"Ibunda, aku tidak ingin berpisah demi Ibunda," Pangeran Cuon pun menatap wajah ibundanya lekat-lekat.
"Jika Kau sayang pada ibundamu, pergilah dari sini. Pergilah, Nak. Hanya itu satu-satunya jalan keselamatan kita berdua," ucap Selir Camelia.
Selir Camelia yakin akan terjadi pertumpahan di istana karena perebutan tahta kerajaan. Yang Mulia Raja sakit parah dan semakin hari kesadarannya semakin menurun. Beliau memiliki banyak selir yang juga memiliki pangeran-pangeran hebat yang bisa menandingi bahkan menggeser Putra Mahkota.
Pagi itu Selir Camelia kembali memaksa putranya untuk meninggalkan istana secara diam-diam. Pangeran Cuon pun mematuhi perintah ibundanya. Ia membawa satu pengawal yang paling bisa dipercaya untuk menemani perjalanan panjangnya yang memakan waktu berhari-hari.
Air mata dan keringat menyertai tekad bulat Pangeran Cuon. Demi keselamatan ibundanya, demi keselamatan dirinya, dan demi menghindari fitnah di istana, akhirnya Ia pun memilih untuk pergi.
