Hannah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut putih, suara tawa terdengar jelas di luar sana, mungkin mereka sedang bercanda ria dan mengenang masa lucu mereka dulu, jujur Hannah ingin melihat Aarun tertawa seperti apa yang ia dengar sekarang. Suara khas tertawa Aarun yang seperti suara memotong bawah sangat lucu baginya.
Suara tawa itu masih sama seperti hari itu, saat di mana mereka berjalan pulang ke rumah saat itu ia bahagia sekali, ketika Aarun menyemangatinya dan memujinya.
Aarun yang hangat yang bisa membuatnya terus jatuh cinta dan semangat menjalani hidupnya yang menyedihkan dulu.
Malam itu Hannah masih ingat.
Hannah menyenggol lengan Aarun " Ketawamu aneh sekali, aku baru mendengar orang ketawa keras seperti itu," ucapnya seraya menahan tawa juga.
"Begitu, memangnya bagaimana suara tawaku, coba kau contohkan?" tanya Aarun heran.