Pangeran Alphin menatap ke luar jendela dengan pandangan kosong. Ibundanya sangat melarang keras Ia kembali ke istana meskipun ratusan kali Ia memohon. Pangeran Alphin yakin di istana sana Rachel sedang sangat membutuhkannya.
"Sia-sia kalau Kau kesana, Alphin. Lionel tidak segan-segan membunuhmu, apalagi sekarang Kaisar sudah tidak ada," ujar Ibundanya.
"Dari segi apapun, aku jauh lebih unggul daripada anak ingusan itu," desis Pangeran Alphin.
"Ya, Ibunda tahu. Tetapi Lionel memiliki segalanya di istana, Ia tidak akan mengotori tangannya dengan darahmu, Alphin. Pedang prajurit dan pengawalnya masih bisa dipakai," ujar Ibundanya lagi.
"Ck, semoga saja anak itu lekas kualat," gumam Pangeran Alphin.
"Arrghhh," desahnya frustasi.