hyun Jung dengan nada pamer.
"Ah, kita hanya sedang beruntung saja. Mungkin saat kita mendarat semua akan terjadi. Ratusan kilat kamera dan berbagai pertanyaan wartawan." Brielle bicara kemungkinan.
Hyun Jung hanya tersenyum melihat wanita yang sangat dia kagumi itu khawatir. Di dalam pesawat pribadi itu hanya ada mereka berdua dan beberapa kru pribadi Hyun Jung.
"Dia benar-benar kaya, apa semua ini miliknya?" batin Brielle.
Gadis itu duduk di bangku yang berhadapan dengan calon suaminya. Dia tampak sangat canggung karena walau sudah populer di seluruh dunia, Brielle baru saja memulai karirnya, sehingga belum sampai mendapat fasilitas semewah itu dari management.
"Kau kaku sekali, apa kau takut?" tanya Hyun Jung.
"Ah, tidak. Hanya saja aku merasa sedikit aneh," balas Brielle menutupi kegugupannya.
"Tentu saja, kau biasa dengan pesawat dengan penumpang yang banyak, dan sekarang hanya ada kita berdua, bukankah itu yang membuatmu aneh?" ujar Hyun Jung sombong.
"Astaga, Tuan ini. Aku memang artis baru dan baru saja akan memulai karirku keliling dunia. Tapi kau sudah menghancurkannya," balas Brielle.
"Menghancurkan? Kau salah, Sayang. Justru aku akan membuat karirmu semakin naik. Kau sebagai seorang artis terkenal yang bersuamikan CEO Jeon Grub. Pasti semua akan menjadikan kau semakin bersinar," jawab Hyun Jung.
"Kau yakin dengan itu? Bukankah kau hanya akan menyekapku dan menjadikan aku boneka di dalam mansionmu?" tanya Brielle dengan sangat berani.
Hyun Jung tertegun dengan apa yang Brielle ucapkan. Dia tak menyangka jika Brielle tahu apa yang sedang dia rencanakan. Namun sisi lain Brielle sebenarnya tak tahu apa-apa. Dia hanya menebaknya saja.
"Apa kau setuju dengan rencana itu? Kau membuatku memiliki opsi lain untuk masa depan kita," balas Hyun Jung.
"Kurasa apa yang kau inginkan akan jadi kenyataan. Bukankah itu prinsip hidupmu?" sahut gadis yang sudah dalam keadaan tertekan itu.
"Seperti apa yang kau maksud? Apa kau benar-benar akan membuang waktumu yang selama 2 tahun ini untuk sepenuhnya menjadi istriku?" tanya Hyun Jung bingung.
"Sepertinya kau akan bayar mahal untuk itu. Kau perlu membuat perhitungan keuangan karena kontrakku dengan management masih tiga tahun lagi. Dan jika kau benar-benar dengan rencanamu itu, kau harus bayar mahal," jelas Brielle.
Hyun Jung tersenyum. Jangankan uang dan harta, nyawa pun akan dia korbankan untuk bisa menjadikan Brielle sebagai miliknya utuh.
"Aku tak pernah main-main dengan ini semua, Sayang. Saat aku mulai menyukai dan mengagumimu aku berusaha untuk mendapatkanmu. Cepat atau lambat, itu adalah tujuan utamaku. Jangakan bertaruh uang, hidup dan segala yang ada dalam diriku pun akan aku berikan untukmu." Hyun Jung sudah cinta mati pada gadis bermata biru itu.
Sisi lain dari Brielle sedikit banyak sudah mulai nampak, sehingga membuat Hyun Jung semakin jatuh cinta pada sang idol wanita itu. Segala hal yang Brielle miliki sekarang ada dalam genggaman pria bermarga Jeon itu. Tak bisa ditawar lagi. Ini sudah menjadi sesuatu yang harus keduanya jalani.
"Kau mengatakan jika adikmu adalah seseorang yang sangat ingin kita menikah. Ambisinya itu membuatmu melakukan segala hal yang bisa membuatku mewujudkan keinginan konyol itu. Mengapa kau tak membawaku bertemu dengannya?" desak Brielle saat tiba-tiba teringat pada gadis berusia 15 tahun yang datang ke fansign-nya beberapa saat lalu.
"Dia masih di rumah sakit. Ruangannya sangat steril dan dijaga dengan sangat ketat. Sekali saja ada kesalahan dari seseorang, nyawanya melayang. Aku akan membawamu bertemu dengannya setelah kita menikah. Karena jika terjadi sesuatu padanya setelah kita menikah, tak akan ada penyesalan dalam dirinya dan diriku," jelas Hyun Jung dengan suara berat dan sedihnya.
Brielle menyadari betapa besar cinta pria itu pada sang adik perempuan. Walau keinginan yang diinginkan anak itu sangat ambigu dan membuatnya terjebak dalam Perjanjian konyol ini, nyatanya hati Brielle sangat tersentuh. Dia merasakan ketulusan seorang kakak pada adiknya yang begitu menginginkan yang terbaik.
"Orang tuamu?" tanya Brielle mengalihkan pembicaraan.
"Mereka sudah pergi. Adikku adalah satu-satunya orang yang aku miliki di dunia ini. Aku membangun sisa-sisa peninggalan orang tuaku dengan bekerja keras. Aku mengandalkan modal yang tak seberapa hingga sekarang aku bisa merajai dunia bisnis Korea dan menjadi CEO muda paling berbakat demi kesembuhan adikku dan mewujudkan semua keinginannya," jelas Hyun Jung.
Sebagian kisah hidup pria itu sudah dia katakan pada Brielle. Sedikit rasa kagum terukir di hati Brielle. Dia merasa benar-benar beruntung karena bertemu pria yang gigih walau sedikit arogan dan kejam.
"Kau cukup gigih juga," sebut Brielle.
"Bukankah kau menyukai pria yang gigih? Aku pernah mendengar kau menyebutkan kata itu di sebuah wawancara," kata Hyun Jung.
Brielle terheran, bahkan pria itu juga mengikuti dirinya di berbagai wawancara. Sungguh dia bukan hanya seorang pria gigih, tapi juga sangat ambisius.
Keadaan yang ada saat ini memang sedikit membuat Brielle lebih nyaman. Terlebih dia tahu jika sisi lain Hyun Jung sebenarnya adalah pria yang penuh kasih sayang.
"Tidurlah, wajahmu masih sangat merah. Berapa banyak kau minum semalam?" tanya Hyun Jung.
Brielle meraba wajahnya dengan kedua tangan mungil miliknya.
"Merah? Sungguh?" tanya Brielle penasaran.
Hyun Jung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Atau kau merasa jatuh cinta padaku sehingga membuat wajahmu memerah? Katakan, Brielle," balas Hyun Jung dengan nada bercanda.
Semakin lama pria itu semakin hangat dan bisa dipercaya. Brielle meluruhkan segala keraguan dan ketakutannya.
"Jangan jatuh cinta, Brielle. Dia hanya akan singgah sebentar di hidupmu, jangan buat dirimu terperangkap dalam cinta sesaatnya dan akan menghancurkan seluruh hidupmu nanti," gumam Brielle dalam hatinya.
Hyun Jung melihat Brielle tersenyum tipis dalam diamnya. Dia memperhatikan lebih dalam lagi apa yang sebenarnya sedang gadis itu lakukan. Hingga tiba-tiba senyum lebar Brielle sunggingkan saat kedua mata mereka bertemu.
"Kau merasakan sesuatu?" tanya Hyun Jung yang bingung dengan apa yang Brielle lakukan saat itu.
"Aku lapar," balas Brielle.
Dengan menurunkan sudat bibir yang semula terangkat itu membuat Hyun Jung mengekspresikan isi hatinya. Sepertinya dia berharap Brielle menjawab dengan jawaban lain. Tapi kenyataannya Brielle menjawab dengan kata lapar yang seketika membuat Hyun Jung kecewa.
"Kau pikir aku jatuh cinta padamu hanya karena aku tersenyum ke arahmu? Hai, Tuan. Jangan harapkan hal itu terjadi. Kita ini musuh," umpat Brielle dengan sangat berani.
* * *