Usai mengurus rakyat yang mengalami kekeringan dan kelaparan, Raja Phillius mengunjungi lapangan tempat putra sulungnya berlatih memanah. Mengetahui kehadiran Sang Raja, pelatih pun menunduk dan memberikan salam hormat. Pangeran Cuon berhenti sejenak dan mengikuti pelatih, memberikan hormat kepada Sang Ayah.
"Salam hormat untuk Ayahanda Raja," ujar Pangeran Cuon.
Sang Ayah tersenyum lalu menyahut, "Salammu kuterima, Anakku. Berlatihlah yang keras dan sungguh-sungguh, lelahmu akan terbayar ketika Kau besar nanti."
"Baik, Ayahanda," sahut Pangeran Cuon sembari mengangguk mantap.
Pengawal yang berjaga di tepi lapangan dengan cekatan mengambilkan dua kursi untuk duduk Sang Raja dan Pangerannya. Raja Phillius mengucapkan terima kasih dan bergegas duduk lalu menyilakan anaknya untuk duduk pula. Dengan penuh perhatian, Sang Raja pun menanyakan sampai mana pelajaran memanah Pangeran Cuon.
"Aku selalu gagal untuk menentukan titik boneka burung yang bergerak, Ayahanda," keluh Pangeran.